Chapter 26

1.1K 30 0
                                    

Bantuin atuh vote+komen biar nambah wah haha.

Happy Reading
_____________________

Seorang gadis sedang melamun ditaman belakang milik rumahnya. Dirinya masih saja mengingat kejadian waktu itu.

Dia tidak ingin bertemu terdahulu dengan Rafael. Dirinya masih saja merasa bersalah walaupun Rafael sudah memaafkannya.

Sudah 3 hari Adira tidak mengabari Rafael, dan Adira tidak keluar rumah saat itu. Walaupun sesekali itupun memakai mobil diantar oleh supir.

"Huft males gue lama lama sama keadaan" lenguhan kecil Adira lalu menyenderkan tubuhnya kekursi panjang yang berada ditaman.

Adira menatap langit biru yang teduh ditambah angin sepoi sepoi membuat dirinya nyaman.

Adira melihat banyak notif diponsel miliknya.

Rafael🖤
Adira maafin aku
Kenapa gak balas pesan aku?
Aku salah aku minta maaf
Aku emosi waktu itu
Kamu udah makan?
Jangan marah terus
Kenapa gak ngasih kabar dengan waktu yang cukup lama?
Adiraaaaaaa
Main yuuu bosen:(
Maafinnnn
Jangan cari yang lain ya walaupun kita lagi marahan😙🥰

Adira membaca pesan terkahir membuat dirinya menarik senyum tipis. Ia juga sebenarnya rindu dengan Rafael namun ia harus menahan ego nya karna gengsi.

Adira ingin membalas namun ia urungkan karena ia akan fokus terdahulu pada misinya.

"Bang dera mana ya" gumam adira lalu menengok kearah belakang.

Dirinya belum bertemu lagi dengan Adera dan Griodan.

Adira berjalan kedalam mansion lalu mencari keberadaan mereka berdua.

Adira menaiki anak tangga satu persatu. Lalu ia membuka kamar Griodan, Kosong.

Setelah itu ia melangkah lagi ke kamar Adera tidak ada.

Ia mencoba berjalan kearah balkon dan ya.

Mereka sedang bersantai santai diatas dengan keadaan Griodan yang sedang rebahan tanpa kaos dan Adera sedang duduk lesehan sambil merokok dan satu lagi bermain game.

"Ekhem" suara Adira membuat mereka menoleh dan tersenyum.

"Kemana aja baby?" Tanya Adera dengan lembut lalu tangannya mengkode Adira untuk duduk didekatnya.

Griodan sedang tidak badmood karena kucing peliharaannya meninggal diterkam anjing Adera.

Griodan marah waktu itu kepada Adera sedangkan Adera tertawa terbahak bahak. Harga kucingnya saja mampu buat makan 5 bulan.

Tetapi Adera membelikan lagi kucing baru dengan harga dua kali lipat dibanding kucing itu.

Griodan pertama kali tidak menerima lalu ia memikirkan kembali akhirnya diterima olehnya.

"Grio, kata Mommy Lo mau langsung pindah?" Tanya adira pada Griodan.

Griodan menoleh lalu menggeleng." Bukan karna Mommy"

"Terus sama siapa?" Tanya Adira dengan bingung.

Griodan menunjuk Adera dengan kepalanya lalu ia menatap sebal kearah Adera.

Sudah dipastikan ini rencana dari Adera.

Griodan ingin langsung kuliah tanpa sekolah satu tahun lagi. Jadi dirinya akan kuliah bersama Adera, Mereka sudah memulai rencana dari kemarin kemarin tanpa sepengetahuan Adira.

"Enak banget Lo, langsung kuliah dapet ijazah lagi" ujar Adira membuat Griodan terkekeh.

"Tapi emang enak juga sekolah dua tahun lalu kuliah" jawab Griodan memanas manasi Adira.

Adira menatap griodan dengan kesal. Ia tahu Griodan sedang memanas manasi dirinya agar ikut dengannya.

"Bang aku boleh gak ikut sama Abang kuliah" tanya Adira membuat Adera menatap Adira lalu menggeleng.

"Baby kamu harus belajar yang bener, Griodan ikut sama Abang juga biar disana jadi babu" jawab adera enteng membuat Adira terbahak bahak.

Sedangkan Griodan sudah menatap tajam adera." Gue juga males sekampus sama Lo" ujar Griodan lalu memejamkan matanya.

Adera hanya menatap Griodan lalu terkekeh. Ia abaikan suara Griodan tadi lalu menatap Adira dengan serius.

"Baby, nanti kalau gaada Abang sama Griodan jangan bandel. Nanti yang jagain siapa, Jangan nyusahin grandma, grandpa, sama Tante oke?" Ucap Adera kepada Adira.

Adira berkaca kaca sedih karena ia tidak mau ditinggalkan oleh Adera dan Griodan. Adira menarik tangan Griodan lalu memeluk mereka bertiga.

"Adira janji gabakalan bandel, nanti adira sesekali pergi kesana buat liat Abang sama kalian." Isak adira membuat mereka juga ikut sedih.

Mereka mengangguk lalu mereka mencium kening Adira. Adira berjalan meninggalkan mereka lalu masuk kedalam kamar.

Adira melirik kalender didekat lemarinya. Tanggal 15 bahwa lima hari lagi akan melaksanakan pelulusan.

Beda dengan adira mendapat keberuntungan yang teramat banyak, dimulai dari Natasya, Gisel, dan pelulusan.

Bukankah itu cukup buat Adira dengan segumpal darah.

Haus darah banget sih

•••

Vote okeww jangan lupa wikwiw.

CRUEL GIRL [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang