Chapter 11
Pagi itu Archadya Castle dihebohkan dengan penemuan mayat seorang Marquess berpangkat tinggi di mansion pribadinya. Tubuh sang Marquess terkoyak mengerikan dengan luka tembak yang begitu banyaknya. Dadanya berlubang dengan pola sayatan yang tidak teratur. Bukan hanya sang Marquess yang terbunuh namun keseluruhan anggota keluarganya termasuk ajudan serta guard yang bekerja untuknya. Tidak ada satupun petunjuk yang mengarah pada pelaku. Pembunuhan itu terlihat sangat rapi dan mungkin saja telah direncanakan dalam waktu yang lama. Sulitnya mendeteksi pelaku menimbulkan spekulasi dan konspirasi dari media massa bahwa pelakunya bukanlah manusia.
Media massa sangat heboh memberitakan kasus ini secara massive, solah ingin memanfaatkan berita ini untuk menaikkan pamor perusahaan mereka yang menimbulkan banyak keresahan di tengah masyarakat. Namun banyak juga dari rakyat Archadya yang merasakan duka yang mendalam mengenai kejadian ini. Sosok Marquess Onyx merupakan sosok Menteri yang begitu banyak mendapat simpati dan dicintai karena sepak terjangnya yang kompeten dan jujur dengan membela hak-hak dan keadilan untuk rakyat Achadya terutama masalah pembagian hirearki status sosial.
Siapa saja pasti merasakan kehilangan yang besar bahkan Kaisar sekalipun. Tidak ada yang menyangka bahwa sosok baik hati itu akan mangkat dengan cara mengerikan seperti ini dan meninggalkan cabinet kepemimpinan Kaisar Peter tanpa sedikitpun wasiat.
Seorang alpha dominan berstatus Jenderal elit kepolisian yang tengah bergabung bersama pasukannya untuk menyelidiki ruangan dimana mayat sang Marquess ditemukan. Pikirannya terasa begitu frustasi meskipun raut wajahnya menyorot datar akibat kasus besar yang dihadapinya kini.
Bukti betul-betul lenyap layaknya telah dimusnahkan pelaku. Sang Jenderal juga telah mengerahkan seluruh pasukan terbaik namun memang kasus kematian ini terlihat sangat rapi dan terorganisir. Sidik jari dan DNA pun tidak terdeteksi. CCTV yang seharusnya mendukung penyelidikannya ditemukan mati sejak sore karena petir, padahal kemarin merupakan hari yang sangat cerah. Hal yang begitu tidak wajarnya seolah-olah menguatkan bukti bahwa bukan werewolf pelakunya melainkan iblis yang memiliki kekuatan tidak kasat mata.
Memang Archadya telah modern dan hal semacam itu sudah mulai ditinggalkan sejak puluhan tahun lalu, namun mereka juga tidak bisa mengacuhkan fakta bahwa mereka hidup berdampingan dengan hal yang tidak masuk akal. Mereka saja sebetulnya adalah makhluk immortal berjenis manusia setengah wolf. Shaman dan ramalan saja masih banyak yang percaya.
Mata sang Jenderal dengan begitu tajam menatap anak buahnya yang bekerja memeriksa satu persatu benda yang mungkin saja dapat membantu penyelidikan mereka. Mereka semua tampak berhati-hati dalam pengambilan benda di kamar sang Marquess agar tidak mengacaukan sidik jari pelaku yang mungkin tertempel di salah satu barang tersebut.
“Jenderal Altheo, kosong.”
Ucap satu-satunya wanita yang sang Jenderal libatkan dalam penyelidikan ini yang memberikan kode bahwa betulan tidak ada DNA siapapun di ruangan itu. Sang Jenderal bernama Altheo Christian atau biasanya dipanggil Kris oleh teman-temannya tersebut hanya mengangguk paham.
“Tetap fokuskan dengan barang bukti yang berpotensi.”
“Siap, Jenderal.”
Seorang Jenderal elit seperti Kris seharusnya tidak terlibat namun memilih terjun langsung dalam penyelidikan. Kematian ini tidak wajar. Malam kemarin sang Marquess tampak baik-baik saja dan sama sekali tidak menunjukkan gesture mencurigakan. Mereka bahkan masih minum sampanye bersama namun memang sang Marquess yang meninggalkan venue terlebih dahulu. Alasannya ingin menyambut putrinya yang akan tiba di mansion malam kemarin. Putrinya baru saja menyelesaikan pendidikan di luar negeri namun malangnya, putri sang Marquess juga ikut menjadi korban kekejaman pembunuhan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
RHYTHM OF THE MOON - MILEAPO [COMPLETED]
FanfictionRhythm of The Moon Arial Nattawin Wayde merupakan anak tengah yang sama sekali tidak memiliki sesuatu yang membanggakan. Meskipun terlahir sebagai anak dari bangsawan bergelar Marquess tidak juga membuatnya terlihat spesial. Terlebih lagi menjadi sa...