Azlea :
Aku kembali memungut sisa-sisa semangat yang aku punya, bukan untuk membuktikan apapun kepada siapapun, aku hanya ingin supaya kehidupanku kembali tertata. Walau tanpa kebahagiaan, aku rasa hidupku akan baik-baik saja. Aku memilih puasa dari kebahagiaan, sebab setiap kali aku merasakannya justeru luka yang dihasilkan semakin membuat hatiku melebam. Lebih dari biru, hatiku kini telah hitam. Tidak ada tanda-tanda bahwa cinta akan tumbuh lagi disana. Bukan aku menentang atau menyalahkan Tuhan. Hanya saja aku nyaman dengan kehidupanku yang tanpa kebahagiaan. Aku menolak semua penawaran bahagia, hanya agar aku tidak lagi menambah luka.Azlan:
Entah mengapa, kini aku takut melangkah lagi. Aku takut bertemu oranglain, jatuh hati, lalu patah lagi. Walau tidak dapat kupastikan, setelah memutuskan mencintai Azlea, apakah aku akan bisa membuka hati untuk mencintai wanita lain. Hidup ini layaknya misteri, kau bisa menerkanya, tapi tak dapat memastikannya. Dan terkaanku sudah terbukti salah, lalu untuk apa mencoba lagi? hatiku telah terpenjara oleh kurungan cinta untuk Azlea, tidak lagi bisa pergi atau datang, entah kapan dia akan bebas. Kata- orang-orang cinta itu membahagiakan, tapi mengapa cinta yang kupunya hanya menimbulkan kesakitan demi kesakitan. mengapa semesta seolah memberiku jalan, tapi berujung kepada kebuntuan.
_____________________________________
Bagaimana cara sembuh dari luka?
Azlan dan Azlea.
KAMU SEDANG MEMBACA
Azlan & Azlea
PoetryHanya sajak tentang caraku mencintai tanpa menodai kefitrahan cinta itu sendiri. Tidak seperti defenisi cinta yang ditafsirkan banyak orang. Tapi cinta bagiku hanyalah ruang-ruang penerimaan dan pengikhlasan.