Dua puluh|20

23 12 0
                                    

Happy reading!
...

"Terus lo berdua ngapai?" Tanya Reno mengikuti langkah Edellyn yang masuk.

"Ih parah banget, masih di sekolah." Ucap Edellyn. "Modal dong Kenzo!"

"Kalau gue mau aja, udah gue ajak ke hotel yang bintang sepuluh pun jadi." Ketus Kenzo, lalu kembali menatap wajah Alea. "Gue sayang sama Alea, gak mungkin gue rusak tubuhnya, gue gak se brengsek itu. Alea lagi obati luka gue, di sini."

Kenzo menunjukan nya di dekat area bibir.

"Oh Alea ngobatinnya pakai bibir?" Tanya Reno lalu tertawa.

"Maksudnya?" Tanya Alea bingung, memang bisa ya?

"St, gausah dengerin Reno." Ucap Kenzo, bahaya nih soalnya Alea masih terlalu polos. "Lo fokus obati gue aja lagi."

Alea memanyunkan bibirnya, "ish."

"Terus kok lo di kelas aja Le?" Tanya Edellyn.

Alea memandang Edellyn sinis, "belajar bego! Sebentar lagi ujian!"

"Oh, gue fikir lo sengaja di kelas biar Kenzo datang kalian berduaan deh." Ucap Reno tertawa.

"Kalau dua hari lagi ujian, otomatis anak baru yang laki-laki itu sebentar lagi masuk dong." Ucap Edellyn kembali mengingat gosip-gosip itu.

"Oh, terus kamu senang?" Tanya Reno cemburu.

"Gak loh sayang, aku kan cuma kasih tau ke mereka berdua." Sahut Edellyn. "Hubungan mereka kan baru awal, masa udah ada pelakor sih."

"Oh jadi lo nuduh gue Lyn? Lo nuduh gue bakal sama anak baru itu?!" Tanya Alea sinis, sambil membereskan kembali semua obat-obatan yang sudah di pakainya, dibantu juga dengan Kenzo.

Edellyn tertawa melihat tingkah Alea, "ngomong-ngomong lo kenapa?"

Kenzo menoleh menatap Edellyn, "kamu nanyea?"

"Bangke!" Umpat Edellyn. "Gue nanya bagus-bagus ya!"

"Biasa." Sahut Kenzo lalu berdiri sambil membawa kotak p3k. "Gue balikin ini ya sambil balik ke kelas. Terima kasih untuk menjadi dokter gue Alea, sama satu suapan bekal lo."

Alea menggeleng heran, "yaudah iya sama-sama. Lihat jalannya awas lo ketabrak."

Kenzo terkekeh, lalu memandang arah depannya. Lalu berjalan hingga tubuhnya tidak terlihat lagi oleh pandangan Alea.

"Eh, lo udah hampir seminggu kan?" Tanya Edellyn.

Alea mengangguk sambil memakan makan siangnya tadi yang sempat tertunda.

"Terus kok masih lo gue?" Tanya Edellyn lagi.

Alea mengangkat bahunya acuh, "gue masih nyaman panggilan lo gue."

"Yang romantis dong Le." Saran Edellyn. "Lo ubah jadi aku kamu coba."

Alea menggeleng, "tunggu Kenzo aja yang ubah. Nanti gue tinggal ikut."

Edellyn menatap Alea bingung, "yaudahla senyaman lo aja."

Setelah mengucapkan itu, Edellyn dan Reno kembali bercengkrama di meja belakang Alea.

Pasangan ini membuat Alea berdecih pelan, jadi nyamuk lagi dia.

...

Pelajaran matematika membuat dua sekawan ini menghembuskan nafas kasar.

Rasanya otak Alea sudah ingin mengeluarkan asap seperti kartun-kartun di televisi

Ulangan dadakan yang di adakan, membuat kedua nya mendapatkan tulisan remedial besar-besaran tepat di lembar jawabannya.

Tak mau ambil pusing, Edellyn mengacak kertas itu, lalu dibuang nya ke tong sampah.

Alea menatapnya dengan tatapan sulit diartikan. "Lo mau pulang?"

Edellyn mengangguk, "Reno udah di parkiran."

Setelah mengatakan itu, Edellyn mengambil tas nya lalu keluar kelas.

Sedangkan Alea, masih membereskan semua yang ada di mejanya.

Setalah semua selesai, Alea menenteng tas nya lalu keluar.

Hap!

"EH, woi woi! Siapa ini?!"

"Calon suami."

"Ck! Kenzo!" Teriak Alea dengan tangannya yang berusaha melepaskan tangan Kenzo yang menutupi matanya.

Kenzo membukanya lalu terkikik, "lo baru keluar hm?"

Alea mengangguk, lalu berjalan diiringi dengan Kenzo yang memegang tangannya.

"Mau makan apa?" Tanya Kenzo.

"Terserah." Sahut Alea.

"Alea." Ucap Kenzo malas. "Bisa gak, jawabannya selain terserah?"

Alea menggeleng, "bingung lho."

"Ya lo mau apa emangnya?" Tanya Kenzo.

Tak terasa kini mereka sudah sampai di parkiran.

Alea menatap Kenzo dengan lekat. "Kok lo bisa seganteng ini sih?!"

Kenzo mengalihkan pandangan nya, wajahnya bersemu merah. "Jangan gitu ih, gue baper."

"Gak peduli, tapi lo ganteng banget!" Pekik Alea seakan tak terima.

"Alea ish, nanti dikira gue pakai blush-on." Ucap Kenzo masih setia memalingkan wajah. "Ayo naik, nanti gue makin baper."

Alea tertawa kecil, "lucu banget pacar gue."

"Alea." Peringat Kenzo yang sudah naik di atas motor, lalu ia menyodorkan helmnya. "Gue ngambek, pakai sendiri."

"Kalau gitu gue juga gantian ngambek," sahut Alea.

Kenzo membulatkan matanya, "apaan ih! Gak aci! Curang! Seharusnya di bujuk kek."

Lagi-lagi membuat Alea tertawa. "Yaudah, gak jadi ngambek. Tapi lo juga jangan ngambek."

Kenzo mengangguk kecil, lalu menghidupkan mesin motornya. Disusul dengan Alea yang naik, ketika selesai memakai helmnya sendiri.

Sebuah pasang mata melihat ke arah mereka dengan tersenyum miring, "manis manis dahulu kawan. Awas nanti nangis, sampai ngadu ke polisi."

...

Vote and coment yaa

Vote and coment yaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
hate so loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang