Pernah ada yang bilang padaku "saat mencintai, kamu tidak boleh kehilangan dirimu sendiri". Nasehat itu benar, tapi sayangnya, aku tidak mau dengar.
Dengan suka rela kuberikan segalanya untuk cintaku. Rasa bahagiaku, rasa percaya diriku, ambisiku dan harapanku semua telah hilang bersamaan dengan tidak disambutnya cinta ini.
Sesaat aku merasa aku telah ikhlas, lalu tersenyum penuh kedamaian. Namun terkadang aku merasa perlu lagi memperjuangkan, lalu menangis dalam batin yang tertahan.
Jahatkah aku, kalau aku bahagia karena dia bukan jodohmu?
Tapi aku juga bersedih saat kamu mulai membenci senyuman sejak hari itu.Azlea, aku masih bertahan dikota ini, untuk melihat kamu tersenyum. Sekali saja.
Kulihat kini kamu bak robot hidup. Pergi, bekerja, pulang. Tanpa senyum apalagi tawa.
Aku sering melihatmu menangis dijendela kamarmu, sambil meremas tirai ungu, lalu sesekali memandang ke langit.
Deritamu itu, sama menyiksanya untukku.
Aku ingin kembali berjuang, tapi aku tidak yakin apakah aku masih punya peluang.
Saat kamu menerima seseorang tanpa berpikir tentang aku. Apakah mataku tidak ini punya makna saat menatapmu begitu dalam. Apakah bibirku ini tidak punya makna saat tersenyum padamu begitu tentram.
Bahkan kamu membalas tatap dan senyum itu. Lalu itu tandanya apa?
Aku mencintaimu lewat kata yang tidak pernah kusampaikan.
Ingat, waktu pertama kali kamu menyapaku lewat whatsapp? Sampai tak bisanya aku berkata, aku kirimkan selembar undangan. Dan sejujurnya, aku ingin bercerita banyak denganmu, walau tidak penting.
Sejujurnya aku ingin kita chat lebih panjang lagi.
Aku ingin bertanya "baju apa yang pantas aku kenakan saat pernikahan nanti?"
Setidak penting itupun aku tidak mampu.
Aku tidak bisa menciptakan kehangatan diantara dinginnya perasaan kita, oh bukan kita, mungkin aku saja.
Azlea, sekarang aku tidak tau apakah aku harus pergi atau tetap disini.
Tolong beri aku kesempatan atau penjelasan.
Kesempatan untuk mengetahui apa maksud dari tatap-tatap dan senyum kita dahulu.
Dan penjelasan mengapa kamu melakukan semua ini padaku?
______________________________________
Yang sedang ambigu,
azlan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Azlan & Azlea
PoetryHanya sajak tentang caraku mencintai tanpa menodai kefitrahan cinta itu sendiri. Tidak seperti defenisi cinta yang ditafsirkan banyak orang. Tapi cinta bagiku hanyalah ruang-ruang penerimaan dan pengikhlasan.