Chapter 15
Natta lagi-lagi tersasar ke dunia yang sangat tidak familiar untuknya. Dirinya berada di tengah-tengah sebuah aula yang memiliki banyak lorong yang membuat kakinya berhenti melangkah. Lorong yang sama dengan lorong yang sebelumnya dirinya jelajahi atas instruksi dari Dania.
Beberapa jam lalu, Dania—atas perintah Kaisar menuntun Natta untuk menjelajah dunia yang sedikitpun tidak dirinya pahami. Natta ingin menolak karena hal itu menyangkut keselamatannya. Membiarkan sukmanya pergi dari tubuh sementara dan berpetualang di alam mistis. Siapa yang tidak takut?
Dania mengatakan dunia yang dirinya tapaki bernama Reamhaisneis. Suatu dimensi perlindungan yang hanya bisa dimasuki oleh jiwa-jiwa terpilih termasuk Natta.
Ini gila, tidak pernah mampir dalam bayangannya bahwa dirinya adalah orang terpilih itu. Selama ini Natta merasa bahwa dirinya sama sekali tidak memiliki keunggulan dan terlalu biasa.
“Moon Goddess menjaga kekuatan anda agar tidak sampai menarik perhatian kerajaan lain, Your Highness.”
Natta hanya terdiam tidak mampu menjawab ketika Dania menyampaikan sebuah informasi padanya mengenai kelahirannya. Permasalahannya adalah dunia mereka sudah sangat maju, masih ada yang percaya reinkarnasi dari seorang dewi yang membawa kekuatan bulan?
Natta merasa cukup aneh namun selayaknya seorang consort dari putra Kaisar, dirinya memilih diam tidak menolak ataupun menerima karena menghormati kepercayaan Kaisar serta Luna adalah hal wajib yang dirinya lakukan.
Sang Duchess hanya pasrah apapun yang dimintakan Kaisar untuk dirinya lakukan, termasuk mendatangi Dania di paviliunnya dan menjelajahi dimensi Reamhaisneis untuk yang kedua kalinya.
“Your Highness, apakah anda mendengarku?”
Tanya Dania, hanya suara guru spiritual itu yang terdengar. Badannya tidak ada karena hanya jiwa Natta yang memasuki ke ilusi perlindungan tersebut.
“Iya, Dania. Aku mendengarmu dengan baik.”
Jawab Natta, sebetulnya Natta dilanda ketakutan namun selalu saja otaknya berpegang teguh pada prinsip yang otomatis terbentuk ketika dirinya sudah sah menjadi seorang Duchess. Apapun akan dirinya lakukan untuk melawan ketakutannya.
“Apakah anda berada di tengah-tengah persimpangan yang ada di ruangan tersebut?”
Natta memperhatikan sekelilingnya, betulan bahwa dirinya ada di pertengahan persimpangan yang ada di dalam ruangan. Di depannya, di belakangnya, disamping kanan maupun kiri ada lorong. Apabila bisa diperkirakan maka persimpangan ini berbentuk tanda tambah yang begitu lurus sempurna.
“Berjalan lurus, Your Highness. Pastikan anda tidak melihat ke arah belakang.”
Ketakutannya semakin besar, mengapa Natta tidak boleh melirik ke arah belakang. Apakah ada sesuatu yang mengikutinya?“K-kenapa?”
Tanya sang Duchess terbata.“Anda harus fokus.”
Natta memang tidak lega namun berusaha untuk tidak lagi menanggapi pikiran negatifnya. Kini kakinya sudah betulan melangkah tanpa ragu. Tidak lama setelah itu kakinya mendadak terhenti karena melihat sebuah objek yang cukup besar dan berdiri di hadapannya. Natta tertegun menyaksian sebuah benda yang begitu indahnya terpahat sempurna tepat berada di tengah-tengah ruangan. Matanya menyorot tajam memperhatikan dengan lekat benda tersebut.“Apa yang anda lihat?”
Tanya Dania.“Patung dengan sayap berwarna hitam dan putih.”
“Bagaimana bentuk patungnya?”
“Berdiri tegak dengan senyum aneh ke arahku.”
“Apakah anda melihat benda lain?”
Natta mengedarkan pandangannya ke kanan dan kiri. Matanya menangkap dua figura yang satunya berwarna cerah dan satu lagi berwarna hitam dan putih di sisi kanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
RHYTHM OF THE MOON - MILEAPO [COMPLETED]
FanfictionRhythm of The Moon Arial Nattawin Wayde merupakan anak tengah yang sama sekali tidak memiliki sesuatu yang membanggakan. Meskipun terlahir sebagai anak dari bangsawan bergelar Marquess tidak juga membuatnya terlihat spesial. Terlebih lagi menjadi sa...