Chapter 22

1.2K 29 0
                                    

Vote+Coment
Ig@sptynmei_
Tt@queenshalrnd_

Happy Reading
_______________________

Adira masih saja mengingat dimana insiden Rafael menembak dirinya ketika kemarin. Kini Adira malu akan bertemu Rafael. Ah sudah pasti dia akan terlihat salah tingkah terus menerus.

Membayangkannya saja Adira sudah gila apalagi nanti kalau ketemu.

Adira kemarin diantarkan pulang oleh Rafael dan diantarkan kekamar miliknya oleh Rafael.

Sekarang Adira sudah berada disekolah sedari tadi dia tersenyum terus menerus.

Chelsi yang melihat itu pun merinding, Tidak biasanya adira akan tersenyum terus menerus dari pagi hingga siang.

"Heh Lo kenapa?" Tanya Chelsi membuat adira yang tadi tersenyum menatap malu temannya.

Adira bukannya menjawab malah menangkup wajahnya dengan telapak tangan dirinya.

"Bukannya dijawab malah kayak orang gila." Ujar Chelsi lalu meninggalkan adira dengan perasaan kesal.

"Iya sahabat Lo gila karna rafael." Gumam adira dengan tersenyum senyum.

"Kenapa sama Rafael?" Tanya seseorang mengejutkan Adira dari arah belakang.

Suara berat serak khas seseorang pria dengan aroma parfum yang sangat wangi sekali.

Adira menoleh dan mendelik kesal." Kepo" lalu meninggalkan pria itu sendiri membuat pria itu mengernyit bingung.

"Aneh, kenapa sama gue?" Tanya James dengan sikap aneh Adira.

----

Adira sudah menyelesaikan ujiannya dengan lancar. Kini dirinya sudah berada dirumahnya.

Adira turun kebawah untuk menyapa keluarganya sudah lama ia tidak beradaptasi lagi dengan keluarganya.

Disana sudah terlihat wajah cantik alisya dan Annita. Mereka berdua sedang menonton televisi.

Adira duduk dekat Annita dan disampingnya ada Alisya.

"Hai grandma, hai Tante. Udah lama ngga gabung sama kalian." Sapa Adira membuat mereka menoleh dengan bersama lalu tersenyum.

"Hai cucu grandma, kemana saja kamu kenapa tidak berkumpul lagi sama kita. Sehari harinya diam dikamar terus." Omel Annita tapi tak ayal tersenyum hangat.

"Iya Adira memangnya dikamar seru? Griodan juga tidak betah berada didalam kamar lama lama selain tidur." Ujar alisya dengan terkekeh membuat Adira ikut terkekeh bersama mereka.

"Seru tau dikamar itu, udah kayak pendamping hidup Adira" seru adira membuat mereka menggelengkan kepalanya.

"Adira kamu sudah makan nak?" Tanya annita dengan nada lembut.

Adira menggeleng dirinya memang tidak lapar karena sudah makan waktu dikantin tadi.

"Makan dulu dir nanti sakit." Suruh alisya. Memang disini mereka selalu perhatian pada adira karena mereka tidak memiliki perempuan lagi selain alisya.

CRUEL GIRL [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang