Chapter 36
Kris terlihat memberikan segala fokusnya terhadap lembaran kertas putih di tangannya. Raut wajah sang Jenderal terlihat datar namun melihat dari ekspresinya yang sering demikian, siapa saja menyadari bahwa Kris sedang dalam mode tidak bisa diganggu oleh apapun. Tidak terlihat orang lain di ruang pribadinya. Hanya Kris yang ditemani secangkir kopi yang masih mengeluarkan asap serta music klasik yang terputar dari dvdnya.
Sesekali sang Jenderal berpangkat tinggi itu menautkan kedua alisnya tanda bahwa informasi dari lembaran kertas tersebut menimbulkan pertanyaan lain. Atau mungkin otaknya tengah membandingkan dua atau tiga hal sehingga Krispun sampai tidak sadar bahwa seorang wanita terlihat masuk ke dalam ruangannya.
“Jenderal Altheo.”
Panggil wanita itu pelan, Kris tersenyum tipis dan meletakkan benda di tangannya ke atas meja. Memberikan segala fokusnya pada wanita di hadapannya bernama Nathalia Esther. Salah satu wanita alpha yang selalu Kris libatkan dalam berbagai tugas berat.“Apakah ada informasi yang kamu bawa, Lia?”
Tanya Kris dengan suara yang cukup lembut. Wanita itupun mengangguk tipis dan menyerahkan sebuah piringan CD. Kris tampak mengangguk dan segera saja alpha itu mematikan music klasik yang sedari awal menemaninya dalam bekerja.“Hunian untuk Marquess Arial sudah mulai bisa ditempati?”
Tanya Kris sembari berkonsentrasi dengan dvd playernya dan mencabut piringan CD album Mozart itu. Suara Nathalia atau Lia menghentikan aktivitasnya. Namun tidak menjawab pertanyaan yang alpha itu berikan.“Bisakah kita segera pensiun dari semua pekerjaan beresiko ini?”
Tanya Lia teramat serius sembari menatap lurus pada Kris yang masih dalam posisi rumit dengan dvdnya. Kris langsung mengubah gesture tubuhnya dan berdiri di hadapan Lia.“Kamu tau, Lia?”
Kris terlihat menjeda kalimatnya sembari mendekati tempat Lia berdiri. Lia tidak bergerak namun kedua irisnya menatap penuh kesedihan pada sang Jenderal.“Saat kita telah menandatangi kontrak kerja pada istana, maka tidak mudah untuk berhenti.”
Jawab Kris terlewat santai. Lia tidak lekas menjawab namun tubuhnya bergerak memeluk erat tubuh besar Kris. Wanita itu tampak mengusap wajahnya pada pakaian Kris dan mendalami aroma tubuh sang Jenderal. Alpha itupun terlihat tersenyum tipis dan beralih mengusap pelan kepala wanita yang berada di dalam dekapannya.“Aku ingin menikah, memiliki anak dan memiliki keluarga yang normal.”
Jawab Lia terdengar sendu. Kris tidak bisa menjawab atau menjanjikan apapun untuk Lia. Karena sang jenderal mengetahui resiko pekerjaan dan posisi yang kini dipangkunya.“Aku tidak bisa menjanjikan hal itu bahkan semenjak awal.”
Lia mengeratkan pelukannya di tubuh Kris, bisa dirasakan oleh sang Jenderal bahwa pakaian di bagian bahunya terasa basah. Cukup menggelitik kotak penasarannya karena sama sekali tidak pernah melihat Lia semenyedihkan seperti saat ini.“Kamu tau segala resiko apabila memiliki hubungan dengan orang sepertiku. Belum terlambat untukmu menyelamatkan diri.”
Lia menggeleng keras tanda tidak mau mendengar kata-kata perpisahan dari bibir Kris.“Maaf..”
Bisiknya lirih.“Aku hanya terlalu lelah, tapi akan aku pastikan untuk stay around you.”
****
Ayden terlihat menatap kesal ponsel berlogo buah yang ada di tangannya. Beberapa menit yang lalu, Ayden melakukan panggilan pada kakaknya yang sudah berstatus Duchess of Archadya tersebut. Namun baru dua menit berbicara, Natta mematikan sambunganya akibat dari kesibukan yang menimpanya.
Bukan hal yang mengherankan seharusnya, namun semenjak mengetahui bahwa Ayden memiliki dosa piutang terhadap Persephone atau yang kini berwujud kakaknya, rasa bersalah sering menghantam dan menghantuinya sepanjang hari. Padahal Ayden adalah type manusia yang enggan perduli dengan orang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
RHYTHM OF THE MOON - MILEAPO [COMPLETED]
FanfictionRhythm of The Moon Arial Nattawin Wayde merupakan anak tengah yang sama sekali tidak memiliki sesuatu yang membanggakan. Meskipun terlahir sebagai anak dari bangsawan bergelar Marquess tidak juga membuatnya terlihat spesial. Terlebih lagi menjadi sa...