Sejak Devi berbicara limabelas menit lalu, emak hanya diam, mencoba memproses semua ucapan sahabat anaknya itu. Semua yang terjadi dengan Gareth seperti sebuah mimpi buruk, apalagi lelaki itu tidak mau bertemu siapapun, bahkan Juju, wanita yang emak pikir paling dia cintai. Jika bukan Devi yang menyampaikan itu, rasanya ia tidak akan bisa mempercayai kalau Gareth tidak mau bertemu dengan putrinya. Sedangkan dirumah Juju tidak pernah sedikitpun menyinggung soal Gareth yang tak mau menemui siapapun, termasuk dirinya. Malahan anak semata wayangnya itu selalu pulang dengan wajah riang.
"Dia seneng sekali Juju datang tiap hari mak." Kata Juju saat emak menanyakan kabar Gareth. Tentu Saja ia ikut bahagia mendengarnya. Emak pikir keberadaan Juju disampingnya akan membuat kondisi membaik. Namun ia tak percaya bahwa putrinya akan menutupi semua itu, pulang kerumah dengan berpura-pura bahagia. Membayangkan semua penderitaan yang ditutupi oleh anaknya itu, emakpun berlinang airmata.
Devi segera memeluknya begitu melihat wanita tua itu menangis. "Nggak apa-apa Mak. Yang penting sekarang emak sudah tahu yang sebenarnya. Kita jadi bisa lebih memperhatikan kondisi Juju mulai sekarang. Saya akan ambil alih restoran dan studio untuk sementara."
"Kerjain apa yang bisa kamu kerjain untuk bisa membantu Juju. Seperti waktu Juju memulai bisnis ini. Kamu orang kepercayaan Gareth untuk semua urusan ini. Mungkin tugas kamu akan jadi lebih berat karena kondisi mereka berdua. Tapi emak percaya, semua yang terjadi sekarang ini akan ada hikmahnya. Kita nggak pernah tahu rencanaNYA."
Devi hanya diam merenungi ucapan emak. Meskipun emak tak memiliki pendidikan tinggi namun perkataan wanita tua itu seperti penenang untuknya saat ini. Sejak pertama melihat kondisi Gareth, dia sudah menduga bahwa kesembuhannya akan membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Terutama kondisi psikologis lelaki itu. Jika keberadaan orang tuanya atau Juju tidak dapat membantu lelaki itu maka tidak akan ada orang lain yang bisa membantunya. Devi tahu betul bagaimana watak lelaki itu dan perasaannya terhadap sahabatnya.
Enam tahun menjauh dan meninggalkan segalanya hanya untuk memastikan ia jatuh cinta dengan seorang wanita bukanlah lelaki yang tak serius dalam urusan perasaannya. Ia yakin penolakannya atas kehadiran Juju saat ini hanyalah sementara. Dia hanya syok atau tidak percaya diri karena kondisinya, meskipun Juju sudah tahu kondisi lelaki itu dari awal tiba dirumah sakit. Emak benar, dia memiliki tugas yang lebih besar saat ini.
Siang itu setelah mengunjungi emak, Devi pamit untuk balik kerestoran. Sesampainya diparkiran restoran Devi melihat sebuah mobil dengan logo stasiun telivisi. Kening Devi berkernyit, diapun langsung meraih ponsel dari tasnya. Ada beberapa pesan dan panggilan terjawab dari nomor telpon restoran.
"Bu Devi, ada reporter direstoran. Katanya mau bertemu Bu Devi atau Bu Juju. " Bunyi salah satu pesan dari Ratna.
Devi melangkah menuju pintu restoran dan melewati dua pria yang sedang duduk dibangku luar. Begitu sampai didalam, Ratna langsung menyambutnya. "Bu, itu orangnya. Masih nungguin aja." Katanya sambil menunjuk kedua pria yang baru saja Devi lewati.
"Mereka yang duduk diluar?" Tanya Devi. Ratna mengangguk.
"Oke, saya temuin mereka. Kamu siapin es lemon teh untuk mereka ya." Perintah Devi ke Ratna yang langsung dibalas dengan anggukan dan pergi menuju dapur.
Devi merapikan pakaiannya lalu berjalan keluar restoran. "Selamat siang. Ada yang bisa saya bantu?" Sapa Devi.
Dua lelaki itu langsung berdiri, mengangguk dan tersenyum. "Bu Devi?" Tanya salah satu pria itu.
Devi tersenyum. "Betul, saya Devi. Dengan siapa dan darimana?"
Nampak keduanya langsung bersemangat saat Devi memperkenalkan dirinya. Seorang pria memperkenalkan diri terlebih dahulu. "Saya Theo, dari stasiun televisi Garuda. Dan ini rekan kerja saya, Rudi."

KAMU SEDANG MEMBACA
KOPI HITAM JUJU
Lãng mạnTidak pernah terbersit sedikit pun dalam hati dan pikiran Gareth kalau dia akan memiliki perasaan istimewa kepada gadis minimalis itu. Untuk memastikan perasaannya, dia pun pergi meninggalkan segala atribut yang melekat dalam dirinya: kekayaan, kete...