Akhirnya, aku menemukan akhir dari kisah kita. Memang bukan penyatuan, tapi lebih baik daripada itu aku telah banyak belajar sabar dan ikhlas. Ku rasa, aku telah didewasakan kehidupan. Kepedihan dan kesakitan berlalu dalam waktu sekejap. Bukan karena aku wanita yang kuat, tapi karena aku telah membuka ruang pengikhlasan dan menyimpan sebagian tabah untuk kehilangan.
Saat kita berani mencintai, berarti kita telah siap untuk terluka. Saat kita berani tersenyum, berarti kita telah siap untuk menangis. Dan saat kita berani memulai sesuatu, berarti kita telah siap mengakhirinya dalam waktu yang tidak pernah kita ketahui kapan kan terjadinya. Aku mencintaimu setulus rasa, maka dari itu ku ikhlaskan kamu sepenuh rasa.
Ini hanyalah masalah waktu, lambat laun dia akan menjadi penyembuh yang ampuh. Entah dengan membuatku lupa, atau menggantikan dengan yang serupa. Aku yakin, wanita yang kamu pilih adalah wanita yang lebih baik dariku. Dan mungkin karena itulah, aku ini memang tidak pantas dipersandingkan dengan lelaki sebaik dirimu. Dia pasti wanita yang sangat beruntung.
Saat ini aku memang menangis, airmata ku tengah turun membasahi pipi, bahkan rasanya sudah hampir kering. Tapi hari ini, airmata itu telah dibarengi senyuman. Benar, bahwa cinta tidak harus selalu memiliki. Jika benar milikku ini adalah cinta, harusnya aku berbahagia untuk dirimu. Melihatmu bahagia, harusnya membuatku juga merasa berhak untuk bahagia.
Bagiku cinta tidak lebih dari ruang-ruang penerimaan dan keikhlasan. Untuk ujung pertemuan, kita tetap harus terima dan ikhlas untuk setiap kekurangan pasangan kita bukan? Dan untuk ujung perpisahan, kita dituntut lebih terima dan ikhlas lagi bahwa yang memang bukan takdir kita, tidak akan pernah kita miliki. Walau apapun caranya, pasti dia kan pergi.
Dan aku berbahagia untuk kita, oh maaf, kisahku dan kamu. Karenanya, aku belajar bagaimana cara menjaga dalam diam, mendo'akan dalam diam, merindu dalam diam, dan melepaskan dalam diam. Semuanya luar bisa, untuk pengalaman ini aku ucapkan terima kasih. Karena kamu, tidak pernah menjadi alasan ku untuk melewati batas.
Usaha menjaga ini tidak akan sia-sia. Kini, aku hanya harus lebih menata hati agar tak sembarang jatuh. Agar tidak kembali nyasar ke jodoh orang, hihi, sekali lagi selamat ya :)
*Sambil tersenyum dan menghapus airmata.
_________________________________________
Dari Azlea yang kuat :')
Dari Azlea yang telah mengikhlaskan :')
Dan dari Azlea yang telah mampu berbahagia setelah melawan badai kesedihan :')😊😊😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Azlan & Azlea
PoetryHanya sajak tentang caraku mencintai tanpa menodai kefitrahan cinta itu sendiri. Tidak seperti defenisi cinta yang ditafsirkan banyak orang. Tapi cinta bagiku hanyalah ruang-ruang penerimaan dan pengikhlasan.