Seminggu setelah aku menerima perjodohan, aku meminta keluargaku untuk datang ke kota yang penuh mistery dalam hidupku ini.
Malam ini, aku akan mempersunting seseorang, yang mungkin menjadi pengakhiran hidupku untuk selamanya.
Seketika, aku menjadi kaku.
Menjadi tidak tahu harus berbuat apa.
Debaran jantungku rasanya tak beraturan.
Apakah mataku sanggup, melihat seseorang itu?
Saat mungkin ia tengah berhias dengan begitu anggun.
Apakah aku sanggup menatapnya?Dan apakah yang akan ia pikirkan tentangku?
Apakah dia benar-benar tulus menerimaku ataukah karena desakan orangtuanya?
Sesungguhnya ada banyak hal yang ingin aku tanyakan padanya.
Tetapi aku tidak tahu memulai darimana.Yaaa memang, aku selalu payah dalam urusan seperti ini.
Malam ini, aku ingin menyaksikan senyumnya dibawah rembulan yang menaungi kami.
Aku ingin saksikan, bagaimana pun indahnya rembulan, pasti tidak akan membuatku berpaling dari wajah sang kekasih.Menetapkan hati lagi.
Dan membiarkannya berlabuh disatu pelabuhan selamanya.Bagian takdir yang tidak pernah aku sangka.
Tapi Tuhan memberikannya saat aku hampir saja putus asa.Bismillah, aku ingin menikahimu.
Dan menginginkan sakinah bersamamu.Menuju halal *Azlan
_____________________________________Saya akan kembali melanjutkan kisah ini, berharap kalian semua masih menikmatinya 💙
Penuh cinta,
Azizah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Azlan & Azlea
PoetryHanya sajak tentang caraku mencintai tanpa menodai kefitrahan cinta itu sendiri. Tidak seperti defenisi cinta yang ditafsirkan banyak orang. Tapi cinta bagiku hanyalah ruang-ruang penerimaan dan pengikhlasan.