Enam tahun sudah berlalu semenjak kepergian Gareth ke Amerika. Juju tak pernah lagi mendengar kabar tentang lelaki itu. "Mungkin dia sudah menikah." Bisiknya pada dirinya sendiri. Banyak perubahan yang terjadi dalam kehidupan Juju semenjak kepergian lelaki itu. Kini Juju mengelola sebuah restoran sekaligus studio yoga miliknya sendiri, dengan dibantu Devi, sahabatnya yang masih setia menemaninya.
Setiap kali dia memikirkan tentang lelaki itu, dia akan melarikan diri ke kebun kecil miliknya yang berdampingan dengan kantornya. Kebun itu dipenuhi beberapa jenis tanaman hijau dan banyak bunga mawar serta air mancur yang berada dikolam ikan. Seperti saat ini yang tiba-tiba dia merasakan sebuah kerinduan pada lelaki itu. Memandangi bunga yang mulai bermekaran itu seakan mengobati perasaan rindunya pada lelaki itu. Seringkali ia berpikir betapa tolol dirinya yang masih saja merindukan lelaki yang tak jelas keberadaannya apalagi memikirkan dirinya. Namun ia tak bisa mengontrol ataupun menolak perasaannya.
Tiba-tiba Devi masuk kedalam ruangan. "Ju. Ini laporan keuangan minggu lalu."
Juju menoleh lalu menghampiri Devi. "Thanks."
Devi masih berdiri termangu disana seakan ada sesuatu yang ingin dikatakan.
Juju mengamati wanita itu. "Kenapa Dev?"
Devi menggeleng dan tersenyum menyeringai. "Nggak apa-apa. Nggak penting." Lalu pergi meninggalkan ruangan.
Juju memandangi sahabatnya yang sedikit bertingkah aneh barusan. Dihempaskannya tubuhnya di kursi yang lebih besar dari tubuhnya itu. Matanya tertuju pada sebuah foto yang ada dimejanya. Foto dirinya sedang merangkul emak saat pembukaan restoran dan yoga studi lima tahun lalu.
Lima tahun lalu?! Juju tersenyum sendiri membayangkan itu. Enam tahun lalu Juju mendedikasikan dirinya untuk sekolah masak selama setahun. Ditekuninya dunia bidang memasak ini dengan serius. Ia sendiri tak pernah mengerti kenapa dia memilih dunia ini. Padahal bidang memasak ini sangat bertentangan dengan kemampuannya. Mungkin karena ini mengingatkannya dengan lelaki itu, mungkin karena ini bisa mengobati kerinduannya.
Sudah enam tahun berlalu dan ia tak pernah mendengar kabar apapun tentangnya. Bahkan tak ada satu orangpun yang menyebutkan nama itu didepannya, baik emak dan Devi. Ketika ia mencari nama lelekai itu melalui google dan sosial media, tak ada berita satupun muncul tentang namanya.
Apa anak itu masih hidup?
Ternyata enam tahun itu terlalu singkat untuk orang yang tidak bisa move on dengan hatinya. Meskipun diluar nampaknya dia nampak baik-baik saja dan tak mempedulikan keberadaan lelaki itu tapi diakuinya hatinya meraung merindukan lelaki itu.
It takes time to heal. Juju menuliskannya kalimat itu di buku diarynya.
* * *
Waktu sudah menunjukkan pukul delapan malam. Juju bergegas membereskan matras yoganya. Ternyata dia sudah berbaring dimatras hampir setengah jam sejak kelas yoga selesai. Studio yoga yang berada dilantai tiga dibangunan yang sama dengan restorannya membuat dirinya rajin mengikuti kelas yoga hampir setiap malam sebelum pulang kerumah.
Juju bergegas keluar ruangan. Dua pegawai studio menyambutnya dipintu depan.
"Ketiduran ya Bu Juju." Sapa Dian salah satu resepsionis.
"Iya." Balas Juju tersenyum.
"Saya pulang dulu ya." Pamit Juju ke kedua pegawainya.
Juju menuruni tangga menuju restoran yang menurutnya Kegiatan turun tangga ini sebagai olahraga kardio. Ternyata kardio Juju ini diikuti oleh member lainnya. Biasanya para member yoga studio akan menongkrong direstorannya setelah melakukan kelas yoga. Restoran yang yang hanya membuat menu vegetarian dan vegan ini cocok sekali dengan usaha yoga studionya. Ide restoran vegetarian ini muncul karena penyakit enam tahun lalu yang mengharuskan Juju melakukan operasi pembuangan empedu. Meskipun tidak jelas penyebab utama dia memiliki batu empedu. Namun sejak operasi itu Juju bersumpah pada dirinya akan selalu hidup sehat.

KAMU SEDANG MEMBACA
KOPI HITAM JUJU
Любовные романыTidak pernah terbersit sedikit pun dalam hati dan pikiran Gareth kalau dia akan memiliki perasaan istimewa kepada gadis minimalis itu. Untuk memastikan perasaannya, dia pun pergi meninggalkan segala atribut yang melekat dalam dirinya: kekayaan, kete...