Chapter 33

987 29 0
                                    

Happy Reading
____________________

Dipagi hari yang cerah, Adira mengucek matanya. Ia berjalan membukakan gorden villa. Sinar matahari menyinari Indra mata Adira yang coklat itu.

Adira menyipitkan matanya lalu melihat kearah pantai. Indah, itulah dalam pikiran Adira.

Chelsi yang sedang tidur pun terusik lalu menggeliat. Tetapi tidak membuka mata dan lanjut tidur.

Adira berjalan kearah toilet kamarnya, dan mencuci muka. Adira keluar dari kamar dan berjalan kearah dapur.

Adira memasak mie instan. Dirinya terasa sangat lapar sekali.

Adira menunggu beberapa menit lalu mie instan tersebut sudah jadi.

Adira menambahkan toping nya dengan sosis dan rawit yang terlihat merah tersebut, ditambah telur yang direbus bareng dengan mie instan.

Adira memakan mie tersebut dengan lahap, Adira menghabiskan makanan tersebut hingga tidak tersisa.

Lalu dirinya membuka kulkas dan mengambil satu botol sprite. Adira meminum hingga setengah air.

Adira berbalik dan dirinya menabrak dada seseorang yang tegap.

Adira mengusap keningnya lalu mendongak ketika melihat wajah pria itu yang sedang memperhatikan Adira.

"Cosplay jadi tembok Lo?" Cerca adira kesal, kening nya terasa sakit menabrak bidang dada pria tersebut.

Tinggi Adira hanya sepundak pria itu, Adira dirinya yang pendek jadi hanya sebatas pundak.

Pria tersebut hanya menaikan alisnya sebelah, membuat Adira geram sendiri. Lalu adira berjalan kembali dengan wajah masam.

Tetapi pergelangannya ditahan oleh pria tadi, Adira menatap pria itu dengan tatapan kesal.

"Lepasin dih, ngapain pegang pegang. Lapar? Masak aja mie disana banyak" tawar Adira geram lalu menghempaskan tangan kekar tersebut.

"Temenin" ujar pria tersebut dengan nada suara serak basah. Adira menelan saliva nya karena suara itu terlihat sangat menyeramkan bagi Adira.

Adira menggedikan bahunya, beberapa langkah akan berjalan namun lengan pria tersebut sudah menggusur kaos Adira kearah belakang membuat Adira berjalan dengan gerakan melangkah mundur.

"Ih apaansih, makan sendiri" ujar Adira kesal membuat pria itu terkekeh.

"Buatin" titah pria tersebut membuat Adira membola.

"Punya tangan sendiri kenapa malah nyuruh gue?"

"Paling enak dibuatin"

"Tapi gue gak mau."

"Tapi gue mau"

Adira menatap pria itu tajam, lalu dirinya menggebrak meja. Ia berjalan kearah rak yang terdapat beberapa mie instan, ia berjalan dengan perasaan dongkol.

Adira menggerutu tidak jelas tiada henti hentinya sembari memasak mie tersebut, Adira membanting garpu tersebut kedalam panci.

Setelah jadi Adira memberikan mangkuk tersebut kearah pria tersebut, Adira hendak berjalan namun dengan sekali tarikan membuat adira duduk disamping pria tersebut.

"JAMESSSSSS" teriak frustasi adira menggelar diruangan dapur.

Chelsi berlari kearah dapur dan melihat Adira dengan muka bantalnya." Dir Lo kenapa? Ada yang sakit?" Tanya Chelsi dengan panik.

"Taulah Lo kebo" ujar Adira kesal lalu dirinya menghentak hentakan kakinya. Ia berjalan kearah luar ingin meredakan emosi.

Chelsi melihat itu pun hanya melongo ditempat." Anjir Adira gue lagi tidur kirain apaan" decak Chelsi lalu dirinya menyusul Adira.

James yang sedari tadi terdiam terkekeh melihat sikap adira yang menurutnya lucu.

Karena menjahili Adira adalah makanan sehari hari James. Kapan lagi coba, dirinya akan kuliah jauh nanti tidak bisa bermain lagi dengan Adira.

James melanjutkan makannya dengan santai.

Berbeda dengan Adira yang sudah berada ditepi pantai. Dirinya masih menggerutu tidak jelas. Rambut panjang miliknya sedikit terbang diterpa oleh angin pantai.

Adira memejamkan matanya guna meredakan emosi. Lalu sebuah tangan mencolek pipi chubby miliknya.

Dingin yang dirasakan Adira ketika tangan putih tersebut mencolek Adira. Adira melihat siapa pemilik tangan tersebut.

Ternyata Zian yang sedang menutupi tubuhnya yang sedang diperhatikan oleh bule. Adira lupa dirinya memakai kaos hitam crop dengan celana pendek bewarna hitam.

Posisi tubuhnya yang sedang terbaring dipasir, dan satu kaki terangkat, kaki kanannya menopang kaki kiri yang sedang terangkat diatas.

Zian menatap Adira dengan pandangan geram." Lain kali pake celana yang bener. Gak malu diliatin orang?" Sarkas Zian kesal karena paha putih mulus milik Adira terekspos indah.

Adira menurunkan kakinya lalu dirinya duduk, ia melihat Zian yang duduk didepan dirinya.

"Ngapain pagi pagi kesini?" Tanya Adira membuat Zian menatap Adira dengan pandangan aneh.

"Nyari angin"

Adira hanya ber oh ria. Zian tadi hanya melihat lihat pemandangan dipagi hari dengan hembusan angin yang terlihat sejuk.

Tetapi mata Zian tidak sengaja melirik ada seorang gadis yang ia kenal sedang tiduran dan terlihat banyak bule yang sedang memperhatikan paha Adira dengan tatapan lapar.

Zian dengan buru buru menghampiri Adira lalu tubuh tegapnya duduk didekat paha Adira lalu mencolek pipi Adira membuat Adira terbangun.

Zian menatap Adira yang hendak bangun, namun dirinya tidak sengaja terbelit dengan kaki miliknya lagi membuat Adira terjatuh dipangkuan Zian.

Zian menegang, ini yang kedua kalinya. Berbeda dengan Adira yang sedang terlihat merasakan sesuatu yang mengeras dibawah.

Adira menatap kebawah lalu matanya membulat, dan menjerit histeris.

"AAAAAAAA ZIANJING"

-
-
-
-

KANJUT LAGIII GAYSSSS.

CRUEL GIRL [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang