64:...

60 8 3
                                    


Dia masih dengan keadaan tangan bergetar ketika menurunkan buku-buku lain agar bisa mengambil kotak kayu tersebut.

Jika benar isinya senjata, Evans akan mendapat peringatan dari Arin, apakah pria itu tidak memiliki tempat lain untuk menyembunyikan senjata?

Arin berhasil membawanya dan meletakkan kotak itu di atas meja kerja. Kotak bewarna coklat gelap, tak memiliki aroma, cukup berat dan di ikat dengan tali jerami.

Arin membuka dengan perasaan tak karuan berdebar.
Dan yang ia dapatkan saat pertama kali membukanya adalah sebuah kunci Inggris.
Pantas saja berat, sisanya ada beberapa koran dan foto.

Arin berusaha mengambil kunci Inggris itu tapi tersangkut dan saat Arin bisa mengambilnya kotak itu malah jatuh.
Suara benda keras dan beberapa denting besi membuat Arin terkejut.

Jangan sampai Evans tahu ia membuka barang pribadinya.
Arin membereskan kotak itu tapi di saat itu juga Arin terdiam. Tangannya meraih sebuah benda yang membuat ia terlamun sejenak.
Sebuah nickname miliknya, tertulis jelas Airin Dewanti bahkan ada lambang rumah sakit saat ia di tugaskan saat itu.

Evans benar, pria itu memanggilnya Airin Dewanti bukan tanpa sebab saat itu. Tetapi dari mana pria itu mendapatkan nickname
miliknya dan untuk apa pria itu menyimpannya.

Selain itu ia menemukan foto yang tak kalah membuat dirinya tercengang, foto dua wanita kembar.

"Angel"
Gumamnya, dan di saat itu ia langsung tersadar. Angel lupa ingatan bukan? Mana mungkin ia mengabaikan hal penting seperti itu. Tapi apakah dia tidak ingat tentang saudara sendiri?

Arin beralih pada lembaran koran dan membaca berita utama di dalamnya.
Jelas, dengan huruf kapital. Kenakalan remaja membawa senjata api menewaskan orang tak bersalah.

Tembakan? Yang Virgo ceritakan itu nyata?
Arin membaca isi berita koran tersebut sebelum beralih pada potongan koran lain.

Pelaku penembakan telah di ringkus, remaja di temukan babak belur dan luka parah.

Tubuhnya merinding seluruhnya bahkan sampai bulu di wajahnya terasa berdiri, hari kejadian dan penangkapan hanya berjarak tiga hari.
Apakah Evans? Apakah pria itu yang melakukan semua ini?

Di titik ini ia hanya diam saat mengetahuinya, rahasia lain. Lagi-lagi rahasia yang tak pernah Arin bayangkan sebelumnya.

Dengan cepat ia membereskan kotak tersebut dan segera menelpon Virgo.
Ia harus bertemu Evans, harus. tidak perduli jika ia takut atau kesal.
Rasa ingin tahunya membucah dan Arin harus bicara secepatnya.

Virgo yang di saat itu di telpon tak kunjung menjawabnya membuat Arin kebingungan.
Ia kemudian turun ke bawah sambil menunggu mungkin Evans akan pulang malam itu.

Suara tv masih bisa ia dengar ketika itu menampilkan banyak iklan.

Ternyata di luar hujan deras, gelap dan dingin. Arin bisa melihat di kaca ada butiran air yang sudah menyebar dan menempel.
Ia tetap harus menelpon seseorang, tapi ia tidak memiliki banyak nomer mereka.

Arin duduk diam menunggu beberapa saat, ia tidak tahu mengapa Virgo tak membalas pesannya.

Tayangan Tv kemudian masuk dalam acaranya kembali, sebuah berita kilas petang singkat.

Berita pertama hanya tentang pencurian di sebuah kawasan perumahan, berita yang memang sedang naik saat ini dan dalam masa penyeledikan.

On Business 21+ [ Arin & Evans ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang