"Jadi anak-anak, x1 ditambah y2 sama dengan..."
Haruto menguap bosan. Tidak berminat pada materi yang Jonghyuk tulis dan jelaskan di papan tulis.
Bukan karena tidak paham, tapi penjelasan receh seperti ini sudah pernah dia dapatkan di dua sekolah SMA-nya dulu, sebelum dia terdampar di SMA Treasure ini.
Bisa-bisa mentok disini doang otak gue, Haruto memutar-mutar pulpen di tangan, memandang bosan ke papan tulis. Anjirlah, bentar lagi juga udah mau pulang tapi masih nyerocos. Kayak ada yang peduli ae.
Iseng-iseng Haruto menatapi satu persatu teman-temannya untuk mengusir kebosanan.
Teman-teman sekelasnya beberapa ada yang sudah membereskan buku dan alat tulis, terkantuk-kantuk, atau membicarakan rencana sepulang sekolah nanti mau main ke warnet mana.
Eh, tunggu dulu, bukan itu saja yang netra Haruto tangkap. Tapi juga sosok yang amat dia kenali yang sedang berjalan sendirian menyusuri koridor di depan kelasnya.
Cih, emangnya boleh berkeliaran begitu padahal sebentar lagi pulang? Mau apa juga dia disini?
Haruto terus memerhatikan sosok itu yang kemudian menghilang karena pandangannya terhalang pintu. Lalu...
Tok! Tok! Tok!
"Annyeong, punt—eh permisi, Jonghyuk-ssaem?"
Jonghyuk menjeda penjelasannya, atensinya beralih ke pintu yang diketuk dari luar.
"Masuk."
Drrkk...!
"Ada keperluan apa kamu kesini? Bukankah sebentar lagi pulang?" tanya Jonghyuk ketika Junkyu membuka pintu.
"Ah, saya ada kepentingan yang mau saya bicarakan sama Haruto," jawab Junkyu tenang.
Jonghyuk mengerutkan dahi dengan pandangan yang tertuju ke arah Haruto sebentar kemudian kembali kepada Junkyu.
"Bisa nanti pas pulang, kan? Waktunya juga lebih banyak," ujar Jonghyuk. Tidak terima jam mengajarnya disela.
Junkyu tertawa canggung. "Nggak bisa, ssaem. Soalnya Haruto suka kabur kalau saya panggil, kalo gini kan dia gak bisa kabur. Soalnya masih di gedung."
Seisi kelas menahan tertawa mendengar penuturan Junkyu. Sementara Haruto yang tidak sengaja mendengar itu, memerah wajahnya sampai ke telinga.
Bukan, dia bukannya malu. Tapi kesal karena ditertawakan dan dipermalukan oleh Junkyu.
Jonghyuk mengangguk mengerti. "Baiklah. Tapi cepat ya, setengah jam lagi pulang. Atau sekalian disuruh bawa tas saja? Watanabe Haruto, kau sudah mencatat semuanya?"
Haruto mengangguk. "Sudah, Ssaem."
"Bagus, kalau begitu kamu boleh keluar lebih awal dari kelas, tapi jangan lupa untuk pelajari kembali materi hari ini. Silahkan bereskan barang-barangmu. Yang lain tunggu dulu, ya, sampai jam pulang berdering," ujar Jonghyuk panjang lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Babysitter || HaruKyu Treasure [ END ]
Hayran KurguTentang Kim Junkyu dan bayi besar yang bukan sembarang bayi besar