Hanya sajak tentang caraku mencintai tanpa menodai kefitrahan cinta itu sendiri. Tidak seperti defenisi cinta yang ditafsirkan banyak orang. Tapi cinta bagiku hanyalah ruang-ruang penerimaan dan pengikhlasan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Namanya Azlan, Lelaki perantau yang berasal dari tanah minang. Tinggal di sebuah masjid didepan rumahku sekaligus menjadi marbot disana.
Namanya Azlan, Lelaki yang mandiri, selalu berusaha mencukupi dirinya tanpa ingin menyusahkan kedua orangtuanya.
Namanya Azlan, Lelaki pertama yang berhasil membuat ayahku luluh dan senantiasa memujinya dihadapanku.
Namaya Azlan, Pembawaannya sederhana namun bersahaja. Pelit senyum, sedikit bicara dan selalu menundukkan pandangan.
Namanya Azlan, Sosok yang telah mencuri perhatian ayahku, ibuku, kakak dan juga adikku.
Serta, Telah mencuri seluruh hatiku
____________________________________
Assalamualaikum Readers, Kalau penasaran dengan cerita Azlan dan Azlea silahkan vote dan comment ya. Jika mencapai viewers dan comment tertentu (sesuai keinginan author tapi rahasia) baru author akan lanjut.
Dukung terus cerita ini, supaya author semngat terus buat nulis. Terima kasih :) Jazakallah khairon kastsiron. Thank you. Xie-xie.