BAB 25

408 54 0
                                    

"Menurut hyung, Papa Taeyang salah nggak?" Junkyu mengakhiri ceritanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Menurut hyung, Papa Taeyang salah nggak?" Junkyu mengakhiri ceritanya.

Hyunsuk yang tengah membuatkan susu hangat, terdiam sesaat.

Saat ini, Junkyu sudah agak lebih tenang setelah berada di rumah Hyunsuk. Suasana yang sepi dan nyaman sangat dia perlukan saat ini. Bahkan, dia tiba-tiba malah menceritakan kisah masa lalunya saat SMP yang mana, membuat Hyunsuk shock dan semakin mengerti alasan kenapa Jihoon selalu menempel pada Junkyu.

Bukan karena sekedar suka atau karena mereka teman kecil, namun karena Jihoon merasa gagal untuk melindungi Junkyu sahabatnya. Hingga kemudian perasaan bersalah itu tumbuh menjadi cinta yang ternyata hanya tumbuh di hati Jihoon saja.

Untuk sesaat Hyunsuk juga memikirkan ucapan Jihoon beberapa minggu yang lalu, setelah mereka baru dari UKS untuk menemani Junkyu yang mereka temukan tidak sadarkan diri di kamar mandi.

Ternyata Jihoon tidak memaparkan semuanya. Dia bukan 'ember bocor' dan tetap menjaga rahasia sahabatnya. Dan sekarang malah Junkyu sendiri yang membuka rahasianya.

"Salah," jawab Hyunsuk akhirnya. "Dua-duanya salah kalo menurut gue. Bahkan pengadilan pun mutusin gitu, kan?"

Junkyu membisu mendapatkan jawaban tegas itu.

Seandainya saja Taeyang tidak mendahulukan emosinya, mungkin kematian Yoonbin dan papanya takkan terjadi. Mama Yoonbin juga tak perlu mengalami depresi juga dan Jeongwoo tidak perlu datang untuk balas dendam.

Tak!

Junkyu mengalihkan perhatiannya dari lantai keramik ke meja. Hyunsuk meletakkan segelas susu cokelat di depannya.

"Maaf kalo jawaban gue kasar, tapi gue lebih suka berterus terang kalo dimintai pendapat," ujar Hyunsuk seraya duduk di kursi sebelah Junkyu.

Junkyu menggeleng, tersenyum tipis. "Gapapa, hyung. Lagian aku sendiri yang minta pendapat Hyung."

Hyunsuk ikut tersenyum. "Tapi Kyu, kalo gue jadi papa lo, mungkin gue juga bakalan ngelakuin hal yang sama dan gak inget sama hukum. Gimana pun juga, orang tua mana yang bisa nahan diri untuk nggak bunuh aja orang yang udah ngerusak masa depan anaknya? Apalagi anak satu-satunya yang udah dia besarin sendirian selama bertahun-tahun. Ngedenger cerita papa lo yang kayak gitu, gue tau kalau beliau pasti punya harapan besar ke elo."

Junkyu terdiam. Merasa tertampar dengan ucapan Hyunsuk yang baru dia sadari.

Teringat dengan apa yang dia katakan pada Haruto, tentang dirinya yang rela diperlakukan bagaimana saja oleh laki-laki Watanabe itu. Melupakan harapan Taeyang padanya.

Ah, semuanya baik-baik saja selama aku masih rajin minum obat itu. Gapapa, gapapa.

Junkyu menggeleng sambil meraih segelas susu cokelat yang disajikan, menyudahi pergelutan batinnya dengan menjawab Hyunsuk. "Nggak ada."

Babysitter || HaruKyu Treasure [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang