Malam ini, disaksikan langit yang bermuram durja, dalam suasana bising yang disebabkan pertengkaran hujan dan atap-atap rumah, kamu menatapku.
Langit yang bersedih seolah menjadi tersenyum. Butiran hening itu berhenti turun, saat duniaku terasa berhenti kala pandanganmu menembus seluruh sukma ku.
Andai aku punya kuasa menahan waktu, ingin kuhentikan laju detik yang membuat pandang itu teralihkan dengan begitu cepatnya. Aku ingin tetap wajahku yang tergambar dibola matamu.
Aku belum sempat mengabadikan tatapmu itu dalam ingatanku. Tapi aku bahagia, setidaknya mata itu pernah memandangku dengan sengaja.
Aku tau, belum sepenuhnya aku telah sembuh dari luka lama akibat sebuah pengharapan. Mungkin setelah 3 tahun berlalu, baru denganmu kembali kudapati senyum setulus ini.
Maka jangan biarkan aku terluka sedini ini. Beri aku waktu yang lebih lama merasakan kebahagiaan seperti ini.
Aku tidak memintamu untuk menjadi milikku kan?
Aku tidak memaksamu untuk bersamaku kan?Aku hanya ingin agar kamu terus hadiahi aku tatapan dan senyum itu saja. Itu sudah lebih dari cukup.
Biarkan aku terus merasakan pendambaan ini meski dengan cara sebungkam ini pula.
Tidak mengapa, sungguh:')
_______________________________________
Terima kasih untuk malam ini,
Azlea.
KAMU SEDANG MEMBACA
Azlan & Azlea
PoetryHanya sajak tentang caraku mencintai tanpa menodai kefitrahan cinta itu sendiri. Tidak seperti defenisi cinta yang ditafsirkan banyak orang. Tapi cinta bagiku hanyalah ruang-ruang penerimaan dan pengikhlasan.