"Gimana sekolahmu?"
Haruto yang sedang menyendok makanannya, lekas menjawab sebelum dia menyuapkan makanan tadi ke mulutnya. "Bagus, sangat menyenangkan."
Seorang pria berusia sekitar 40 tahunan yang duduk di sebrangnya, tersenyum kecil mendapat jawaban singkat dari sang anak yang tengah mengunyah. Padahal dia sudah berekspektasi Haruto akan menjawab lebih detail.
Saat ini, Haruto sedang makan malam dengan tenang bersama ayahnya yang terus melontarkan berbagai pertanyaan seputar sekolahnya untuk yang kesekian kalinya.
Jujur saja, Haruto risih. Dia ingin makan dengan tenang! Apa ayahnya tidak tahu etika makan yang baik? Yaitu tidak boleh makan sambil berbicara.
"Lalu bagaimana dengan kakak asuhmu?" tanya Tuan Watanabe lagi. "Dia baik, kan? Otousan dengar dia orang yang mudah bergaul. Sepertinya dia tipe orang yang mudah disukai."
Haruto tersenyum kecil untuk menyamarkan smirk. "Baik sekali. Dia juga ramah dan sangat memperhatikanku."
"Ohh... baguslah. Otousan senang mendengarnya," ujar Tuan Watanabe. "Kau bertemanlah yang baik dengannya. Tapi jangan sampai menyusahkan dia juga. Otousan sedikit heran sih sebenarnya. Dia sudah tingkat akhir, tapi kenapa dia masih menjabat sebagai ketua di organisasi sekolah? Seharusnya dia fokus saja pada ujiannya yang kurang satu bulan setengah lagi."
Mendadak Haruto ingin tertawa. Tapi berusaha dia tahan. "Enggak tahu. Mungkin dia ingin bersenang-senang."
Atau lebih tepatnya membuat Haruto senang.
Dan hei, kalau sekarang Junkyu bukan ketua PSHD dan menerimanya atas dasar perintah Jisoo, Haruto tidak mungkin mendapat hiburan dan pasti memilih untuk segera keluar, kan?
"Haish, jangan begitu," tegur Tuan Watanabe.
"Hehehe... gomennasai, Otousan," cengir Haruto.
Tuan Watanabe hanya menggeleng kecil kemudian melanjutkan makannya. Meski dalam hatinya dia tidak percaya sepenuhnya pada putranya sendiri.
Ayolah, Haruto sudah sering dikeluarkan dari sekolah-sekolahnya yang sebelumnya karena berbagai kasus. Mengakibatkan Tuan Watanabe yang harus mengeluarkan uang dalam jumlah besar untuk menutup mulut pihak sekolah lama Haruto agar tidak banyak bicara ke media. Agar perusahaan yang dipimpinnya tidak terkena imbas dari ulah putranya.
Meski pada akhirnya Haruto tetap harus dikeluarkan karena poin pelanggaran yang diterimanya membuatnya pantas untuk itu.
Tuan Watanabe sudah lelah. Benar-benar tidak tahu lagi bagaimana cara mendidik Haruto. Yang dia inginkan sekarang tidak muluk-muluk. Hanya ingin Haruto menyelesaikan pendidikannya yang sekarang tanpa perlu berpindah-pindah seperti saat dia masih SMP.
Karena Haruto sudah mulai menjadi pemberontak sejak kelas 1 SMP dan masih berlanjut sampai sekarang. Dan sampai sekarang Tuan Watanabe tidak tahu apa penyebabnya. Memaksa Haruto bicara pun dia tidak bisa karena anak itu selalu memberikan jawaban misterius.
KAMU SEDANG MEMBACA
Babysitter || HaruKyu Treasure [ END ]
FanfictionTentang Kim Junkyu dan bayi besar yang bukan sembarang bayi besar