20. Descendant of The Darkest

3.3K 450 201
                                    

Chapter 20

Richard kala itu diliputi perasaan yang teramat kacau. Tidak mampu mengungkapkan perasaan apa yang kini mengganggunya. Sedih, kecewa, sakit hati , segala emosi negative seolah tengah berkumpul menjadi satu.  Menyebabkannya berakhir mengunjungi tempat latihan menembak seorang diri. Waktu memang telah menunjukkan pukul satu dini hari, aktivitas di tempat tersebut bahkan hampir tidak ada terkecuali beberapa guards yang memang harus standby berjaga.

Sesuai regulasi istana, seharusnya sudah tidak boleh memasuki ruangan latihan tersebut di jam larut seperti sekarang—terkecuali memang terjadi hal darurat. Namun siapa yang berani mengkritisi seorang calon Kaisar?
Hak istimewa yang dimilikinya mampu membuat Richard masuk secara bebas di arena latihan tembak sekaligus tempat penyimpanan senjata.

Tidak ada siapapun di tempat tersebut menyebabkan Richard merasa bebas menggunakan amunisi sebanyak yang diinginkannya. Bunyi tembakan terdengar nyaring. Namun, meskipun  puluhan peluru telah terlepas dari revolvernya, emosinya tidak juga lekas turun menyebabkan Richard frustasi akan dirinya sendiri.

Dilepaskannya sisa amunisi yang ada dalam revolvernya lalu melemparkan senjata tersebut ke sembarangan arah hingga membentur tembok. Menunjukkan betapa kalutnya perasaan sang Grand Duke di malam itu. Kesusahan hati calon Kaisar tersebut disebabkan oleh pertengkarannya bersama sang consort beberapa hari lalu.

Mari putar waktu sejenak ketika Richard bertemu kembali dengan sang consort setelah sekian hari tidak bertemu akibat kesibukan Richard diluar istana. Suami mana yang tidak khawatir ketika consortnya tiba di paviliun dalam keadaan lemas tidak bertenaga dan dengan darah yang mengalir deras di sela kakinya. Ketika Richard berusaha untuk perhatian justru penolakan keras Thara lakukan seolah-olah dirinya sama sekali tidak membutuhkan Richard dalam hidupnya. Kata-kata kasar Richard terima dan tidak kuasa untuk melawannya bukan karena alpha itu lemah, melainkan karena besarnya perasaan cintanya pada sang consort.

Sudah teramat sering terjadi hal demikian. Diluar terlihat hidup rumah tangga mereka baik-baik saja namun ketika kembali ke ruangan privat sangat berbeda hampir sepenuhnya. Terutama dari sisi Thara. Hal apapun yang tidak sesuai dengan standar omega tersebut, maka Richard selalu menjadi samsak kemarahannya. Even sejengkal jaripun Richard tidak bersalah, penyaluran kemarahannya selalu pada Richard.

“Kamu betul-betul bodoh dan tidak berguna.”

Pekik Thara kencang kala itu membuatnya kehilangan diksinya untuk yang kesekian kalinya. Richard memilih diam membiarkan sang consort menyalurkan keresahannya. Memang bukan kali pertama namun sangat menyakitkan untuknya selalu menerima perkataan seburuk itu dari consortnya sendiri.

“Apakah aku tidak pernah pantas untukmu?”

Tanya Richard kecewa merasa sudah tidak sanggup menahan pedasnya perkataan Thara yang selalu menyerang emosinya. 

“Kamu adalah yang paling tidak pantas untuk  orang sepertiku.”

Betapa arogannya Thara sebagai seorang omega dan menganggap dirinyalah yang paling sempurna. Narsis. Richard akui bahwa Thara memang sosok yang luar biasanya hanya saja apakah pantas hal tersebut digunakannya untuk menginjak harga diri suaminya sendiri?

Richard memilih untuk mencoba tidak memperdulikan Thara saat itu dan melangkahkan kakinya untuk menaiki ruang tidur mereka namun bunyi tubuh yang terjatuh beradu dengan lantai marmer membuat Richard seketika mengehentikan langkahnya. Thara pingsan.  Meskipun hatinya terluka  dan tubuhnya lelah, namun Richard tetap bertanggung jawab terhadap sang consort.

Dengan sigap Richard langsung menghubungi royal hospital dan membawa sang consort ke tempat tersebut.  Akan tetapi sebuah informasi dari dokter yang memeriksa Thara membuat Richard ingin sekali ke departemen legalitas kerajaan dan mengurus perceraiannya dengan Thara malam itu juga.

RHYTHM OF THE MOON - MILEAPO [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang