Semua persiapan rasanya sudah setengah selesai, aku hanya tinggal memikirkan hari itu, selebihnya maka akan baik-baik saja. Kudegar, hari ini Azlan kembali ke kota, kesini.
Karena sebentar lagi dia juga akan menyelesaikan pendidikannya dengan gelar wisuda yang ia impikan, juga bersama kekasih halalnya. Aku sudah menyiapkan diriku jika harus bertemu dengannya.
Dan dihari ini pula, kuterima pula sebuah surat, entah dari siapa. Surat itu datang tadi pagi, belum sempat kubaca hingga detik ini. Senja sudah mulai kelihatan, rasanya aku ingin beristirahat sejenak dari semua kesibukan.
Kupandang lagi surat itu. Surat dengan amplop berwarna merah hati. Ah, mungkin kejutan dari Reyhan, calon suamiku. Itu yang terlintas dalam batinku. Aku membuka surat itu, entah kenapa hatiku merasa sesuatu yang begitu luar biasa.
Aku mulai membuka lipatan surat itu, tertera lah.....
Azlan!!!
Dia mencintaiku? Tapi.....
Tapi bukankah dia telah memilih wanita lain sebagai pendampingnya?
Ya Allah apa yang terjadi?Tidak tau apa dan bagaimana perasaanku kini, tapi Azlan harus tau bahwa aku dan dia sudah tidak mungkin.
Dimana kamu saat aku mencari?
Kenapa kamu tidak mau mendengarkan apa yang ingin aku katakan?Sudah berlalu! Kamu hanya bagian masa yang dulu.
Tidak bisa menunggu lama lagi, maaf kubalas pesan ini dengan 6 kata saja
"maaf, aku sudah dikhitbah pria lain"Dengan kukirim kembali surat ini, maka mungkin luka kita akan impas.
Sesungguhnya aku tidak ingin menjadi jahat. Tapi kamu yang memaksaku mengatakan semua ini.Saat dulu aku berusaha, kamu tidak pernah melihat bahwa aku ada.
_________________________________________
Maaf,
:'(
KAMU SEDANG MEMBACA
Azlan & Azlea
PoetryHanya sajak tentang caraku mencintai tanpa menodai kefitrahan cinta itu sendiri. Tidak seperti defenisi cinta yang ditafsirkan banyak orang. Tapi cinta bagiku hanyalah ruang-ruang penerimaan dan pengikhlasan.