BAB 5

974 89 8
                                    

"Hoon, mukamu kok kayak curut gitu? Kenapa?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hoon, mukamu kok kayak curut gitu? Kenapa?"

Jihoon yang sedang mengunyah rotinya dengan ekspresi yang tidak enak dilihat, menghentikan kunyahannya.

Hari ini mereka ada mata pelajaran olahraga. Tapi sekarang mereka tengah duduk-duduk di tepi lapangan karena malas berjalan menuju kelas. Toh sebentar lagi juga istirahat, buat apa kembali? Nanti mereka sekalian ke kantin.

"Yaah, emang muka gue curut banget. Asli. Tapi anehnya semua cewek dan uke tergila-gila sama muka curut ini," komentar Jihoon lalu melanjutkan kunyahannya. "Kok alot, sih. Basi, ya?"

Jihoon mencium aroma roti yang dimakannya, tidak apa-apa. Jadi dia memilih melanjutkan makannya saja.

"Bodo ah." Jihoon menggigit lagi. "Paling nanti juga diare kalo beneran basi."

"Tadi kamu bilang mau jelasin sesuatu? Jelasin apa?" tagih Junkyu. "Tadi aku mau tanya, tapi karena masih pelajaran, jadi kuurungkan."

"Soal sampah yang tadi." Jihoon menelan kunyahannya lalu meneguk air minum hingga habis seperempat botol. "Itu dari Haruto. Lain kali, kunci loker jangan ditinggal. Banyak yang jail."

"Ruto?" Junkyu menatap Jihoon dengan raut tidak percaya. "Ah, masa sih. Nggak mungkin."

"Jangan bilang gak mungkin," sergah Jihoon. "Dia itu anak nakal yang dipindah kesini, karena sekolah kita punya program khusus untuk menangani anak setan. Itu artinya, dia salah satunya."

Junkyu terdiam mendengarkan penjelasan sahabatnya. Dia pikir Jihoon ada benarnya juga.

Selama ini Junkyu selalu menjalankan tugasnya dengan baik. Dan anak-anak yang dibinanya tidak pernah berkelakuan seperti itu. Tapi ketika Haruto datang, masalah yang tidak pernah dia duga muncul.

Sudah jelas, pelakunya adalah Haruto. Siswa baru.

"Kamu benar, aku harus bicara sama Haruto." Junkyu berdiri. "Aku mau mencarinya dulu. Toh sebentar lagi istirahat, kan?"

"Eh, eh, ikuuut!" susul Jihoon. Buru-buru dia menjejalkan sisa rotinya dan mengantongi bungkusnya ke saku training untuk dibuang ke tempat sampah nanti.

Itu merupakan suatu perilaku yang bagus, tidak membuang sampah sembarangan. Tapi masalahnya, Jihoon itu pelupa. Bukannya dibuang, dia akan menyimpan sampah di kantongnya dan baru akan dibuang jika dia ingat setelah lewat seminggu atau saat akan mencucinya.

Keduanya berjalan meninggalkan lapangan. Menuju ke kelas Haruto.

Kebetulan sekali saat mereka sampai, bel istirahat berbunyi. Junkyu berjalan cepat menuju ke kelas Haruto dan hampir menabrak seorang siswa.

"Eh, maaf Junkyu-Sunbae, selamat pagi. Ada apa Sunbae kesini?" tanya siswa yang jalannya terhalang oleh Junkyu.

"Sunbae mau nyari Haruto, ada?" kata Junkyu tanpa berbasa-basi.

Babysitter || HaruKyu Treasure [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang