Typo tandai.
Happy Reading
____________________Adira menatap Zian dengan perasaan malu, dirinya sangat bodoh menatap ponselnya tidak ia cek terdahulu.
"Ceritain gimana bisa Lo cari identitas gue, perasaan bodyguard Daddy gue udah jaga dengan Ketat deh." Geram Adira.
Zian terkekeh menatap Adira." Bodyguard nya gak becus."
Flashback on
Zian menatap dirinya dipantulan cermin, lalu ia membuka kaos nya dan mencuci jari nya dengan 5kali cucian.
Zian menatap jijik jarinya. Ah zian bergerak kearah komputer miliknya dan mencari tahu tentang siapa yang merekam dirinya.
Sebenarnya Zian tidak terlalu perduli karena wajahnya, karena disana memang gelap.
Percobaan pertama gagal karena tidak bisa dibobol, kedua juga sama tidak bisa. Zian berteriak frustasi, lalu dirinya menelfon temannya yang ahli meretas.
"Kerumah sekarang, gaada penolakan. 10 menit sampe".
Zian langsung mematikan ponselnya. Lalu 10 menit kemudian pintu kamarnya terbuka menampilkan seseorang dengan wajah kusut sedang berjalan kearah dirinya.
"Apaan nyuruh gue kesini? Ganggu gue aja" sinis pria tersebut membuat Zian berdecak lalu menunjukan komputer miliknya kearah pria tadi.
Pria tadi menatap dingin Zian. Zian berdiri dari duduknya dan mempersilahkan pria tadi duduk. Zian terlihat mengesalkan.
Tidak membutuhkan waktu lama, pria tadi mencoba dengan sekali saja langsung muncul beberapa identitas Adira.
Zian membaca dengan seksama dan teliti. Zian membaca ketika Adira masih sekolah SMA? Zian terkekeh dengan bangga.
"Thanks" ujar Zian, pria tersebut sudah membaca semua identitas itu.
"Lo pedofil Ian?" Tanya reksa dengan tatapan memicing. Zian terdiam sepertinya ia menyukai gadis itu.
"Maybe" tatapan Zian sangat menyeramkan bagi reksa. Karena Zian menatap gambar Adira dengan wajah datar lalu tersenyum senyum.
Reksa berlari keluar kamar Zian lalu menutup pintu kamar Zian dengan keras.
Flashback of.
Adira kaget namun ia tutupi, Zian itu tipikal orang yang diam diam namun menghanyutkan.
Lihat saja wajah Zian yang sudah dekat dengan wajah Adira, Adira bisa merasakan hembusan nafas Zian.
Adira lihat wajah Zian yang putih dengan bibir tebal bewarna merah, dan wajah terlihat tajam.
"Tersepona?" Ujar Zian menjahili Adira.
Adira menatap sinis Zian." Terpesona bukan tersepona" ujar Adira membenarkan ucapan Zian.
Zian terkekeh ditempat lalu memandangi wajah Adira yang terlihat cantik.
Adira melangkah mundur takut takut Zian akan mencekik dirinya namun salah.
Cup
Zian mencium bibir ranum merah Adira membuat Adira membatu. Adira terkejut lalu dirinya menatap Zian dengan tatapan datar.
"FRISTKISS GUE ZIANJING SETAN" Teriak adira ketika sudah sadar apa yang Zian lakukan padanya.
Zian tertawa terbahak bahak membuat Adira kesal.
"Suruh siapa tadi tatap gue kayak gitu" ujar Zian membatin.
Adira berjalan meninggalkan Zian yang masih tertawa.
•••
Semua mata tertuju pada Adira. Mereka menatap Adira dengan berbagai pandangan.
"Heh Dira, gue tadi buntutin Lo" ujar Chelsi tiba tiba membuat Adira menegang. Apakah Chelsi melihat ketika Zian mencium dirinya?.
"Lo ikutin gue?!!" Tanya Adira panik, membuat mereka menatap Adira aneh.
"Baby, muka kamu kenapa kok panik gitu" ujar Adera, mereka terasa diwakilkan dan mengangguk ketika Adera bertanya seperti itu, terkecuali james.
Adira gelagapan ditempat. Lalu dirinya menatap Chelsi horor. Sedangkan chelsi mengejek Adira.
"Jadi gini, tadi adira dilantai lag-" belum Chelsi melanjutkan ucapannya sudah diinjak duluan oleh adira.
"Argh babi sakit diranjing" kesal Chelsi sambil mengusap usap kaki putih miliknya.
Adira cengegesan menatap Chelsi." Ngga kenapa kenapa bang, Adira tadi cari a-" belum sempat melanjutkan sudah dipotong oleh Chelsi.
"Nyari cowok" potong Chelsi.
Adira menatap Chelsi kesal lalu meninggalkan mereka dengan tatapan ngakak yang dilontarkan pada Adira. Adira berjalan kearah kamarnya dan akan segera mandi.
-
-
-
-KANJUT GAYS?
EH AKU MAU GANTI COVER WATTPAD AHHH.
KAMU SEDANG MEMBACA
CRUEL GIRL [End]
Teen Fictiongadis misterius dengan mata tajam dan aura dingin membuat semua orang melihatnya takut, dia dijuluki dengan sebutan "CRUEL GIRL" dalam sekolahnya namun dia tetap biasa saja. mengapa dia seperti itu. Mending kita cari alasannya. Gadis itu setelah sel...