Chapter 45. Latihan dance.

976 147 8
                                    

Hari sudah mulai menjelang malam. Setelah magang ku selesai, aku kembali pulang ke asrama dengan sedikit lelah.

Aku ingin tidur.

Membuka pintu asrama, teman-teman sekelas ku menyambut ku 

"Ahh, akhirnya Rimuru datang. Kami sedang membicarakan tentang kelompok band, dance, dan visual efek nya. Kau mau masuk mana? Apa kau bisa alat musik?" Kirishima bertanya padaku dengan semangat seperti biasanya.

"Sama sekali tidak."

"Lalu, bagaimana kalau menyanyi. Mendengar dari suara mu berbicara, kau pasti bisa bernyanyi kan?" Kali ini Sero yang berbicara.

Sementara sero berkata seperti itu, para gadis menahan tawanya. Aku tau kenapa mereka seperti itu.

"Rimuru-Chan itu ..., Rimuru-Chan itu buta nada!! Saat dia bernyanyi maupun bicara tidak ada bedanya, bwahahaha!!" Tawa Toru meledak.

Yah, kami sempat bermain di kamar Kyoka sebelumnya. Sama halnya dengan para lelaki yang berpikir kalau aku bisa bernyanyi melalui nada suaraku, mereka juga berpikiran sama pada awalanya. Namun semua itu terbantahkan saat aku bernyanyi dengan nada bicara ku.

Aku berjalan dan menekan kedua pipi Toru dari belakang, membuat tawanya hilang dalam sekejap.

"Umjuhh! Mfffhhh!! Lepawwaaskann! Syaakigytnn! (Lepaskan, sakit!)"

"Ingin menertawakan ku lagi?"

"Huwaaaa muawaaafff!!(Huwaaaa, maaf!)"

"Bukan kah Kyoka pandai bernyanyi, kenapa tidak pilih dia saja?" Ucapku, sambil terus menemukan kedua pipi Toru. Mengabaikan permintaan maaf nya.

"Ehh?" Kyoka terkejut dengan sedikit blush, sepertinya dia malu.

"Y-yah, mau bagaimana lagi." Kyoka mengambil mic dan mulai bernyanyi singkat. Nah, urusan seperti ini biar Kyoka yang urus. Suaranya memang bagus.

"B-Baiklah, aku yang akan menjadi vokalis nya. Jadi, kita sekarang membutuhkan gitaris, Gitaris pertama dan kedua!" Lanjut Kyoka.

"Biar aku yang mainkan!! Soalnya keren!" Teriak Kaminari.

Di putuksan kalau Kaminari dan Tokoyami yang akan menjadi gitaris, yang memainkan keyboard adalah Yao-momo. Lalu, drum ...

"Kacchan!?"

"Apa!? Ada masalah dengan itu!!?"

Aku segera menggelengkan kepala dengan cepat. Uwah, itu mengejutkan kalau dia bisa bermain drum.

Begitulah, hingga jam 1 tengah malam.

"Baiklah!! Semua peran telah di tentukan!!" Teriak Lida dengan mata yang memiliki kantung hitam. Aku juga ingin segera tidur!! Untung saja besok hari sabtu, jadi sekolah libur.

Aku masuk ke dalam team dance, dan Mina-sensei yang akan mengajari kami tentang menari nya.

"Besok kita akan sibuk!!"

Esok harinya, kita belajar dance seusai jadwal.

"Seperti ini?" Ucapku sambil mempraktekan apa yang Mina ajarkan. Entah kenapa, ini terasa canggung.

"Yaya, seperti itu! Yang lain jangan bermalas-malasan!!"

"""Baik~"""

Beberapa waktu kemudian saat kami sedang berlatih.

"E-Eri-chan?" Suara Midoriya terdengar terkejut.

Eri? Siapa? Saat aku melihat ke arah depan jalan masuk asrama. Itu adalah gadis kecil yang imut ... Tidak, sangat imut!

"Namamu Eri ya. perkenalan, aku Rimuru–."

Aku membeku seketika ketika berjongkok di depannya, kenapa ... Kenapa dia lari dan bersembunyi di balik Togata-senpai... Apakah aku menakutinya... Padahal aku suka anak kecil.

"Ri.., Rimuru-chan jangan menangis." Tsuyu mengusap punggung ku.

"Eri-chan Kawai!!" Ochako juga menghampiri nya.

"Ohh, Eri-chan yang itu ya, yang pernah di ceritakan oleh Midoriya." Ucapku setelah mengingat tentang nya. Eri menatapku dalam diam saat dia bersembunyi di belakang Togata-senpai, entah kenapa aku bisa merasakan dari tatapannya antara takut, ragu, penasaran, dan malu.

Aizawa-sensei muncul entah dari mana."Kita sudah mendapatkan izin dari kepala sekolah. Jadi, agar tidak membuatnya panik, ajaklah dia sebelum hari H."

Hari H nya masih memiliki waktu 1 bulan lagi kan?

Di daerah sekolah, kita di wajibkan untuk memakai seragam entah itu libur ataupun tidak. Jadi Midoriya menggunakan seragam nya untuk mengajak Eri berkeliling bersama dengan Togata-senpai.

Sedangkan kami melanjutkan lagi latihan dance kami.

Kami berlatih di depan asrama hingga sore.

"Ahh lelahnya." Ochako menghela nafas sambil duduk di ubin depan asrama.

Kirishima si pria baik hati, datang bersama dengan Shoto dan Sero. Membawa kantung plastik yang di isi dengan kaleng jus yang banyak. Yang tanpa pamrih segera kami ambil.

"Kau tidak magang hari ini?" Shoto menghampiri ku dan duduk di ubin sebelahku.

Meminum beberapa tegukan terlebih dahulu."Aku sudah meminta cuti untuk hari ini dan besok pada Endeavor. Aku tidak menyangka kalau dia akan menyetujuinya."

"Itu mengejutkan, biasanya dia adalah orang yang sangat tegas." Balas Shoto.

Aku hanya membalas dengan mengangkat bahu sebelum meminum kembali jus yang di berikan Kirishima.

"Kalau kau? Bagaimana dengan ujian ulang nya?"

"Masih belum, kami harus menunggu beberapa tahap lagi sampai menuju akhir. Mungkin 3 sampai 3 setengah bulan lagi."

"Oh, semangat." Jadi kemungkinan dia dapat surat ijin pahlawan sementaranya di antara bulan Desember ya. Yah, lagian salahnya juga tidak dapat waktu itu. Mungkin ini semacam hukuman ringan untuk para murid yang gagal, jadi pihak panitia lebih menyulitkan ujian ujian yang mereka lakukan. Agar membuat mereka dapat berpikir lebih dewasa dan dapat berkerja sama dalam tim dengan baik.

Ini bisa terbilang singkat sih. Karena ada juga orang yang menunggu sampai beberapa tahun hanya agar mendapatkan kartu Lisensi sementara nya.

Karena hari ini sangat melelahkan, aku tanpa sadar berbaring di Ubin sambil menatap Shoto. Di saat seperti ini, aku malah mengingat apa yang di katakan oleh Aizawa-sensei.

"Shoto, kenapa kau ingin menjadi Hero?"

Shoto menatapku, termenung untuk sesaat. "Pada awalnya, aku ingin membuktikan kepada ayahku bahwa aku bisa menjadi Hero no.1 hanya dengan kekuatan es ku."

"Pada awalnya? Sekarang bukan?"

"Ya, impian ku tertutup hanya karena rasa dendam dan kebencian ku saja kepada Endeavor. Sebenarnya, saat masih kecil aku sudah ingin sekali menjadi Hero. Hero yang dapat selalu membantu orang lain. Menjadi Hero yang akan membuat orang lain tenang ketika mendengar nama ku. Semua itu terkubur semata-mata hanya karena kebencian ku terhadap Endeavor."

"Tapi kau menemukannya kembali bukan? Itu tujuan yang mulia."

"Benar, setelah waktu yang ku habiskan di sekolah. Aku belajar banyak hal." Shoto menatap langit senja dengan senyum tipis nya. Itu juga berhasil mengundang senyum ku ketika menatapnya.

Yang paling penting, kenapa di sini sangat sepi? Bukankah ada banyak orang di area ini.

Saat ku lihat lebih teliti, ternyata teman teman sekelas ku sedikit menjauh dariku dan Shoto. Aku tidak tau apa tujuan mereka, namun sepertinya mereka tidak ingin menggangu ataupun menguping perbincangan kami. Tapi tatapan kalian saja sudah menggangu ku tau.

"Damai sekali ya~." Ucap Ochako sambil memperhatikan kami dengan senyuman nya.

"Bikin iri." Lanjut Toru.

Jadi ..., Sedari tadi mereka mengawasi kami? Tubuhku tanpa sadar berguling ke sisi lain.

"""Kyaaa!! Rimuru-san merasa malu, Kawai!!"""

Bersambung.

Rimuru X Boku no Hero.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang