"Hiks... seharusnya gue ajakin Jihoon nginep aja. Jadi... hiks... jadi..."
Yoshi menyodorkan satu pack tisu. "Lap dulu yuk ingusnya, baru ngomong yang bener."
Hyunsuk langsung mengambil 4 lembar dan memaksakan ingusnya keluar hingga menimbulkan suara yang keras dan menjijikkan. Yoshi menggeser tempat duduknya menjauhi Hyunsuk. Junkyu berdiri dari duduknya di kursi sebrang mereka.
Sekarang sedang jam istirahat. Junkyu gunakan waktu ini untuk memberitahu Hyunsuk. Kebetulan kelas sedang sepi karena hampir semuanya pergi ke kantin.
Sebenarnya ini adalah keputusan yang berada di titik salah dan benar. Salahnya karena membuat Hyunsuk sekarang menangis hingga hidungnya memerah, benarnya karena Junkyu tidak membiarkan Hyunsuk tahu dari orang selain dirinya.
Tapi rasanya lebih baik begini saja.
"Bukan salahnya hyung, kok. Jihoon mungkin cuma lagi apes doang," ujar Junkyu, berusaha menenangkan setelah Hyunsuk selesai dengan ingusnya.
"Kena musibah, Kyu," koreksi Yoshi.
"Yaudah itu."
"Terus hiks... sekarang Jihoon dimana? Gimana keadaannya?" tanya Hyunsuk, sedikit sesenggukkan sampai tersedak air matanya sendiri.
"Masih di rumah sakit. Katanya lagi dalam masa perawatan," jelas Junkyu, tapi tidak mengatakan detail kronologi kejadiannya.
Mana tega dia mengatakan secara gamblang kalau Jihoon mental sejauh 5 meter kemudian terbanting di aspal dengan tulang lengan retak dan kaki lecet karena terjepit? No, no, Junkyu tidak bisa.
"Gue mau jenguk Jihoon sepulang sekolah nanti," kata Hyunsuk tiba-tiba. "Gue... gue mau minta maaf."
"Ish, udah dibilangin bukan salahnya hyung, kok. Ngeyel banget seh kayak bocah!" Junkyu menyentakkan kaki ke lantai dengan gemas. "Ini Jihoon cuman lagi sial aja. Tena..."
"Musibah, Kyu," koreksi Yoshi, lagi. "Mulut lo te..."
"Diem, dasar grammar!" Junkyu beralih pada Yoshi, yang auto diam karena shock dibentak.
Gini amat jadi temennya uke. Yoshi mau menyublim aja.
"Tapi... tapi..." Hyunsuk hendak menyela.
"Haish dahlah, gak pake tapi-tapian. Jajan aja hayuk, laper gue," ajak Yoshi akhirnya.
Hyunsuk menumpukan beratnya ke meja. "Gimana gue bisa makan dengan tenang sedangkan Jihoon kenapa-kenapa? Gamau ah."
Euh, bulol, batin Junkyu. Tidak bercermin. Dia sendiri juga bulol ke Haruto sampai... ah, sudahlah. Pokoknya Hyunsuk masih mendinglah, meski sama-sama tololnya.
"Hyung, Jihoon gapapa, tenang aja," hibur Yoshi. "Yuk bangun yuk. Udah gede masa masih cengeng ae."
Yoshi menyelipkan lipatan sikunya ke ketiak Hyunsuk, bermaksud mengangkatnya secara paksa. Tapi yang diangkat sudah seperti beban hidup alias berat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Babysitter || HaruKyu Treasure [ END ]
Fiksi PenggemarTentang Kim Junkyu dan bayi besar yang bukan sembarang bayi besar