16. We will protect you

3.4K 437 119
                                    

Chapter 16

Kris dengan wajah yang begitu serius menyaksikan proses interogasi dari balik layar komputernya. Jenderal utama itu tengah berada dalam tugasnya untuk melanjutkan penyelidikan kematian Marquess Onyx bersama satu assistennya yang juga sama seriusnya menyaksikan dua orang teamnya dan salah satu Menteri kesayangan Kaisar yaitu Marquess Arial yang juga ayah dari Duchess Arial Nattawin.

Wajah Marquess Arial betul-betul tenang dan sama sekali tidak menunjukkan raut ketakutan—hal biasa yang terlihat di awal ketika pelaku pertama kali di wawancarai atas tuduhan kasus. Namun meskipun sejak awal tidak pernah menunjukkan raut mencurigakan, tetap saja menginterogasi seluruh pejabat istana adalah hal wajib yang dirinya lakukan. Dan Marquess Arial termasuk dari orang-orang yang dirinya curigai.

Kris semakin serius mendengarkan ketika salah satu team penyidiknya menanyakan alibi Marquess Arial ketika di jam kematian Marquess Onyx. Bukan tanpa alasan ayah dari Duchess Arial Nattawin itu juga menjadi salah satu orang yang dirinya naikkan statusnya  menjadi saksi, karena saat hari kematian Marquess Onyx, Marquess Arial juga terlebih dahulu meninggalkan acara perjamuan dengan dalih menjemput putra bungsunya yang ketika itu olimpiade di luar daerah.

Saat itu hanya ada dua Menteri yang meninggalkan acara, Marquess Arial yang mengatakan akan menghabiskan waktu dengan putra bungsunya dan Marquess Onyx yang ingin menyambut putrinya.

Ketenangan raut wajah dan penyampaian jawaban dari Marquess Arial justru membuat Kris cukup frustasi karena saksi terakhir yang dirinya curigai betul-betul memiliki pembelaannya sendiri serta bukti-bukti valid yang mampu Marquess Arial serahkan.

Alibi sang Marquess begitu masuk akal karena ketika itu Marquess Arial betulan menghabiskan waktunya menjemput putranya dan makan malam di rumah bersama anak-anak serta consortnya terlihat dari rekaman CCTV di sekolah putranya, dashboard cam, record GPS mobil dan juga CCTV di mansion Arial.

Setelah menyaksikan dengan seksama proses interogasi Marquess Arial bersama dua orang teamnya. Kris memutuskan untuk tidak melanjutkannya penyelidikannya pada Marquess Arial. Meskipun mungkin tidak ada dukungan bukti berupa rekaman video, alpha itu juga sesungguhnya mampu merasakan bahwa Marquess Arial bukanlah pelaku.

Tidak ada raut takut dan suaranya begitu stabil dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang cukup menjebak. Pengalaman Kris bertahun-tahun dalam melakukan penyelidikan tentu membuat instingnya terlatih sehingga mampu membedakan mana raut yang tenang karena mereka bukan pelaku dan mana yang tenang karena psychopath dan tidak memiliki rasa empati. 

Kris merasa bahwa apapun yang keluar dari bibir Minister of Culture and Tourism itu betulan jujur apa adanya. Tidak ada hal yang dibuat-buat lalu ditambah track record yang bersih selama menjadi Menteri di cabinet pemerintahan Kaisar Cassia Peter. Jangan lupakan bahwa Marquess Arial  selalu menjadi pihak netral dan tidak pernah terlibat oposisi manapun membuat Kris merasa cukup bersalah karena meletakan Marquess Arial pada status saksi—dimana status saksi juga merupakan status yang cukup berat karena apabila satu aja perkataannya yang melenceng maka memiliki potensi naik menjadi tersangka.

“Terimakasih atas kerjasamanya, Marquess Arial. Apabila ada hal yang ingin ditanyakan, silahkan.”

Ucap salah satu team penginterogasi Marquess Arial siang itu. Sesungguhnya Marquess Arial merasa lelah menjawab pertanyaan-pertanyaan yang  sangat banyak dan seolah tidak ada habisnya. Namun untuk melancarkan penyelidikan, jelas Marquess Arial harus manut pada proses yang telah ditentukan pihak kepolisian.
Meskipun consortnya sempat panik ketika surat pemanggilan tiba di mansion mereka namun karena Marquess Arial tidak merasa melakukan hal itu maka dirinya jelas tidak akan mangkir dari pemanggilan tersebut.

RHYTHM OF THE MOON - MILEAPO [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang