°Gais maaf banget, untuk cover, judul dan deskripsi cerita di ubah. Untuk isi cerita 💯% isinya sama, gak ada sedikit pun yang diubah. Alurnya juga masih nyambung dengan judul baru kok°
Jangan terlalu membenci seseorang, nanti menjadi cinta. Seperti...
Alea berusaha melepas pun percuma, sudah beberapa kali percobaan yang dilakukan Kenzo.
Toh, tenaga Kenzo juga lebih kuat darinya. Jadi ya percuma kalau berusaha melepaskannya.
"Lo gak marah lagi sama gue?" Tanya Alea. "Kita gak musuhan lagi kan?"
"Masih musuhan." Sahut Kenzo.
Alea mendengus kesal, "mau lo apa sih?"
"Lo gak dekat sama Rio lagi." Sahut Kenzo dengan cepat.
"Apaan! Lo gak boleh egois dong!" Bantah Alea lantang. "Gue sama dia udah kayak saudara sendiri. Dia juga gak mungkin suka gue lagi."
"Gak mungkin Alea. Gue cowo, gue tau arti pandangan Rio ke lo." Ucap Kenzo. "Lo mungkin gak suka lagi sama dia, tapi dia?"
"Kayak anak-anak tau gak." Ketus Alea sambil memandangnya sinis.
Kini rangkulan Kenzo terlepas, pandangannya lirih. "Maksud lo, gue kayak anak-anak?! Lo sadar dong! Cowo mana yang gak cemburu, kalau pacarnya dekat sama cowo lain? Gue tanya sama lo, cowo mana?!"
"Terus dengan gue gimana?!" Alea kembali melontarkan pertanyaan. "GUE GIMANA? Lo juga dekat sama Jemima, lo sadar dong! Lo gak bisa egois gini! Gue gak pernah sekalipun larang lo buat dekat sama Jemima, sedangkan lo? Lo ngatur-ngatur semua hidup gue! Hanya karena dekat sama Rio, lo marah-marah gak jelas kayak gini kayak anak-anak"
"Gue sama Jemima sekedar teman seke-
"Sekelas lo bilang?! Sama aja Kenzo!" Bantah Alea memotong ucapan Kenzo. "Gue juga bisa tuh bilang, gue sama Rio hanya sebatas Abang dan Adek. Nyatanya lo gak percaya kan?"
"Tapi Rio mantan lo!" Ucap Kenzo sambil menunjuk wajah Alea dengan suara lantang. Nafasnya menggebu, tatapannya tajam.
"Lantas? Jemima itu siapa lo?" Tanya Alea sinis. "DIA JUGA MANTAN LO! Gue ingeti, kalau lo lupa."
Damn!
Kenzo terdiam sejenak, dia lupa kalau Jemima juga mantannya.
"Gue gini sayang sama lo." Ucap Kenzo lirih. "Gue gak mau lo dekat-dekat sama cowo lain, gue takut hati lo pindah ke yang lain. Susah-susah gue dapeti lo Alea, susah dapeti lo."
"Tapi gak gini caranya." Ucap Alea masih dengan nada tinggi. "Gue juga bukan babu, atau tunangan, atau segalanya lo. Gue masih berstatus pacar lo, sadar! Lo gak bisa dong atur-atur semua tentang gue. Toh, juga lo dekat sama Jemima gue fine aja. Walaupun awalannya gue gedek sama lo!"
"Gue juga gak minta ini terjadi, Lea. Gue gak minta buat Jemima sekelas sama gue. Gue gak tau, gue gak tau kalau Jemima bakal satu sekolah bahkan satu kelas sama gue." Ucap Kenzo. "Gue gak tau apa-apa. Dia yang selalu dekati gue Lea. Lo harus percaya dong!"
"Gue udah percaya sama lo!" Ketus Alea sambil mengelap air matanya. "Tapi lo, GAK PERCAYA SAMA GUE! Agaknya lo pandang gue seperti cewe murahan yang mau cowo sana sini!"
"Le gak gitu maksud gue." Ucap Kenzo berusaha menggapai tangan Alea. "Lo jangan berfikir seperti itu dong!"
"Awas! Gak usah pegang tangan gue. Najis tau gak!" Bantah Alea langsung menepis tangan Kenzo.
Setelahnya ia berjalan meninggalkan Kenzo yang memanggil-manggil namanya berulang kali.
Rasanya sesak, bahunya bergetar, matanya sakit menahan nangis di depan Kenzo.
Niat awal ingin menjauhi sampai ujian selesai, malah seperi ini jadinya. Gimana mau fokus untuk kedepannya.
Mungkin kata putus yang terbaik buat mereka saat ini, sama-sama mempunyai ego yang besar sampai-sampai tidak ada yang mau mengalah dari salah satu.
Kini Alea memutuskan untuk naik grab, cuaca saat ini mendung kembali.
Ia mematikan ponselnya, guna menghindari telfon dari Kenzo yang berulang kali menelfon nya. Dan ada beberapa pesan Kenzo yang masuk di handphone nya.
...
"Lesu amat mukanya om." Sindir Ogik sambil menyesap sepuntung rokok. "Sini deh gabung."
Kenzo pun duduk sambil mengambil menyandarkan badannya di dinding. "Gue, gue gak mau putus sama Alea."
"Masalah apa lagi?" Tanya Arga yang setia menutupi wajahnya dengan buku novelnya.
"Gak tau lah, pusing gue." Sahut Kenzo sambil menelungkup kan wajahnya. "Gue sih yang salah, gak percaya sama Alea. Padahal Alea percaya banget sama gue. Bodoh banget, baru nyadar sekarang."
Ogik membuang rokoknya di sembarang arah, lalu ia duduk di samping Kenzo sambil mengusap-usap pundak Kenzo. "Udahla, fokus dulu ujian. Biarin Alea tenang dulu, lo juga tenang dulu. Kalau udah sama-sama tenang, baru selesain masalahnya. Dari awal kalau perlu."
"Intinya kalian itu harus saling percaya satu sama lain." Ujar Egi. "Komunikasi itu penting."
Kenzo terdiam sejenak, ia merasa salah. Karena dari awal komunikasi mereka kurang. Mereka juga belum tau masa lalu satu sama lain, yang pastinya.