Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Beberapa hari kemudian...
"Duh, deg-degan..." Junkyu merapikan simpulan dasinya di depan cermin. Kemudian membuat pose keren disana. "Wih... aku ganteng juga," bangganya. "Coba selca dulu."
Junkyu mengambil ponsel dan memulai sesi selca-nya. "Ganteng dikit cekrek, ganteng banyak cekrek, ganteng banget ... cekrek, cekrek! Upload!"
"Junkyu-ya! Ayo buruan sarapan, mau Papa anter nggak?" suara Taeyang di luar kamar memanggil Junkyu.
"Hah? Mauuu!!" Buru-buru Junkyu menyambar tas, kartu ujian, beserta jas alamamaternya. Batal selca. Langkahnya membawanya dengan cepat menuju ke dapur.
Hari ini adalah hari penentuan hasil dari usaha Junkyu di bangku SMA Treasure selama 3 tahun.
Ujian kelulusan!
Sambil mengurus Haruto, tentu saja Junkyu tidak melewatkan dirinya begitu saja. Dia tetap rajin seperti biasanya.
Hanya saja, mungkin sedikit lebih keras belakangan ini.
Belajar teros sampe mampos!
Tidak hanya belajar, Junkyu juga mendapatkan surat rekomendasi untuk mendaftarkan dirinya ke universitas yang dinginkannya.
Hari ini bukan Junkyu apalagi Taeyang yang memasak, tapi mereka mendapat kiriman sarapan dari Mama Park ditambah dengan kartu ucapan semangat.
Dapat Junkyu lihat Taeyang tampak memandang lesu kartu tersebut. Kemudian meletakkannya begitu saja di meja dan menyajikan makanan untuknya.
"Buruan makan, nanti telat," kata Taeyang seraya mengulurkan sepiring sup sebagai menu sarapan.
Junkyu tersenyum. "Nee."
__ __
Di kelas, beberapa siswa sudah berdatangan dan menyebar ke penjuru sekolah untuk mencari kelas sesuai nomor urut ujian mereka. Karena satu kelas hanya berisi 20 orang siswa dnegan jarak masing-masing 1,2 meter untuk menghindari kemungkinan mencontek.
"Eh, Jen, nanti gue liat ke elo, ya?" mohon Hyunjin.
"Dodol, kita duduknya jauhan bego. Gue Lee, lo Hwang," maki Jeno.
"Oalah asu." Hyunjin mendecak.
"Kalo gitu gue boleh ya, Jen? Gue juga Lee, Lee Haechan. Ya, ya, ya?" cengir Haechan.
"Ogah!! Belajar sendiri sono! Dasar otak kopong." Jeno menyingkir, malas meladeni Haechan.
"Yaudah, nyontek Felix ajalah." Haechan beralih merangkul Felix.
"Gue aja gak belajar, hehe." Felix senyum-senyum watados.
"Kok bisa seh umat kayak gini masih dikasi idup? Bikin sumpek Bumi aja!"
"Nih cermin, Chan. Ngaca sana."
"Huwee pengen duduk deket Nana!"
"Sama, Jaemin enak ya duduknya belakang. Mana pinter lagi. Dunia tidak adil."