BAB 3

1.1K 101 6
                                    

"Yak, bagus sekali jawabannya, Haruto

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yak, bagus sekali jawabannya, Haruto. Silahkan kembali ke tempat dudukmu. Yang lainnya, bisa mencatat jawaban yang teman kalian tulis untuk dipelajari."

"Nee, Ssaem."

Seisi kelas memandang takjub pada Haruto yang baru saja menyelesaikan soal Matematika di papan tulis. Pasalnya, soal yang ditulis Lisa itu sangat tidak manusiawi menurut mereka.

Haruto hanya menanggapi datar semua tatapan iri bercampur kagum itu. Justru dalam hati dia berkata, "Mereka seharusnya belajar dengan baik, menunggu orang lain menjawab untuk mereka dan mengagumi dengan bodohnya."

Memuakkan, tapi Haruto tidak tahan dengan wajah tolol teman-temannya ketika Lisa memberikan pertanyaan yang baginya sangat mudah.

Jadi dia harus berkorban.

Sekarang Haruto duduk tenang di bangkunya. Sendirian.

Selain karena jumlah siswa yang ganjil, tidak ada yang mau duduk dengannya. Bahkan siswa di depan dan sebrangnya saja tampak berusaha menjauh.

"Menyedihkan." Ini Jihoon. Dia sedang mengintip Haruto lewat jendela kelas bersama Junkyu.

Tugas pertama Junkyu adalah, memantau gerak-gerik Haruto agar dia bisa mendapatkan celah untuk masuk ke kehidupan kecil Haruto di sekolah.

Sebenarnya dia bisa saja mengajak Haruto bicara baik-baik. Namun sepertinya, Haruto memilih jalan yang menyulitkan dua orang siswa yang sekarang sedang mengintipinya seperti pencuri.

Lebih tepatnya hanya Junkyu. Jihoon cuma ikut-ikutan saja.

"Setidaknya, ada satu gitu yang mau duduk dengannya, ya kan Hoon?" Junkyu menyikut lengan Jihoon. "Haruto sangat baik dalam pelajaran, apakah tidak ada yang mau duduk dengan anak yang sepintar dia? Kalau aku di kelas ini, aku pasti mau duduk dengannya."

"Kalo gitu ceritanya, lo seharusnya gak naik kelas dua kali." Jihoon berdecak. "Lagian buat apa pintar kalau songong?"

Junkyu terdiam. Iya juga. Buktinya, Jihoon yang absurd, hobi mencontek, cenderung bodoh, dan tukang gombal sana-sini saja bisa punya banyak teman. Gitu kok bisa jadi Ketua OSIS, padahal tidak berwibawa juga.

Manusia memang tidak ada yang sempurna dan kehidupan itu adil.

Sret!

"Siapa disana?!"

"Sialan brengsek!"

"Aduh!"

Jihoon tiba-tiba berbalik, membanting punggung ke dinding di bawah jendela ketika Lisa secara mendadak menoleh ke jendela. Tidak lupa menekan kepala Junkyu ke bawah agar ikut menyembunyikan diri.

"Lari, dong ah! Kok sembunyi!" Junkyu menepis tangan Jihoon dan lari meninggalkannya. Dia tahu Lisa melihatnya. Sembunyi tidak akan ada gunanya.

"Loh hei! Junkyu tungguin!" Jihoon lari mengejar Junkyu. Cepat juga larinya.

Babysitter || HaruKyu Treasure [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang