Sudah cukup, aku rasa sudah tidak semestinya lagi aku bersembunyi, sebab mampu mu pun hanya diam. Lalu, jika aku terus diam juga bagaimana kita akan saling tau dan saling mengerti?
Kata mereka, jika aku dan kamu hanya terus diam, maka penyatuan hanyalah sekadar angan-angan. Aku tak ingin melewatkan kesempatan untuk bisa mengetahui apa dan bagaimana aku ini bagimu.
Aku benci mengakui, bahwa pada akhirnya aku akan sampai di titik jenuh menunggu kamu untuk bicara. Lelah menanti kapan kamu akan mencoba mendekatkan jarak diantara kita. Dan kini, aku tidak bisa menunggu lagi.
Cepat atau lambat, kamu akan pulang, ke suatu tempat yang kamu anggap rumah disebuah perkampungan. Lalu, setelah kamu pulang apa aku masih punya kesempatan untuk melihatmu?
Barangkali setelah mengungkapkan perasaan ini, aku bisa menjadi lebih lega, tetap bertahan dalam satu rasa, atau melepaskan kamu dengan seikhlas-ikhlasnya rasa.
_______________________________________
Sehari sebelum kau pergi,
Azlea,
KAMU SEDANG MEMBACA
Azlan & Azlea
PoetryHanya sajak tentang caraku mencintai tanpa menodai kefitrahan cinta itu sendiri. Tidak seperti defenisi cinta yang ditafsirkan banyak orang. Tapi cinta bagiku hanyalah ruang-ruang penerimaan dan pengikhlasan.