Warn!
Chapter ini cukup panjang. Bacanya pelan pelan ya, hayati setiap kalimatnya agar tidak bingung di chapter depan. ^^Chapter 42
Natta mungkin merasa malam ini merupakan malam dimana dirinya begitu terintimidasi ketakutan. Sayup-sayup suara servant dan juga guard yang berlalu lalang dengan langkah panjang di hadapannya membuat pikiran Natta bercabang. Belum lagi tenaga medis dan suara ambulan yang berisik menusuk ke dalam gendang telinga semakin membuat suasana bertambah menakutkan.
Natta memilih menyingkir sejenak sadar diri dengan memberikan jalan bagi brankar yang membawa tubuh Kaisar yang beberapa menit yang lalu terjatuh dalam kondisi yang sangat kritis. Natta yang saat ini berada di dalam paviliun kedua orang tua suaminya bersama Richard yang juga sibuk membantu petugas medis mendorong brankar untuk masuk ke dalam ambulan. Kepanikan besar jelas saja terasa, terutama bagi mereka yang memiliki hubungan kekerabatan bersama Kaisar.
Natta sebetulnya tidak ingin terlihat menonjol dan mencari muka, namun isakan keras Luna Nadh mampu menggetarkan hatinya. Dengan lekas sang Grand Duchess memeluk tubuh kurus Luna Nadh yang masih menangis tersebut. Setelah tubuh Kaisar mulai disiapkan untuk masuk ke dalam brankar, diam-diam mata bulatnya melirik ke dalam kamar kedua orang pemimpin tertinggi Archadya tersebut.
Natta menarik napasnya panjang menyaksikan bagaimana keadaan kacau di dalam ruangan dimana Luna Nadh dan juga Kaisar menghabiskan waktu istirahat mereka. Linen yang seharusnya berwarna putih bersih berubah warna menjadi merah pekat, lantai marmer dengan gumpalan darah yang berceceran. Terasa menyayat hati dan menusuk ke perasaannya kala membayangkan bagaimana detik-detik Luna Nadh menemani Kaisar yang memuntahkan darah tiada henti.
Natta yang dalam tahap membayangkan saja sampai merasa cukup trauma dan ketakutan. Tidak tau bagaimana kuatnya sang Luna menghadapi situasi tadi yang sangat menguji kewarasannya.
Luna Nadh adalah salah satu omega yang paling tabah yang Natta kenal. Membuat Natta kagum akan mertuanya yang pasti berusaha keras menahan dirinya untuk tetap setia di samping Kaisar kala omega itu menyaksikan betapa menderitanya tubuh renta suaminya harus mengalami rasa sakit yang terasa membelah tubuhnya.
Dirinya dan Richard baru dikabari lima belas menit yang lalu oleh ajudan yang ada di paviliun Luna Nadh dan juga Kaisar. Natta tau, cepat atau lambat, hal ini pasti terjadi. Bagaimana Mile akan dengan tega membinasakan seluruh keluarganya satu persatu. Bergiliran. Dimulai dari yang dirasa sedikit mengganggu lalu dilanjutkan ke orang-orang penting.
Natta masih setia memeluk Luna Nadh, omega itu juga tidak kuasa menahan air matanya kala melihat tangisan sang Luna yang juga tidak kunjung berhenti. Seakan Natta mampu merasakan bagaimana syok dan bingungnya omega pemilik tahta tertinggi di Archadya tersebut.
Natta menantikan Mile dengan teramat cemas, alpha itu konon tengah berada di luar istana untuk melakukan pertemuan diplomasi dengan Gubernur Whitestone atas perintah dari Richard. Pertemuan yang terasa tidak wajar namun akan sangat biasa-biasa saja apabila Mile yang melakukannya. Apalagi ada tambahan perintah seorang calon Kaisar. Tidak ada yang berani mengkritisi hal tersebut.
“Natt, kamu temani papa disini, kakak yang akan ke royal hospital.”
Suara Richard terdengar gemetar panik. Wajar, siapa yang tidak khawatir apabila melihat keadaan orangtua yang demikian. Namun alpha itu terlihat berusaha keras mengendalikan dirinya agar tidak lemah seperti saat dirinya menghadapi kematian Thara.“Baik kak.”
Balas Natta sembari mengangguk begitu saja mendengar titah dari Richard yang demikian. Richard memandang ke dalam bola mata Natta yang sejernih air dan terlihat sangat mempesona membuatnya tanpa sadar bergerak mendekati Natta memeluk erat tubuh sintal itu dengan erat. Seolah-olah Richard meminta untuk dikuatkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
RHYTHM OF THE MOON - MILEAPO [COMPLETED]
FanfictionRhythm of The Moon Arial Nattawin Wayde merupakan anak tengah yang sama sekali tidak memiliki sesuatu yang membanggakan. Meskipun terlahir sebagai anak dari bangsawan bergelar Marquess tidak juga membuatnya terlihat spesial. Terlebih lagi menjadi sa...