Chapter 1
"Pa, pokoknya aku yang bawa mobil maserati kak Natta ya.."
Teriakan terdengar dari arah tangga dari lantai dua mansion keluarga Marquess Arial. Terlihat seorang pemuda gagah berjalan menuruni tangga sembari mulutnya tidak berhenti berbicara. Omega yang dipanggilnya papa menatap lurus ke arah anaknya yang nomor dua yang anteng menikmati sarapannya di depannya setelah mendengar permintaan pemuda yang baru turun dari tangga tersebut.
"Nattawin..." Panggil omega itu pelan meminta atensi dari si second child. Natta mengubah ekspresinya menjadi datar karena dirinya sudah mengetahui apa yang akan diminta oleh papanya.
"Iya, terserah papa. Tidak perlu membelikanku mobil apabila benda itu terus dipakai oleh Ayden," sahutnya setelah menelan bulat-bulat roti dalam mulut tanpa mengunyah. Mata sang Marquess yang sedari tadi sibuk dengan korannya melirik ke arah dua orang omega berbeda generasi tersebut.
"Ayden, kamukan belum cukup legal untuk membawa mobil." Sang Marquess mencoba menengahi. Bukan salah anak keduanya mengatakan hal demikian. Mobil yang diminta oleh Ayden merupakan mobil hadiah ulang tahun untuk anak tengahnya yang ketujuh belas tahun dan telah berhasil shifting. Kini si bungsu meminta mobil itu untuk dipakainya ke sekolah.
"Ayah!" Pekik si bungsu tidak terima. Dirinya alpha tentu memiliki keistimewaan sendiri untuk mengendarai mobil meskipun usianya belum legal. Berbeda dengan omega yang harus berusia tujuh minimal belas tahun untuk mendapatkan driving license mereka.
"Natta sayang. Berikan adikmu hmm?" pinta papanya membuat Natta memutar bola matanya jengah. Selalu seperti ini. Natta harus mengalah untuk kedua saudara alphanya yang istimewa tersebut. Ayahnya sudah adil namun tidak dengan papanya yang terlihat sekali pilih kasihnya. Papanya terlalu fokus dengan anak pertama dan anak terakhir membuat anak tengah seperti dirinya selalu mendapatkan kesempatan nomor sekian.
"Ayden, ayah yang akan mengantarmu ke sekolah."
"Tidak mau!" Pekik si bungsu kekanakan.
"Aku harus langsung ke Evandareen untuk mengikuti kelas matematika tambahan sebelum olimpiade bulan depan. Tidak sempat menunggui ayah untuk ke Archadya Castle dulu," sambung si bungsu. Ayden takut terlambat jika ia diantar oleh sang ayah. Agenda ayah akan menelan minimal tiga puluh menit waktunya karena sebelum keluar dari lingkungan tersebut ayah harus memberikan beberapa file laporan untuk dibaca Kaisar tertinggi di Archadya.
Mata papanya semakin mendesak Natta membuat omega muda itupun mengeluarkan ekspresi yang luar biasa kecewa.
"Aku juga nanti sore ada janji dengan teman-temanku."
"Kenapa bukan temanmu yang bawa mobil?" serobot si bungsu sembari memakai sepatunya.
"Mereka sudah membawanya minggu lalu, sekarang giliranku."
"Acaramu memang lebih penting dari acaraku?"
"Yasudah pakai saja, Ayden. Kakakmu juga tidak memiliki acara penting. Olimpiademu harus mendapat prioritas."
Papa seenaknya berkata sembari membantu Ayden mengambil kunci mobil milik Natta. Omega yang dewasa itu tidak mau apabila pagi-pagi terdengar suara keributan di mansionnya. Malu juga terhadap guard yang menjaga mansion mereka.
Natta tampak sangat terluka, lagi-lagi papanya meletakkannya pada posisi seperti ini. "Papa selalu tidak adil terhadapku."
"Natta, kau harus mengalah dengan adikmu."
Natta memandang marah pada papanya yang sudah menyerahkan kunci mobilnya pada Ayden.
"Kalau kakak harus mengalah pada adik, mengapa Mario tidak pernah mengalah padaku dan papa selalu akan membela Mario!" pekik Natta marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
RHYTHM OF THE MOON - MILEAPO [COMPLETED]
FanfictionRhythm of The Moon Arial Nattawin Wayde merupakan anak tengah yang sama sekali tidak memiliki sesuatu yang membanggakan. Meskipun terlahir sebagai anak dari bangsawan bergelar Marquess tidak juga membuatnya terlihat spesial. Terlebih lagi menjadi sa...