Chapter 23

1.2K 26 0
                                    

Vote+Coment
Ig@sptynmei_
Tt@queenshalrnd_

Happy Reading
_______________________

Hari berganti hari. Ujian nasional Alexander Prixion School sudah berakhir dan sekaranglah semua murid berbondong bondong kearah jendela kelas mereka masing masing.

Adera,James,Dion berada didepan kelas mereka. Mereka melihat sebuah kertas 1lembar yang ditempel. Peringkat pertama diraih oleh Adera dan peringkat kedua diraih oleh James sedangkan Dion menduduki nomor 4.

Dion terkejut karena dirinya berhasil menduduki nomor 4. Karena dirinya selalu berjauhan dengan angka dari nomor 5-1 entah mengapa tahun ini dia bisa berdekatan dengan angka 3.

Adera menatap biasa saja kearah jendela. Sama hal nya dengan James. Berbeda dengan Dion yang sedari tadi mengucapkan syukur pada yang diatas.

Dikelas Adira. Mereka dihebohkan karena anak murid terpintar dikelas Adira tersisihkan oleh Adira. Adira menempati nomor 1 sedangkan Bella menduduki nomor 2. Chelsi sama dengan Dion tetapi Chelsi menempati nomor 3.

Chelsi jingkrak jingkrak kesenangan mendapatkan peringkat kedalam 3 besar.

Bella berjalan kearah adira lalu tersenyum padanya dan menjulurkan tangannya." Selamat Adira udah singkirin gue dari peringkat pertama." Ucap Bella namun dirinya tidak masalah karena Adira menurutnya hebat.

Jarang sekali mereka bisa mengalahkan Bella. Namun Adira baru beberapa bulan masuk sudah mendapatkan peringkat. Ingat itu karena IQ Adira yang tinggi.

Adira tersenyum membalas uluran tangan bella." Makasih, selamat juga buat Lo." Jawab Adira dengan senyuman tipis.

Bella terpaku melihat senyum Adira. Walaupun hanya setipis tisu. Tetapi Bella baru kali ini melihat wajah senyum Adira. Cantik yang ada dipikiran Bella sekarang.

Bella Normal Ya Gays.

Setelah mereka saling bertanya. Kini Adira dan Chelsi berjalan kearah kantin.

Udah lama gak ketemu duo togel itu batin Adira ketika tidak melihat batang hidung Gisel dan Natasya.

Adira duduk dimeja paling belakang menunggu Chelsi memesan makanan.

Tidak lama Chelsi datang dengan nampan yang berisikan makanan banyak.

Mereka menyantap makanan mereka dengan khidmat.

Mereka menyelesaikan makanan mereka. Adira meminum jus miliknya karena tenggorokan adira cukup kering. Makan tetapi tidak minum? Bagaimana rasanya.

Adira sudah selesai dengan makannya. Chelsi pun sudah mereka memainkan ponsel mereka dengan tenang namun suara nyaring mengejutkan mereka.

"Hei Adira, udah sumringah aja wajah Lo. Udah dapat lagi simpanannya?" Ujar Gisel dengan nada sedikit meninggi.

Membuat mereka yang berada dikantin menoleh ke asal suara.

Adira tidak menanggapi. Dirinya sedang melihat koleksi Vidio yang begitu lucu menurut dirinya.

Chelsi yang sudah mendapatkan akan mara bahaya dirinya melerai.

"Heh nenek lampir. Lo gak bosen gitu hidup tanpa gangguin kesenangan orang lain?" Tanya Chelsi membuat Gisel tertawa.

"Sayangnya perintah yang Lo hindari itu kesenangan bagi gue apalagi orangnya kayak Lo dan jalang satu ini." Ujar Gisel sambil menunjuk Adira.

Adira yang ditunjuk menghempaskan tangan Gisel dengan  keras membuat tangan putih Gisel memerah karena terbentur oleh meja kantin.

Chelsi yang melihat itu hanya tersenyum smirk karna memang pantas Gisel mendapatkan itu.

"Bisa gak tangan bau tai Lo gausah nunjuk wajah cantik gue." Peringat Adira membuat seisi kantin menyuraki Gisel.

"Wajah Lo yang bau tai." Jawab Gisel dengan nada amarah.

Chelsi yang mendengarnya tertawa." Eh kayaknya bukan jarinya deh dir. Mungkin mulutnya terlalu dekat sama hidung jadi bau tai." Teriak Chelsi membuat seisi kantin meledakan tawanya.

Gisel yang melihat semua menertawakan dirinya terlihat emosi. Lalu matanya menangkap sisa jus Chelsi yang belum ia minum hingga tandas.

Tanpa aba aba Gisel mengguyur tubuh Chelsi dengan sekali tumpahan. Chelsi yang melihat itupun geram, Dirinya akan menjambak rambut Gisel namun sebuah tangan menahan dirinya.

Tangan siapa? Hem tebak coba.

"Gausah diem biar Adira aja yang nyelesain." Bisik pria dengan tangan memegang tangan Chelsi.

Chelsi terkejut pria itu yang Chelsi idam idamkan selama berada disekolah ini.

Chelsi mundur dibawa oleh pria tadi. Chelsi bisa melihat Adira mengernyit ketika Chelsi mundur bersama pria yang ia kenal.

Adira tersenyum lalu berbalik badan dan menatap dingin Gisel." Maksud Lo apa siram temen gue." Tanya Adira dengan wajah datar.

"Temen Lo kayak anjing ngomong gabisa difilter." Teriak murka Gisel.

"Oh ya? Lo juga sama kok ngomong gabisa difilter. Berusaha introspeksi diri, Tapi emang yang diomongin temen gue bener." Jawab Adira membuat kantin lagi lagi tertawa.

Chelsi yang di ujung sana pun menghamburkan tawanya. Pria yang dipinggir Chelsi pun memandang Chelsi dengan pandangan kagum kepada Chelsi.

"Anjing Lo Adira." Teriak lantang Gisel, Gisel yang hendak menampar Adira namun ada kaki yang sengaja mengulurkan kearah Gisel hingga Gisel terjatuh.

Kantin terlihat berisik karena suara tawa mereka. Adira tersenyum remeh kearah Gisel." Mau Jambak orang malah dirinya yang kena batu." Ujar Adira membuat Gisel dibawah sana mengepal.

Natasya yang melihat itu geram lalu dirinya akan menampar adira tetapi tangan adira lebih sigap.

"Gausah ikut ikutan kartu AS Lo digue udah banyak." Bisik Adira membuat natasya menengang.

Adira berjalan kearah chelsi lalu membawa Chelsi keluar kantin. Dikantin sudah merasa hawa panas yang menjalar mungkin dua setan sudah datang.

CRUEL GIRL [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang