Chapter 32
Mile tempak tersenyum tipis menyaksikan pemandangan dari arah kolam renang yang ada di penthouse miliknya. Penthouse yang terletak cukup jauh dari pusat kota Archadya namun memiliki segala fasilitas yang Mile butuhkan saat akan menyusun segala strategi penyerangannya. Di tangannya terdapat sebuah gelas pendek yang berisi minuman beralkohol dengan racikan terbaik. Jangan lupakan satu batang cigarret yang sedari awal menemaninya ketika mulai menapakti segala keseriusan dalam kepalanya.
Bunyi langkah kaki terdengar cukup menggema di belakangnya namun Mile sama sekali tidak terpengaruh. Alpha itu tidak perlu repot-repot membalikkan posisinya guna mencari tau siapa yang berjalan mendekat ke arahnya.
“Tindakanmu cukup bodoh.”
Terdengar sebuah suara yang belum menampakan wujudnya di hadapan Mile yang masih menikmati liquiernya.“Hyde does it.”
Balas Mile santai seolah-olah hal yang demikian terjadi cukup normal.“I know it so well. Mana mungkin seorang Cassia Mile Pearce membunuh tanpa persiapan dan perhitungan yang matang.”
Tawa Mile terdengar cukup sarkastik dan meletakkan gelasnya begitu saja. Alpha itupun melirik ke arah samping dimana sepupunya Vegas tengah kerepotan membuka beer kecil yang ada di bar penthouse tersebut.“Aku tidak tau kau mengertiku dengan teramat baik.”
Vegas tidak membalas lagi entah itu pujian atau sindiran dari Mile. Alpha yang tengah menjalin hubungan dengan anak dari tetua Vier itu tampak menyusul posisi duduk sang Duke di dekat pembatas rooftop penthouse miliknya. Melihat bagaimana megah dan indahnya pemandangan mewah dari posisi mereka saat ini.“Aku pikir kau akan langsung menyingkirkan Richard.”
Mile mengendikkan bahunya. Sang Duke tidak sebodoh itu untuk menyingkirkan Richard paling pertama. Menghilangkan satu persatu pendukungnya jelas akan Mile lakukan terlebih dahulu. Melucuti kekuasaan berikut kekuatan kakaknya hingga titik paling rendah sehingga menyebabkan alpha itu sendirian dan tanpa sadar akan begitu pengecut menyerahkan segalanya untuk Mile tanpa diminta.Pecundang, Mile ingin melihat kakaknya layaknya pecundang.
“Ternyata kau menyingkirkan Thara terlebih dulu.”
Senyum sang Duke tidak luntur sedikitpun, memang kematian Thara sebetulnya nomor sekian namun serigala yang bersemanyam di tubuhnya tidak merasa cukup tahan. Mile sempat teramat murka karena kematian Thara belum direncanakan sedekat ini. Namun Hyde yang terlalu marah akan hal yang Richard lakukan pada Natta membuatnya merasa makhlum apabila Hyde sampai senekat ini padahal tidak menerima perintah darinya.
Pertama Richard berencana membunuh Natta, meskipun batal. Kedua Richard berani menyentuh tubuh Natta. Cukup membuat Hyde memiliki alasan untuk membuat Richard merasakan akibatnya. Apabila Natta menerima satu kesakitan dari orang lain, maka Hyde akan membalasnya seratus kali lipat. Hyde yang tidak akan pernah rela apabila objek dari segala fantasy dan obsesinya disentuh oleh orang lain.
“So what’s your next step?”
Mile masih belum menatap ke arah Vegas dan kembali melanjutkan aktivitasnya meminum alcohol.“Aku sudah dalam tahap ingin melempar tubuhmu dari atas sini, Your Highness Duke of Archadya.”
Ucap Vegas datar karena dari tiga hari ini, Mile betulan tidak melakukan apapun. Sibuk bersama consortnya tanpa memberikannya instruksi jelas. Vegas merasa sudah di tahap tidak bisa berdiam diri lebih lama lagi. Adrenalinnya perlu dipicu untuk keluar.Pikiran Mile melayang saat malam dimana Thara terbunuh secara tragis di tangan Hyde. Mile yang berusaha menguasai dirinya langsung menyusun strategi untuk mengamankan segala bukti keterlibatannya dalam pembunuhan Thara. Sebetulnya menghancurkan dan membakar mobil yang di dalamnya sudah ada Thara yang dalam keadaan sekarat tidak termasuk rencana, namun akan sangat mudah bagi penyidik kacangan sekalipun untuk menemukan bukti jejak pembunuhan yang dirinya lakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
RHYTHM OF THE MOON - MILEAPO [COMPLETED]
FanfictionRhythm of The Moon Arial Nattawin Wayde merupakan anak tengah yang sama sekali tidak memiliki sesuatu yang membanggakan. Meskipun terlahir sebagai anak dari bangsawan bergelar Marquess tidak juga membuatnya terlihat spesial. Terlebih lagi menjadi sa...