Chapter 22
Suatu hal yang Natta tidak sukai hidup di ruang lingkup Archadya Castle adalah susahnya memiliki ruang gerak yang bebas. Setiap jengkal kakinya melangkah selalu harus diikuti minimal satu orang ajudan atau kepala servant. Mungkin awal-awal menikah dengan Mile Natta merasa tidak keberatan dengan hal tersebut karena dirinyapun sadar tidak menghapal letak dari istana sekaligus memerlukan guidance mengenai etika dan tata krama di istana.
Namun setelah cukup lama menghabiskan waktunya di istana, dimana Natta sendiri sudah cukup hapal apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Kini dirinya merasa betulan membutuhkan ruang pribadi yang mana tidak ingin diikuti oleh siapapun. Hal itu berkaitan dengan tidak bisanya dirinya menemui atau mendatangi tempat sesuai dengan keinginannya. Apalagi Natta juga muak dan bosan akan segala schedule rigid yang disusunkan oleh Bian.
Natta juga ingin eksplorasi tanpa diekori oleh orang lain. Satu lagi hal yang tidak boleh dirinya lakukan apabila tidak ada hal mendesak adalah dilarang mendatangi paviliun sesuka hati. Padahal Natta ingin setidaknya merasakan kembali tidur siangnya, satu atau dua jam saja sudah cukup. Padahal sewaktu bujang dulu, dirinya bebas mendekam seharian penuh di dalam kamar apabila tidak ada papa di mansion. Berbanding terbalik saat ini, segalanya teratur. Tidurnyapun diatur oleh jadwal. Sungguh Natta mulai membenci segala hal yang stritch demikian.
“Your Highness, anda memiliki dua jam waktu bebas. Sebelum malam nanti pukul tujuh mendampingi Luna Nadh untuk ritual doa malam bersama Grand Duchess Thara.”
Natta menghela napasnya sejenak akan informasi tersebut, belum lama dirinya keluar dari kelas perkuliahannya, Bian sudah standby saja memberitahukan jadwalnya.
“Bian, aku sungguh begitu lelah. Bolehkah aku tidur sore sejenak?”
Tanya Natta memohon pada Bian. Karena jujur saja, setelah pesta ulang tahun pernikahan Kaisar dengan Luna Nadh dirinya belum merasakan istirahat yang cukup.“Your Highness—“
“Aku merasa akan mati sebentar lagi apabila tidak mengistirahatkan tubuhku.”
Ucap Natta dramatis karena dirinya sungguh-sungguh memerlukan tempat untuk memejamkan matanya. Kalian pikir mudah mengikuti jadwal yang begitu padatnya namun diselingi perkuliahan?“Anda hanya bisa melakukannya di istana, Your Highness.”
Jawab Bian lagi namun Natta sama sekali tidak berkenan untuk tidur di lingkungan istana, karena hanya akan membuatnya merasa tidak nyenyak. Natta memerlukan ruang yang aman dan tidak ada mata yang mengawasinya.“Bian, aku mohon antarkan aku ke paviliun.”
“Your—“
“Dimana saja asalkan bukan di tempat ini.”
Ucap Natta mengalah, karena sesungguhnya yang menjadi pertimbangannya adalah istana yang memiliki mata di setiap dindingnya. Natta merasa istirahatnya tidak akan nyaman. Bian tidak lekas menjawab membuat Natta betulan merasa kesal. Apakah Bian tidak berkenan mengerti sedikit saja atau merasa kasihan dengannya?“Yasudah terserah kau saja, antarkan aku ke ruangan Duke Mile.”
Jawab Natta karena Bianpun sepertinya tidak bisa memberinya solusi. Setidaknya di dalam ruangan Mile, segalanya tersedia dan merasa cukup aman karena Mile adalah suaminya.“Your Highness, anda bisa menghabiskan waktu di ruang kerja ayahku. Kebetulan kami memiliki satu kamar di tempat itu.”
Secercah harapan seakan muncul bagi Natta, karena apabila dirinya mendatangi tempat milik tetua Vier, maka akan ada perlindungan tidak kasat mata yang mengelilinginya. Meskipun Natta tidak percaya sepenuhnya namun dirinya betulan tidak ingin berada di lingkungan istana tanpa perlindungan apapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
RHYTHM OF THE MOON - MILEAPO [COMPLETED]
FanfictionRhythm of The Moon Arial Nattawin Wayde merupakan anak tengah yang sama sekali tidak memiliki sesuatu yang membanggakan. Meskipun terlahir sebagai anak dari bangsawan bergelar Marquess tidak juga membuatnya terlihat spesial. Terlebih lagi menjadi sa...