Setelah berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun, aku mengumpulkan keberanian untuk mencoba menghubungimu. Setiap hari aku menyembunyikan rasa penasaranku dibalik handphone yang selalu bertuliskan tanda "online" darimu.
Dan hari ini, aku melakukannya Azlan.Tapi jawaban untuk rasa penasaran itu adalah rasa sakit. Inikah jawaban atas setiap deguban yang kurasa? Hanya dengan secarik kertas undangan darimu, mampu merubah segalanya. Entah apalagi, kurasa semuanya sudah hancur tak bertepi.
Mengapa begini ujungnya Azlan?Mengapa kamu selalu hadiahiku tatap dan beberapa kali senyuman. Mengapa kamu selalu seperti memberi isyarat bahwa ada hati yang saling berbalasan. Dan mengapa kamu melakukan ini seolah kamu tidak ingin tau apa dan mengapa gadis yang selalu bersembunyi ini memberanikan diri untuk bicara denganmu.
Tidakkah kamu ingin mengetahui apa yang ingin aku sampaikan?
Ku kirimkan padamu pesan harapan, kamu balas pesanku dengan mematikan harapan itu. Mati! Sudah mati kini!
Selamat Azlan,
Selamat untuk pernikahanmu,
Selamat karena sudah berhasil menggali kembali luka-luka ku.________________________________________
Kini aku tau, jawabannya adalah BERHENTI!
:'(
KAMU SEDANG MEMBACA
Azlan & Azlea
PoetryHanya sajak tentang caraku mencintai tanpa menodai kefitrahan cinta itu sendiri. Tidak seperti defenisi cinta yang ditafsirkan banyak orang. Tapi cinta bagiku hanyalah ruang-ruang penerimaan dan pengikhlasan.