BAB 10

722 74 0
                                    

"Punteeenn

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Punteeenn...! Gofuuuudd...!"

Pulang sekolah bukannya langsung pulang ganti baju malah keluyuran dan dengan kurang ajarnya berteriak di depan rumah orang.

Eh tapi kalau keluyurannya ke rumah Junkyu sih tidak apa-apa, Jihoon kan tetangga samping rumah. Tapi bukan lima langkah dari rumah.

Berkali-kali Jihoon menggedor-gedor pintu rumah keluarga Kim, tapi tidak ada yang menyahut atau bahkan membukakan pintu, apalagi melempar sandal padanya.

Jihoon lalu beralih ke garasi di samping rumah.

"Kosong," gumamnya sambil jalan kembali ke pintu depan. "Berarti Papa Taeyang belum pulang. Pantes gaada yang jawab."

Langsung masuk aja deh kalo gitu, batinnya.

Tanpa basa-basi lagi, Jihoon memutar knop pintu dan masuk. Langkahnya yang lebar langsung menuju ke kamar Junkyu. Dia sudah hafal dimana letak kamar putra semata wayang Taeyang itu. Tidak lupa setelah tadi menutup kembali pintu setelah masuk.

Jihoon berhenti di depan pintu bercat coklat muda dengan gantungan kayu bertuliskan "Junkyu Ganteng valid pokoknya!" di permukaannya.

Huek. Jihoon memasang ekspresi muntah pelangi dan berusaha abai dengan gantungan nama norak itu.

"Kyu, lo di dalem?" tanya Jihoon sambil mengetuk pintu sebanyak tiga kali.

Tidak lama kemudian, terdengar suara rendah menjawab. "Siapa?"

Hati Jihoon merasa sedikit lega mendengar suara Junkyu. Dia pikir Junkyu tidak akan mau bicara lagi dengannya. Tapi sahutan itu cukup untuk menepis keraguan sesaatnya.

"Ini gue, Jihoon. Gue khawatir sama lo, anjir," omel Jihoon di depan pintu. "Kenapa tadi gak masuk?"

"Hehe, maaf ya, Hoon. Aku emang lagi gak enak badan aja. Tapi its okay, besok Senin aku masuk, kok."

Jihoon bertambah lega mendengar sahutan panjang tersebut. Sahutan Junkyu seolah mengatakan kalau laki-laki itu lupa dengan perang dingin mereka.

Tapi Jihoon tidak berharap Junkyu lupa begitu saja. Dia ingin minta maaf dengan benar dan mengakui kesalahannya.

"Iya, deh," gumam Jihoon. "Betewe, Kyu, gue izin masuk, ya? Gue mau nengok elo nih, tapi gak bawa apa-apa. Besok baru dibawain sama Yoshi dan Hyunsuk hyung. Gapapa, kan?"

Edan.

"Ng-nggak usah, Hoon!" sahut Junkyu cepat dari balik pintu. "Gapapa, kok. Tapi tolong kamu pulang aja, ya Hoon? Aku lagi lemes banget, pengen istirahat sendiri. Maaf ya."

Jihoon mengerutkan kening. Tidak biasanya Junkyu mengusirnya begini, meski dengan cara yang halus. Biasanya juga dengan senang hati karena lumayan ada yang bisa disuruh-suruh selagi dia berbaring.

"Lo... lo masih marah sama gue, ya Kyu?" tanya Jihoon, sebelah tangannya mengusap permukaan pintu kamar Junkyu. "Gue minta maaf udah ngeraguin dan marahin elo. Gue gak bermaksud gitu, gue tuh beneran khawatir sumpah. Maafin gue."

Babysitter || HaruKyu Treasure [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang