Langit cerah siang itu seakan melengkapi kebahagiaan lelaki yang sedang mengendarai mobilnya dijalan tol menuju rumah kekasihnya. Dia melirik jam tangannya, hanya kurang dari setengah jam lagi dia akan tiba disana. Gareth sudah merencanakan perayaan hari jadi ini sejak dua bulan lalu, ia ingin perayaan ini berjalan sempurna. Diapun menambah kecepatan mobilnya dijalan tol yang sedang ramai lancar itu.
Tiba-tiba truk kontainer bergandeng dari arah berlawanan menuju kearahnya. Gareth terkejut, ia menekan klakson panjang dan menyalip ke kiri untuk menghindarinya. Tetapi truk itu terlalu besar untuk berhenti mendadak dan sang supir truk terlambat untuk menyadarinya. Hantaman keras ke mobil Gareth tak bisa dihindari lagi. Begitupun dengan mobil dibelakangnya. Kecelakaan beruntun siang itu terjadi hanya dalam sekejap mata.
Beberapa menit kemudian lokasi kecelakaan sudah ramai dengan petugas polisi, ambulan dan media. Kecelakaan itu menjadi berita utama ditanah air. Tujuh orang dinyatakan meninggal dan sepuluh orang luka berat.
Juju menghindari berita tentang kecelakaan itu, terlebih saat ia melihat mobil Gareth yang hancur tak berbentuk.
"Ju, nggak usah lihat berita." Kata Devi melihat gadis itu memegangi dadanya.
Tangis Jujupun pecah. "Gua sudah bilang nggak usah dirayain segala."
Hatinya tersayat mendengar tangis pilu sahabatnya, Devi langsung memeluk erat tubuhnya. Ya tuhan, selamatkan mas Gareth.
Malam ketiga di ICU Gareth masih belum bangun dari komanya. Mami datang kerumah sakit setiap hari tetapi Juju meminta wanita itu untuk beristirahat dirumah. Juju sendiri hanya beranjak dari ruang ICU untuk ke toilet atau mandi. Beruntungnya ruang ICU berkelas VIP memiliki tempat tidur dan sofa untuk pengunjung. Namun hanya satu orang pengunjung diperbolehkan menemani dan menginap. Juju menghabiskan waktu diruang ICU dengan membacakan buku hariannya ke lelaki yang masih tertidur lelap. Ia berharap jiwa Gareth yang sedang berkelana dialam lain dapat mendengarkan suaranya.
"I miss you G." Bisik Juju sambil menggengam dan menciumi tangan lelaki itu. Juju merasa dia sudah mulai kehilangan harapan karena lelaki itu belum juga bangun dari komanya
"G, kamu harus bangun. Aku mau masak buat hari jadi kita. Kamu harus nyobain masakan aku." Bisiknya lagi. Baru saja selesai berbicara, Juju terkejut saat melihat jari tangan lelaki itu bergerak. Diapun bergegas memanggil perawat yang sedang bertugas. Tak lama kemudian dokter dan perawat lainnya datang bersamaan.
"Saya liat jarinya bergerak dok." Kata Juju bersemangat.
Setelah dokter memeriksa Gareth dia menghampiri Juju. "Semoga besok beliau sudah sadar ya." Ujar dokter yang sudah senior itu. Juju tersenyum lebar mendengar ucapan sang dokter, matanya langsung membendung karena kebahagiaan.
"Semoga kamu besok bangun G. Mami dan Papi khawatir sekali. Oh ya, aku akhirnya ketemu sama papi kamu. Yes, dia datang kesini G. Dia mirip sama sekali kamu, ganteng dan berwibawa. Tapi kamu jauh lebih ganteng pastinya. Kamu harus bangun, kita semua disini kangen sama kamu. Emak sama Devi datang setiap hari kesini jenguk kamu. Sampai emak bawa semur jengkol kesukaan kamu."
Juju tertawa teringat soal semur jengkol yang emak bawa kemarin.
"Mak, nanti Juju dikomplain sama orang satu gedung ini kalau bau jengkol. Bawa aja lagi kerumah ya mak. Juju makan tempe sama tahu bacemnya aja."
Saat tengah malam Juju dikagetkan oleh kedatangan dokter dan perawat diruang ICU. Mereka sibuk memberikan alat kejut listrik didada lelaki itu. Layar pada mesin jantung masih menunjukkan garis lurus dengan dengungan suara seperti sebuah radio yang tak memiliki frekuensi. Juju seakan sedang menyaksikan horor didepan matanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/175127369-288-k226682.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
KOPI HITAM JUJU
RomanceTidak pernah terbersit sedikit pun dalam hati dan pikiran Gareth kalau dia akan memiliki perasaan istimewa kepada gadis minimalis itu. Untuk memastikan perasaannya, dia pun pergi meninggalkan segala atribut yang melekat dalam dirinya: kekayaan, kete...