Chapter 15. Penderitaan sesungguhnya. [EXTRA CHAPTER]

1.7K 201 32
                                    

Di dalam apartemen ku yang sederhana, televisi menyala menampilkan beberapa berita tentang kejahatan kecil dan pahlawan yang menyelesaikan masalahnya.

Membuka kulkas, di sana ada kaleng yang seharusnya tidak di konsumsi oleh gadis muda seperti ku. Itu adalah Beer, aku juga menyimpan beberapa sake dan wine. Meskipun membeli semua itu sangat sulit, namun pada akhirnya aku mendapatkan nya juga. Itulah kenapa aku sempat panik saat Midoriya dan All Might mampir pada saat itu.

"Minum Beer saat lelah memang yang terbaik."

Karena kemarin jadwal sekolah sangat padat, tubuhku sedikit pegal. Sehingga aku malas untuk beraktivitas ke luar. Meskipun sesekali aku meregangkan tubuh di balkon saat pagi tadi, agar tubuhku tidak terlalu kaku.

"Benar juga ya ..., Aku ingin mencoba sesuatu."

Mengambil satu gelas kosong, aku mengambil botol wine dan juga sake.

"Ohh ..., Kepalaku sakit ..." Tatapan ku tidak menentu, aku melihat berbagai bintang dalam lingkup pandangan ku.

Drrttt ... Drrtttt ...

Siapa yang menelpon sekarang?

" ... Yao-momo? ... Ada apa? ... Ya, aku baik-baik saja, hic. ... "

Brakk!!

Pandangan ku gelap, teriakan Yao-momo perlahan meredup di balik smartphoneku.

.

.

.

.

.

.

"Ahh! Dia sudah sadar!"

Suara? Siapa? Kalau tidak salah itu suara Toru, gadis invisible.

"Rimuru-Chan, kau sudah sadar? Syukurlah."

Tsuyu-chan?

Ughh, kenapa mereka ada di rumahku. Kepalaku sakit, aku tidak mengingat apapun.

"Kenapa kalian ada di rumahku?"

Bukan hanya Toru dan Tsuyu-chan saja, namun seluruh perempuan dari kelas 1-A ada di apartemen ku.

"Tidak, yang lebih penting lagi kenapa kalian bisa tau aku tinggal di sini?"

"Yao-momo bertanya kepada Aizawa-sensei alamat rumah mu, meskipun sempat di tolak karena itu adalah masalah pribadi seseorang. Namun pada akhirnya dia memberikannya setelah mendengsr penjelasan dari Yao-momo."

"Lalu, kenapa kalian dapat masuk ke dalam?"

"Ahaha, dengan bantuan Quirk Yao-momo, dia menyalin bentuk kunci sehingga kami dapat masuk. Lagian kami khawatir kepadamu saat berbincang lewat panggilan, kau seperti terjatuh. Dan benar, kau terbaring tak sadarkan diri di lantai." Ochako menjelaskan panjang lebar.

"Lalu, kami menemukan ini ada di atas meja, apa maksudnya ini, Rimuru-san?" Yao-momo menunjuk ketiga benda yang ada di atas meja.

"Meskipun kau bilang begitu, itu adalah alkohol. Jika kau tidak mengetahui namanya, itu adalah Beer, sake dan wine."

Tunggu, kenapa kalian terkejut seperti itu, dimana letak salah ku? Ku pikir aku sudah menjelaskannya dengan baik.

" .... "

Ahhh ..., Alkohol ... Gadis SMA berusia 15 tahun ... Alkohol ... Mati aku.

"Itu ..." Aku harus menjelaskan bagaimana kepada mereka!?

"Rimuru-san, maafkan ku ... Seharunya aku menyadari nya lebih awal."

Ochako?

"B-begitu, seharunya aku juga menyadari nya dari awal." Yao-momo juga!?

Sebenarnya apa yang kalian berdua bicarakan, perempuan lain juga merasa bingung dengan perkataan kedua gadis ini.

"Meskipun kau kalah dalam pertandingan kemarin, namun melampiaskan nya dengan minum alkohol seperti ini. Sama sekali tidak baik, itu tidak baik untuk kesehatan mu."

Tidak, tunggu. Emn .... Ide bagus, Ochako!!

"Karena kau memasang wajah yang tidak perduli kemarin, itu membaut kami berpikir bahwa kau baik-baik saja. Namun kau menyembunyikan nya dengan baik. Kumohon, jika lain kali ada masalah, tolong ceritalah kepada kami. Kami siap membantumu jika dalam masalah." Yao-momo.

Meskipun sedikit merasa bersalah karena kebaikan mereka yang berasal dari kesalahpahaman. Namun karena ini juga menguntungkan ku, aku hanya bisa melanjutkannya.

"Aku ... Aku sudah berusaha keras untuk menang, bahkan mengeluarkan seluruh kekuatan ku. Namun tetap saja aku kalah dari Kacchan."

Ughh, entah kenapa aku merasa bersalah membohongi teman teman yang baik seperti mereka.

"Semangatlah Rimuru-Chan! Kau masih bisa menjadi lebih kuat! Jangan terlalu terpaku kepada kekalahan awalmu! Festival olahraga hanyalah awal dari semuanya! Ini semua belum berakhir!" Tsuyu-chan berbicara sambil mengepalkan tangannya, yang lainnya juga mengangguk bersamaan.

"Kau benar, semua itu hanyalah awal." Memberikan mereka sedikit senyuman sedih, akhirnya aku lolos dari maut.

"Syukurlah jika kau kembali kedirimu seperti biasanya, kalau begitu aku akan membuang semua ini ya?"

Ehh? Semuanya!?

"Hiks, ya tidak apa-apa."

"Jangan menangis Rimuru-san, aku tau kekalahan kemarin menyakitkan bagimu." Ochako dan Toru memelukku yang duduk di atas kasur dengan pelukan menenangkan.

"Oh, ternyata masih ada di dalam lemari es. Aku akan membuang semuanya."

"Hiks, ya."

Kumohon jangan.

"Di dalam lemari juga ada."

Jangan yang itu kumohon.

"Huwaaaa!!"

"Sudah, jangan menangis. Kami akan selalu mendukungmu." Ochako mempererat pelukannya untuk menenangkan ku.

"Hiks ..."

Yao-momo dan perempuan lainnya masih mencari yang lain.

"Yosh, semuanya sudah terkumpul. Kalau begitu kami akan membuangnya terlebih dahulu, Ochako-san dan Toru-san tolong jaga Rimuru-san. Tidak apa-apa kan, Rimuru-san, kami membuang ini?"

"Hiks, hiks, ya tidak apa-apa. Aku tidak akan pernah melakukannya lagi."

Kumohon jangan di buang. sangat sulit membelinya, aku harus memesan di situs web yang entah berapa lama sampai nya.

"Kalau begitu kami pergi dulu."

"HUWAAAA!!!"

"Ehhh!? Kenapa tangisan mu membesar!?"

"Aku merasa bersalah ..., Hiks, terimakasih teman-teman."

Sialan! Wine ku!! Sake ku!! Beer Chan milik ku!!! KEMBALIKAN!!!

Bersambung.

Rimuru X Boku no Hero.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang