Menghitung waktu, detak jam, juga detak nadiku.
Tidak tau, rasanya bagaimana. Tapi tidak ada yakin didalamnya.
Cinta bagiku tidak pernah indah, tetapi keindahan pasti memberi rasa cinta.Kata ayah, dia adalah orang yang sholeh.
Seseorang yang mencintai Tuhan, pasti akan sangat mudah untuk dicintai manusia.
Semoga saja, pilihanku bukanlah suatu dosa.Karena terkadang, aku merasa menjadi orang paling jahat di dunia.
Aku telah mati rasa, tapi memberi oranglain asa.
Dia berharap banyak, tapi aku masih penuh sesak.Dia bukanlah pelampiasan.
Dia tetap pilihan.
Tapi entah pilihan siapa.
Pilihan Tuhan, orangtua, atau Azlea ini.Aku menyerah kepada takdir, apapun yang ia harap dariku, maka itulah yang akan ia dapatkan.
Menggenggam mawar ini, kubiarkan tanganku sedikit terluka karena duri.
Tapi tidak ada rasa sakit, hanya aku yang bahkan bernafas pun sangat terasa sulit.Memilih jalan masing-masing.
Menjauh, dan kembali asing.__________________________________
Azlea di balik tirai jendelanya dengan setangkai mawar kesukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Azlan & Azlea
PoetryHanya sajak tentang caraku mencintai tanpa menodai kefitrahan cinta itu sendiri. Tidak seperti defenisi cinta yang ditafsirkan banyak orang. Tapi cinta bagiku hanyalah ruang-ruang penerimaan dan pengikhlasan.