Chapter 41

848 19 0
                                    

Happy Reading
____________________

Rafael menghembuskan nafas lelah, dirinya memang selalu benci kepada Satya, namun ia juga yang telah menghidupi dirinya sedari kecil hingga sekarang.

Namun uang pemberian Satya tidak dipakai Rafael, dan Rafael selalu memberikan uang itu kepada Fani, Fani menolak namun Rafael bilang itu uang hasil kerja nya. Padahal itu uang yang selalu Satya kirim.

Fani tinggal di rumah yang besar yang diisi oleh pembantu dua orang satpam 5 orang dan Rafael dengan ibunya.

Terkadang Renata selalu bermain kerumah Fani hanya sekedar bermain, menginap juga terkadang kalau Zian selalu tidak ada dirumah.

Rafael dan Zian akur akur saja seperti adik kakak umumnya, mereka berbeda dua tahun. Rafael sekolah SMK kelas 3 dan sekarang lulus. Sedangkan Zian ia menyelesaikan skripsi akhirnya dan akan segera wisuda.

Rafael merenungi diri dengan merokok, lalu ia menatap ponsel nya dan berniat ingin menelfon Adira.

Panggilan pertama tidak diangkat, dan kedua terhubung.

"Iya hallo, ada apa Raf?"

"Engga aku kangen aja sama suara kamu, udah lama kita gak ngobrol kayak gini".

Kekehan suara disana terdengar." Masa, baru aja dua Minggu."

"Dua Minggu itu lama loh dir".

Disana terlihat berisik dan banyak orang yang sedang berdebat." Maaf ya raf, disini berisik soalnya Chelsi lagi berantem sama Dion" ujar Adira tidak enak hati.

"Santai aja, udah makan?"

""Udah tadi, kamu udah makan?. Awas jangan telat makan."

"Iya iya ini juga mau makan, yaudah aku tutup ya".

"Iya bye, nanti telfon balik aja"

Sambungan terhenti oleh Adira, Rafael tersenyum hangat lalu berjalam keluar markas. Ia akan makan disebrang jalan saja yang menurutnya terlihat segar karena udara asli.

Rafael melajukan motornya dengan kecepatan sedang lalu setelah beberapa menit ketemu lah dengan tukang bakso dipinggir jalan.

Rafael memesan bakso 1 porsi lalu memakan didekat tukang bakso tersebut. Rafael makan tidak memperdulikan sekitar.

Tiba tiba saja ada seorang wanita dengan pakaian feminim terkesan anggun, namun tidak goyah untuk memilih Adira.

"Hai, boleh duduk disini?" Izin wanita tersebut. Rafael hanya berdehem saja.

Rafael makan lagi tidak memperdulikan wanita yang dipinggir nya menatap Rafael dengan kagum. Makan saja terlihat ganteng apalagi kalau tersenyum.

"Eh btw kamu orang man-" belum sempat bicaranya selesai Rafael sudah berbalik badan dan membayar bakso nya.

Rafael memesan 2 porsi bakso yang akan ia bawa kerumah, karena sudah pasti Fani dan Renata ingin memakan bakso tersebut.

Rafael membayar bakso tersebut, lalu memberikan 1 lembar uang merah, hendak Rafael akan menaiki motor suara perempuan tersebut sudah terdengar.

"Boleh aku nebeng gak?" Ujar wanita tersebut tidak tahu malu dirinya sudah berada didekat Rafael.

Rafael menatap wanita itu datar, Rafael tidak menggubris suara wanita itu. Rafael akan menyalakan motor tiba tiba saja wanita tersebut sudah nangkring dibelakang motor tersebut dengan tangan seenaknya sudah melilit dipinggang Rafael.

"Ikut ya" rengek gadis tersebut. Rafael risih lalu menyentak tangan yang melingkar diperutnya.

"Gue izinin, tapi tahu batasan juga" sentak Rafael membuat wanita itu tersenyum simpul.

Mereka melakukan motor nya dengan kecepatan kencang tak peduli Rafael kini sedang membawa siapa.

-
-
-
-
Lanjutlahh masa engga.
Ig@sptynmei_
Tt@queenshalrnd_

CRUEL GIRL [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang