Chapter 32. Kurungan rumah.

1.1K 161 11
                                    

Jam malam sudah terlewati sedari tadi, saat ini aku sedang berada sekitar jalan menuju kampus. Berdiam sesaat untuk membeli minuman di mesin penjual otomatis.

"Rimuru!? Kenapa kau ada di sini!?" Suara Kacchan, terdengar bingung. Dia berjalan bersama dengan All Might dan Midoriya.

"Rimuru-san!?" Midoriya juga terkejut saat melihatku.

"Yo." Menghampiri mereka, aku memberikan masing-masing satu kaleng jus yang ku beli sebelumnya.

"Kalian pasti lelah kan?"

"Ohh, terimakasih."

"Aku tidak membutuhkannya." Kacchan membuang muka, namun aku tetap memaksanya untuk mengambil kaleng jus itu yang dengan enggan dia ambil.

"Rimuru-Shoujo sepertinya sejak awal sudah melihat perkelahian kalian." Ucap All Might yang membuat mereka berdua terkejut.

"Yah, sebenarnya aku sedang bersantai di balkon. Namun melihat kalian berdua keluar, jadi aku mengikuti kalian karena penasaran."

"Tch, dasar penguntit." Kacchan berdecih kesal.

"Aku tidak menguntit, aku hanya mengikuti kalian karena penasaran."

"Tidak ada bedanya, bodoh!" Teriaknya. Midoriya hanya tertawa kaku.

Nah, sepertinya Kacchan di beritahu All Might tentang OFA.

"Ini sudah malam, mari kita kembali dulu ke asrama." Ucap All Might, dan kami mengikuti dari belakang. Midoriya meminum jus yang sebelumnya aku berikan, Kacchan juga meminum nya. Meskipun dia sempat menolak, namun pada akhirnya dia tetap meminumnya karena rasa lelahnya.

Sebelum masuk asrama, kami membuang terlebih dahulu kaleng jus yang sempat kami minum. Tiba di asrama, Aizawa-sensei langsung menyambut mereka berdua dengan pelukan hangat, menggunakan kain khusus yang sulit untuk di rusak miliknya.

"Hebat juga kalian, setelah ujian lisensi pahlawan sementara. Kalian masih ada tenaga untuk bertengkar." Ucap Aizawa-sensei dengan marah.

Benar, ketika semua orang lelah karena habis ujian. Mereka malah bertengkar. Sungguh tidak patut di contoh.

"Selamat malam." Aku hendak pergi ke kamar ku untuk pergi tidur, namun pelukan hangat dari kain khusus Aizawa-sensei malah melilit tubuhku.

"Mau kemana kau!?"

"Tidak ... Tentu saja pergi tidur, Sensei."

"Siapa yang menyuruh mu tidur!?"

"Tapi kan, kami harus tidur di waktu yang telah di tentukan. Sekarang sudah–."

"Lalu kenapa kau tidak tidur sedari tadi, Malah berkeliaran!? Ingin bilang tersesat saat mencari tempat buang air kecil!?"

Walahhh ...

Sensei kembali menatap Kacchan dan Midoriya, setidaknya lepaskan dulu ikatan yang melilit tubuhku.

"Tunggu Aizawa-kun!"

"Kenapa, All Might."

"Sebenarnya, Bakugou-Shounen merasa bersalah karena keberhentian ku, mengira kalau dia adalah penyebabnya. Dengan beban pikiran tersebut, dia masih mengikuti ujian dan hasilnya ..., Rasa kecil hatinya muncul. Tanpa sadar, kita telah melupakan masalah mental nya. Pertarungan ini terjadi adalah karena kelalaian kita orang-orang dewasa."

"Hmm..." Aizawa-sensei sepertinya sedang berpikir, karena dia juga memahami perasaan Bakugou setelah mendengar penjelasan dari All Might.

"Biar pun begitu, aku tidak dapat menutup mata untuk masalah kali ini. Siapa yang memukul duluan!!"

"Aku!" Ucap Kacchan tanpa rasa takut.

"Aku juga, membalas pukulannya."

"Bakugou empat hari! Midoriya tiga hari! Kalian di berikan hukuman Kurungan rumah. Selama hukuman, kalian harus membersihkan asrama dari pagi, siang, sore, dan malam! Serta, aku ingin kalian menulis surat pernyataan menyesal!! Soal luka-luka kalian, kalau belum sembuh pergi ke ruang perawatan. Tapi jangan merepotkan Recovery girl, pergi obati sendiri!!" Teriak Aizawa-sensei, sebelum dia menghela nafas dan menatap ke arah ku.

"Kau juga, bukan hanya melanggar jam malam. Namun bertujuan untuk menyembunyikan pertarungan mereka dengan merusak salah satu robot pengintai."

"Robot itu rusak karena gelombang ledakan yang di timbulkan oleh Kacchan, Sensei."

"KENAPA AKU!!?"

"Ohh, ini pertama kalinya aku tau kalau Quirk ledakan Bakugo dapat mengeluarkan petir hitam."

Tidak ada gunanya membuat alasan. Sepertinya robot itu merekam pada saat-saat terakhir."Maaf Sensei."

"Satu hari kurungan rumah untuk Rimuru. Kau juga harus melakukan apa yang ku berikan kepada Midoriya dan Bakugou."

Satu hari ya, itu cukup ringan.

"Baik Sensei."

Aizawa-sensei akhirnya mengela nafas sambil melepaskan ikatan yang melilit kami."Sekarang sudah malam, pergilah tidur."

Sepertinya berbicara sambil berteriak sebelumnya membuat tenaganya terkuras drastis.

Kami kembali ke kamar masing-masing tanpa percakapan apapun.

Pagi harinya. Seperti yang di perintahkan sense, kami membersihkan asrama bertiga.

"Bakugou dan Midoriya bertengkar!? Kurungan rumah!? Bohong!! Jangan bilang Rimuru juga ikut berkelahi!?" Mina berteriak terkejut.

"Aku tidak."

"Rimuru-Chan kenapa di hukum!? Kau membuat masalah!?" Toru menghampiri ku dengan khawatir. Namun melihat kalau aku tidak memiliki bekas luka seperti Kacchan ataupun Midoriya, dia menghela nafas lega.

"Tidak, aku tidak membuat masalah sama sekali. Aku juga tidak tau kenapa Sensei malah menghukum ku."

"Jangan berbohong, tidak mungkin Sensei memberikan hukuman tanpa alasan." Toru menyimpan kedua tangannya di pinggang seolah marah.

"Hahh, aku melanggar jam malam dan merusak robot pengintai. Itu saja."

"Ehh!!! Kenapa!!?"

"Pergilah, jam sekolah akan segera di mulai. Kau akan terlambat loh."

"Kalian berdua beruntung karena hanya di hukum kurungan rumah! Rimuru-kun juga! Aku tidak mengerti kenapa kau malah melanggar jam malam dan merusak robot pengintai." Lida seperti biasa menceramahi kami.

"Oke-oke, itu salahku. Aku menyesal telah melakukannya." Balasku.

Akhirnya mereka pergi karena kelas pertama akan segera di mulai.

"Kacchan, Midoriya, aku akan membersihkan lantai dua."

"Oh."

"Oke, hati-hati Rimuru-san."

Mending pergi menjauh dari mereka berdua, suasana di sini sangat canggung. Dan kepergian ku malah membuat mereka semakin canggung.

.

.

.

Ke esokan harinya, hari kurungan rumah ku telah berkahir. Kami hendak berangkat menuju sekolah, sedangkan aku membawa kantung sampah. Di sana ada Kacchan dan Midoriya yang tengah membersihkan area ruang tamu.

"Kacchan, nitip buang sampah ya."

"Kenapa!? Itu tugas Deku sialan!!"

" ... Sensei, Kacchan tidak mau–."

"GRAAHH!! GADIS SIALAN!! SIMPAN SAJA DI SANA, AKU AKAN MEMBUANG NYA NANTI!!!"

"Mohon bantuannya, dah."

Kami akhirnya pergi menuju kelas bersama dengan yang lainnya.

"Uwahh, wajah Bakugou-kun sebelumnya benar-benar menakutkan. Aku heran kau berani berbuat seperti itu." Ucap Toru.

"Entahlah, sangat asik menggodanya seperti itu."

Bersambung. 

Rimuru X Boku no Hero.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang