63: Jawaban yang mengejutkan

52 6 0
                                    

Besok paginya.

"Ini Miss"

Sebuah undangan pernikahan berwarna hitam Olivia berikan padanya.
Berhubung ia sedang sendirian di penthouse ia menyuruh Olivia datang untuk sekedar mengontrol pekerjaan.

"Siapa yang menikah?"

"Putri sulung pak Andi Miss"

Benarkah? Sudah lama ia tidak memperhatikan kantornya sampai lupa pak Andi memiliki putri sulung.

"Miss"

Olivia kembali menyodorkan undangan pernikahan warna biru emas.

"Dari siapa lagi ini?"

"Nona Angel dan tuan Alex Miss "

Arin mengangguk, mereka nampaknya menikah bersamaan. Pernikahannya besok, nampaknya undangan datang sedikit terlambat.

Tetapi ia jadi punya menanyakan secara langsung pada Angel, karena rasa penasaran Arin merasa harus melakukan ini.

Ia berpikir akan datang ke pernikahan anak pak Andi saat pagi dan sore atau malamnya ia akan datang ke pernikahan Alex.

Arin lupa menanyakan pada Virgo kapan Evans pulang, Arin juga masih ragu untuk menelpon pria itu.
Lantas apa yang harus ia lakukan?

Saat ini Arin sudah memiliki keberanian untuk bicara pada Evans. Ia harap bicara bisa menemukan jalan keluar.

Siangnya
Ia siap berangkat setelah menyemprotkan parfum, sekilas ia menatap lipstik pemberian suaminya.
Benda itu terlihat istimewa karena di letakkan sangat hati-hati, tapi bayangkan mengerikan yang telah terjadi membuka perasaan tak enak menyerang hatinya.

Haruskah ia bertindak sesuatu? Haruskah Arin memilih menghindari Evans sampai semua isi hatinya lebih baik atau haruskah ia menjauh dari Evans selamanya.

Dalam keadaan ini, hanya ke sekian detiknya Arin berpikir ia tidak bersikap dewasa.

Arin mulai melangkah keluar dari apartemen.
Ia akan membawa mobil sendiri, kebetulan Olivia berangkat bersamanya. Setidaknya Arin bisa mengobrol dengan seseorang agar hatinya tak jenuh dan pikirannya tak kosong.

Acara pernikahan anak sulung pak Andi di adakan di rumahnya. Arin tak menyangka pak Andi memiliki rumah dengan pekarangan yang luas.

Di tahun begini memiliki rumah saja sudah sulit, tapi pak Andi memiliki berkat dengan tanah luas di rumahnya.

Suasana di daerah sana juga bagus, masih di penuhi banyak pepohonan. Anak-anak kecil masih sering berkeliaran untuk bermain bersama.

Sambutan hangat di terimanya saat sampai, sebagai seorang ayah yang akan jauh dari putrinya pak Andi terlihat begitu bahagia dan sedih.
Mereka mempunyai acara yang begitu baik, nuansa yang menyenangkan.

Tapi Arin rasa ia harus pergi ke toilet untuk panggilan alam. Ia terpaksa harus bertanya pada anggota keluarga pak Andi.

Ia kemudian masuk ke rumah modern dengan nuansa yang menyegarkan. Ada banyak ruang terbuka ada juga banyak pajangan dan barang antik di sana.

"Miss mencari sesuatu?"
Pak Andi keluar dari salah satu ruangan sambil membawa kotak kado.

"Iya pak saya mau numpang kamar mandi"

"Oh silahkan ke sana, saya mau nyambut tamu dulu. Sibuk banget hari ini"

Arin tersenyum dan mengangguk, ayahnya juga pasti merasakan hal itu saat hari pernikahannya.

Hari yang indah, tapi tidak terasa begitu sekarang.

Singkatnya saat Arin sudah selesai pada urusannya ia masih sedikit mengamati rumah pak Andi.

On Business 21+ [ Arin & Evans ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang