33. Her sacrifice started

3.5K 491 113
                                    

Chapter 33

Ayden merasakan pening di kepalanya. Bukan karena tugas dari sekolah yang sulit atau olimpiade atau bahkan perlombaan yang penuh tantangan. Namun hanya karena sebait kalimat dari seorang shaman yang lagi-lagi dipanggil oleh papanya membuat Ayden badmood sepanjang hari.

“Helios dan Persephone jatuh pada dua putra anda, khun Uss.”
Baik-baik Ayden ingat kalimat penuh takhayul tersebut dan lebih gilanya lagi, Persephone adalah kak Nattanya sementara Helios adalah dirinya. Darimana teori gila itu. Ayden sebetulnya tidak apa-apa apabila diberkati para dewa-dewa yang bahkan tidak pernah dirinya dengar selain Selene—Moon Goodess. Namun ada satu hal yang membuat Ayden menjerit-jerit pilu dalam hatinya. Semua itu karena saran dari shaman bernama Tina itu yang mengharuskan dirinya mengikuti ritual tidak berlogika untuk menebus dosa Helios.

Pa aku tidak mau!”
Ayden telah menolak sedari awal namun sorot sendu papanya membuat Ayden tidak kuasa untuk acuh. Ayden sempat kabur ke ayah dan kak Mario untuk mengatakan betapa keberatannya dirinya dalam mengikuti ritual aneh semacam itu.

Ikuti saja apa mau papa Ayden.”

“Kakak mendukung papa, ritual itu mungkin bisa membuatmu jadi anak baik dan tidak merundung kak Natta lagi, Ayden.

Tidak ada yang mendukungnya membuat Ayden dengan terpaksa harus menjalani ritualnya sore ini. Terlihat di halaman belakang mansion Arial, shaman tersebut tengah menyiapkan peralatan ritualnya. Di tempat biasa Ayden melakukan kegiatan belajarnya kini sudah ada banyak sekali persembahan untuk diberikan kepada The Almighty agar memberikan segala berkat dan restunya untuk kelancaran ritual.

Ayden menatap papa, ayah dan juga Mario yang mengenakan jubah berwarna merah—sesuai dengan warna lambang dari dewa Helios lalu dirinya mengenakan jubah berwarna putih.

“khun Ayden, silahkan duduk di tengah-tengah lingkaran kapurnya.”
Ucap Tina, Ayden tampak ragu-ragu dan menatap ke arah papa, setelah itu khun Uss mengangguk lalu Aydenpun berjalan dan segera duduk di tengah lingkaran yang dipersiapkan sebagai singgasananya.

Oh God! Tidak sedikitpun Ayden merasa iklas dengan hal yang dirinya lakukan saat ini. Namun yang bisa dirinya lakukan adalah menurut dan pasrah pada apapun perkataan papa. Karena terakhir Ayden bandel dan melawan papa, dirinya kecelakaan dan mengalami keseleo sehingga membuat dirinya tidak bisa mewakili sekolahnya untuk melakukan pertandingan basket.

Tina segera mengambil sebuah kendi yang sebelumnya sempat dibakar diatas kayu manis dan juga menyan lalu di dalamnya terdapat air suci yang diambil langsung dari sumber mata air gunung Arkeda. Secara perlahan, wanita itu menuangkan air suci tersebut diatas kepala Ayden. Lalu Ayden diikat menggunakan benang berwarna putih yang telah terisi koin besi seberat tiga kilogram. Ayden masih belum berkata terlalu banyak.

“Tolong kenakan penutup kepala anda semua.”
Perintah shaman itu lagi yang membuat kedua orangtuanya dan juga Mario segera menggunakan penutup kepala mereka.

Tina bersimpuh di hadapan Ayden, alpha muda dari klan Arial tersebut masih tahan dengan ekspresi datarnya dan  Tina langsung menyentuh kepalanya lalu mengusap matanya menggunakan daun sirih. Ayden tiba-tiba merasa kantuk yang luar biasa dan tanpa sadar memejamkan matanya.

Open your eyes, khun Ayden.”
Perlahan Ayden membuka matanya dan alpha itu cukup terkejut karena dirinya kini berada di tengah-tengah lapangan yang begitu indahnya. Taman bunga bermekaran dengan berbagai tumbuhan yang Ayden sendiri merasa belum pernah menemukannya di dunianya.

Ayden melirik ke arah samping, terlihat seorang wanita dengan paras yang begitu mempesona dengan mahkota bunga di kepalanya. Rambut berwarna maroon bergelombang. Ayden merasa terpana dengan paras dari wanita tersebut.

RHYTHM OF THE MOON - MILEAPO [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang