Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Aaa... Jihoon-ah, kangen..." Hyunsuk menghambur pada Jihoon yang baru saja memasuki kelas dengan Junkyu mengikuti di belakangnya.
Jihoon yang terkejut plus salting. "Anjay, main peluk-peluk wae."
Hari ini adalah hari terakhir sekolah, sebelum hari ujian kelulusan yang akan dilaksanakan besok Senin. Sialnya Jihoon datang disaat-saat terakhir, hanya demi mengejar ketertinggalan.
Berdoa saja semoga dia lulus.
Dan... karena hari ini dia masuk, dia bisa mengajak Junkyu berangkat bersama di mobil Jinhwan.
Sekarang ini Junkyu tersenyum tipis melihat interaksi Hoon-Suk di depannya, kemudian memilih untuk masuk duluan guna memberi ruang bagi keduanya. Kelihatannya Hyunsuk khawatir sekali.
"Sebentar lagi ujian dan mereka udah lama deketnya," gumam Junkyu seraya duduk di tempatnya. "Tapi sampe saat ini Jihoon belum confess-confess juga ke Hyunsuk-hyung. Masa dia gantungin Hyunsuk-hyung, sih?"
Junkyu kembali memperhatikan Jihoon dan Hyunsuk yang masih awet peluk-pelukan kayak Teletubies.
"Haish, kapan pun itu, kuharap mereka cepet jadiannya, sebelum akhirnya harus pisah kampus," gumam Junkyu geli seraya menatap keluar jendela kelasnya yang mengarah ke lapangan upacara, yang dilalui oleh siswa yang baru masuk dari gerbang utama. "Hah... tapi mending pisah kampus, daripada pisah satunya ke kampus lainnya masih sekolah."
Junkyu tidak mengerti sifat Haruto. Adik kelas yang dingin itu terlihat lebih memiliki visual yang dewasa darinya. Selain itu, Haruto sepertinya irit bicara dan suka to the point.
Menurut Junkyu, itu sangat keren!
"Hahh... kapan ya Haruto mau notice aku? Jujur, aku lelah." Junkyu menelengkan kepalanya kemudian disangga dengan satu tangan. "Tapi aku nggak ingin menyerah kapan pun itu, eh?"
Netra bulat Junkyu mendapati sosok yang dipikirkannya, sedang melintas sendirian di bawah sana memasuki area sekolah. Meski sosok itu menunduk, tapi dengan cepat Junkyu bisa mengenali siapa laki-laki yang berwajah kusut dan berantakan itu. "Haru kenapa?"
__ __
"Kayaknya Haruto ada masalah deh, ssaem. Tolong dibantu, ya, ssaem..." mohon Junkyu dengan tangan terkatup di depan dada.
Jisoo tersenyum tulus, seusai mendengarkan laporan Junkyu di jam istirahat pertama ini. "Pasti saya bantu, kok. Kamu tenang saja," ujarnya. "Omong-omong, kok kamu tau aja Haruto ada masalah? Kalian semacam punya telepati gitu, ya?"
"Hah?" Junkyu gagal konek. "Enggak, deh, Ssaem. Tadi saya cuman lihat Haruto mukanya kusut banget pas dia lewat lapangan. Kayak orang gak tidur semaleman. Jadi saya pikir dia mungkin ada masalah."
"Kalo kayak gitu ya pasti ada masalah dianya, Kyu. Masa gitu doang kamu nggak ngerti?" Jisoo mengelus dada, membatin kedodolan akut Junkyu. "Kamu gak coba tegur dia di kelas gitu? Kata Jihoon, biasanya kamu nekat kalo urusan sama Haruto."