BAB 45

492 54 0
                                    

"Haish, lapernya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Haish, lapernya ... apa nggak ada makanan samsek disini? Sial, berasa lagi main All of Us Are Dead wae, dah, pake acara krisis makanan. Eh tapi, kalo gue main disitu pasti gue yang mati duluan. Alah, tayi."

Jihoon membuka kulkas sembari memegangi perutnya dengan sebelah tangan. Mencari-cari sesuatu untuk diberikan pada cacing-cacing perutnya.

"Susu, telur, soda..." Jihoon mengabsen isi kulkas. Dan pilihannya jatuh pada sebotol susu putih yang rencananya akan dia hangatkan.

Dia tidak suka susu dingin. Soda juga bukan pilihan yang bagus karena perutnya masih kosong. Mau masak telur aja nasi nggak ada plus dia gabisa masak.

11/12 nya Taeyang.

Sedikit kilas balik selagi Jihoon menghangatkan susu, Jihoon sempat membangunkan kedua orang tuanya. Tapi tak ada sahutan sama sekali disana. Sepertinya sedang molor.

Haish, pasti kolab lagi. Alah tayi.

Harapan kedua Jihoon adalah Junkyu. Biasanya, Junkyu memasak pagi-pagi sekali karena dia akan sekolah dan Taeyang berangkat kerja. Bahkan bisa lebih pagi dari Mama Park.

Tapi Jihoon mengurungkan niatnya ketika mengingat hari kemarin.

Dia baru pulang sore hari setelah berkencan dengan Hyunsuk. Hampir bersamaan dengan ketibaan Junkyu dan Taeyang yang tampak baru turun dari taksi di depan pagar rumah mereka.

Namun, kondisi keduanya tampak buruk sekali.

Taeyang tampak menggandeng Junkyu yang berwajah muram dan sembab, seperti habis menangis hebat. Taeyang sendiri tampak tidak fokus pandangannya. Hingga tidak menyadari eksistensi Jihoon yang menatap padanya.

Mereka kenapa kayak gitu? pikir Jihoon sambil mematikan kompor dan menuang susu yang sudah dihangatkan ke dalam gelas. Kayak abis kena bencana alam ae.

Jihoon sebenarnya ingin datang dan memastikan kalau ayah-anak itu baik-baik saja. Kalaupun terjadi sesuatu, Jihoon harap dirinya dapat membantu.

Mereka sudah terasa seperti keluarga sendiri karena kedekatan yang ada selama ini.

"Hm ... apa gue coba cek kesana aja, ya?" gumam Jihoon. Memutar-mutar sebentar cairan putih di dalam gelasnya. "Gue jadi khawatir. Apalagi kan, tingkah mereka kan kadang suka mengadi-ngadi. Siapa tau mereka habis kecengklak abis jalan kayang."

Jihoon lekas menandaskan susu hangatnya dan beranjak mandi. Samperin ae-lah. Gue gak bisa tenang kalo gini terus.

__ __

"Papa berangkat dulu, hati-hati di rumah. Itu ... sarapannya dimakan."

Junkyu mengangguk lesu. Menatapi ayam goreng yang Taeyang pesan dan baru sampai. Taeyang hanya mencomot satu dan memakannya sambil jalan. Tidak terlalu berselera makan tapi juga tak mau pergi dengan perut kosong.

Babysitter || HaruKyu Treasure [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang