Chapter 26

1.9K 105 0
                                    

Setelah mengantar Juju ke restoran Gareth langsung melaju mobilnya menuju kawasan komplek dimana Tania tinggal. Hari ini dia akan bertemu wanita itu dan pertemuan ini akan menjadi momen penting dalam hidupnya.

Hingga kini ia masih tak menyangka kalau dirinya memiliki seorang putri. Seorang putri yang tidak pernah ia tahu dan temui selama enam tahun. Perasaan gugup dan bahagia datang silih berganti. Gareth berusaha menenangkan dirinya.

"You'll be okay man." Katanya kepada diri sendiri.

Gareth teringat lagi pertemuannya dengan Tania sore itu disebuah restoran. Pertemuan yang sebelumnya ditolak oleh Tania beberapa kali. Semakin Tania menolak untuk bertemu diapun semakin penasaran. Dia semakin yakin bahwa wanita itu menyembunyikan sesuatu. Tetapi Gareth tak menyerah dan berkat bantuan suami Tania, Jimmy, akhirnya wanita itu mau menemuinya.

"Aku nggak percaya kamu nggak ngasih tahu aku soal ini. Apa kamu pikir aku akan menelantarkan kamu dan anak yang kamu kandung? Sebejat itukah aku dimata kamu Tan?" Tanya Gareth dengan kecewa. Mendengar ucapan lelaki itu Tania hanya membisu dan memandangi cangkir didepannya.

"Aku nggak tahu harus berbuat apa waktu itu. Kamu sudah di Amerika. Waktu itu aku berpikir percuma ngasih tahu kamu, toh bukan aku wanita yang kamu cintai. Jadi apa gunanya ngasih tau soal ini."

Gareth mengusap rambutnya lalu menatap wanita yang duduk didepannya. "Darimana kamu tau kalau aku mencintai wanita lain?"

Tania tersenyum mendengar ucapan lelaki itu. "Kamu nyebut namanya waktu kita lagi bercinta enam tahun yang lalu. Ingat nggak?"

Gareth sedikit gugup. "Nama? Siapa?"

Tania tersenyum lagi. "Apa aku harus menyebut namanya juga sekarang?"

"It's okay Gareth. Aku nggak pernah salahin kamu atas keadaanku waktu itu. Dan jangan pernah salahin diri kamu sendiri. Kita berdua hanya anak muda yang penuh emosi dan membuat kesalahan. Itu normal. Nggak ada yang perlu disesali. Yang penting adalah sekarang. Aku bahagia dengan keluarga yang aku miliki sekarang dan aku harap kamu juga bahagia sama wanita yang kamu cintai." 

Lelaki itu menarik napas lalu ia menatap serius wajah wanita itu. "Siapa nama yang aku sebut waktu itu?" 

Wanita itu tertawa melihat mimik lelaki didepannya. "Kalau kamu menikah dengan wanita itu, aku akan kasih tau."  

Meskipun dia kecewa karena Tania baru mengatakan tentang putrinya setelah enam tahun tetapi ia  bersyukur wanita itu menikahi seorang lelaki yang baik dan sudah membesarkan Delisa seperti anaknya sendiri.

Gareth tiba di sebuah taman yang dilengkapi dengan fasilitas bermain untuk anak-anak. Tania sudah memilih tempat dan waktu yang tepat untuk Gareth bertemu dengan Delisa. Suasana taman saat itu cukup ramai. Gareth melihat sekeliling taman bermain mencari seseorang. Matanya menangkap  sosok Tania yang sedang duduk bersama seorang pria tampan dan nampak berwibawa. Gareth menghampiri keduanya.

"Hai Tania." Sapanya. Tania menoleh dan beranjak dari dudunya begitu melihat siapa yang datang. 

"Gareth!" 

Keduanya langsung berpelukan. 

"You look great Tan." Puji Gareth. 

Tania tertawa. "Ah bisa aja kamu. You too ya!"

"Kenalin ini suamiku. Jimmy." 

Lelaki itu tersenyum dan mengulurkan tangannya ke Gareth. "Hai Gareth." 

"Hai Jim."  Balas Gareth sambil menjabat hangat tangan lelaki itu.

"Makasih banyak ya Tan, Jim. Aku sudah dikasih kesempatan untuk ketemu Delisa."

KOPI HITAM JUJUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang