Epilogue 1 :
Natta memandang dirinya di hadapan pantulan cermin berukuran cukup tinggi. Berkali-kali omega itu terlihat menghembuskan napasnya frustasi akan keadaannya saat ini. Kenapa Natta harus mengalami hal seperti ini lagi? –For sure? Ketiga kalinya?
God, mengapa bukan orang lain yang mengalaminya? Kenapa harus Natta?
Apakah latihan berat yang dirinya lakukan selama ini kurang? Bahkan Natta sering tidak perduli setibanya dari berbagai jadwal super padat dan mencekik sampai membuatnya hampir pingsan. Natta tetap mendatangi sport point, jogging di treadmill atau berenang agar tubuhnya tetap atletis dan kencang. Sekarang semuanya menghilang dalam sekejap mata. Justru di beberapa bagian sudah mulai lembek kembali.
Semua kerja kerasnya berakhir sia-sia membuat Natta merasa sedih dan insecure. Belum lagi komentar orang-orang yang mengatai pipinya sudah mirip roti kukus, Natta betulan sendu mendengar kritikan tersebut. Perasaan sensitifnya yang terlewat tajam seringkali membuat Natta kerepotan sendiri. Dan itu jelas dipengaruhi oleh keadaannya saat ini.
Hanya ada nama satu orang yang harus mempertanggung jawabkan hal yang terjadi pada Natta. Lekas-lekas omega dari klan Arial itu memakai pakaian loose yang nyaman setelah menyelesaikan acara mandinya di pagi yang cukup cerah itu. Bersiap menemui si pelaku yang membuatnya berada dalam fase ini lagi. Natta harus mengumpatinya atau bahkan memukulnya menggunakan berbagai peralatan yang ada dalam ruang kerjanya. Sungguh, harus ada hal yang bisa dirinya gunakan sebagai pelampiasan akan rasa kesalnya.
“Pa?”
Langkah kaki Natta terhenti kala suara itu terdengar di telinganya, dialihkan pandangannya ke arah seorang anak laki-laki yang melihatnya dengan tatapan yang cukup polos sembari meminum susunya.“Where is your dad?”
Tanya Natta dengan perlahan menghampiri laki-laki kecil itu lalu melayangkan sebuah kecupan halus di dahinya.“Library I guess.”
Balas anak laki-laki itu acuh tidak mengidahkan Natta yang mulai marah-marah lagi pagi itu. Sepertinya laki-laki kecil itu sudah terlalu biasa melihat ekspresi Natta yang demikian.“Alright, thank you honey.”
Balas Natta kini beralih untuk menaiki tangga lagi untuk mencari seseorang di dalam perpustakaan tempat tinggal mereka. Napas Natta cukup memburu karena kali ini betulan merasa kesusahan untuk menaiki tangga kembali. Omega itupun menapaki satu persatu anak tangga di hadapannya dengan perlahan, seperti seseorang laki-laki yang telah memasuki usia renta.Usaha yang teramat keras Natta lakukan mencapai ruangan penuh buku yang dimilikinya secara pribadi. Meskipun memerlukan waktu yang sangat lama untuknya mencapai ruangan tersebut, seperti tengah membawa beton dalam perjalanannya. Namun Natta tidak berniat menyerah.
Setelah mencapai pintu ruangan tersebut, Natta tidak lekas membukanya melainkan mengatur napasnya terlebih dahulu. Tidak mau terlihat berantakan menemui pelaku yang membuatnya berada dalam kondisi saat ini. Marah-marah jelas membutuhkan napas yang panjang.
Ketika Natta telah berhasil mengatur napasnya dan bersiap mengeluarkan segala umpatannya, segera saja omega itu membuka pintu kayu jati dengan ukiran rumit di hadapannya.
“A-p-p-l-e, we say it App—”
Natta yang semula ingin cursing tidak melanjutkan rencananya. Kini justru beralih rasa haru melingkupi seluruh sel di hatinya. Si pelaku yang membuat Natta dalam keadaan sekarang yang semula sibuk dengan kegiatannya bersama putrinya tersenyum manis padanya. Sosok itupun menghentikan kegiatan yang dirinya lakukan sebelumnya.“Daddy what happen?”
Tanya putri kecil mereka kala tidak lagi mendengar suara ayahnya yang mengeja huruf demi huruf dari nama panggilannya untuk membantunya belajar membaca. Tatapan perempuan kecil itupun beralih ke sisi pintu, matanya berbinar ceria menyadari siapa yang kali ini datang mengunjunginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RHYTHM OF THE MOON - MILEAPO [COMPLETED]
FanfictionRhythm of The Moon Arial Nattawin Wayde merupakan anak tengah yang sama sekali tidak memiliki sesuatu yang membanggakan. Meskipun terlahir sebagai anak dari bangsawan bergelar Marquess tidak juga membuatnya terlihat spesial. Terlebih lagi menjadi sa...