BAB 32

377 55 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Apa yang gue lakuin kalo Cio ngejauhin gue? Hmm... ya gue jauhin juga-lah. Gue biarin dia ngambek sendirian. Pernah loh, gue nemu dia lagi ngambek sambil jongkok depan pager rumah. Udah kayak anak ilang aja, untung aja gak ilang beneran."

Junkyu menatap datar pada Yoshi yang terus mengoceh tentang keuwuan Mashiho ketika ngambek. Seolah-olah jawabannya itu sudah dijadikan jawaban terbaik di brenli.

"Ish, aku serius, Yoshi-ya! Jangan becanda!" Junkyu memukul lengan Yoshi.

"Aduh! Ish, gue serius juga, anying," bela Yoshi seraya mengusap lengannya yang dipukul. Kini raut mukanya jadi serius, menciutkan mental tempe macem Junkyu.

Iya, Yoshi kalo serius mukanya jadi serem gitu. Ngalahin Teke-Teke sama Asahi yang kalo kelamaan diem suka kayang tiba-tiba atau joget gak jelas.

Serem, kan? Tapi ketidakjelasan Asahi ini bukan karena papan Oujia punyanya Junkyu. Asahi tanpa harus kesurupan pun memang sudah begitu dari sananya.

"Kalo Cio ngambek dan jauhin gue ya... gue juga lakuin itu," sambung Yoshi.

"Bukannya harus dibujuk, ya?" tanya Junkyu, masih tidak percaya dengan jawaban Yoshi.

"Itu sih tergantung dari sifat orangnya, Kyu. Kan lo nanya apa yang gue lakuin, kan? Ya gue jawab sebagai gue, lah," ujar Yoshi. "Gue kayak gitu ke Cio karena Cio tipe yang kalo dibujuk malah makin ngambek dia. Eh, gue jadi keinget dia pernah ngejar gue pake bawa-bawa pisau daging, pas gue bujuk buat cerita masalahnya dia pas dia masih SD. Seakan gak cukup, dia lempar itu pisau sampe nancep di tembok. Untung gue sempet ngehindar."

Ternyata ada yang lebih serem daripada Yoshi.

"Jadi gue pun berpikir kalo dia mau sendiri dulu buat nenangin diri, tapi ya tetep gue bilangin kalo ada masalah tinggal ngomong aja ke gue. Gue gak nuntut lagi ke dia buat cerita masalahnya sebelum dia sendiri yang cerita."

"Nah, pas gue jauhin gitu, lama-lama dia akhirnya deketin gue lagi terus ngomong masalahnya apa. Sekali lagi gue tekankan, ini tergantung pada sifat orangnya."

Nah, kali ini Junkyu percaya. Tapi tak yakin bisa mengaplikasikannya juga pada Haruto yang bisanya marah-marah doang.

"Lagian Kyu..." sambung Yoshi. "Kalo orang yang jauhin elo masih sayang sama lo, mau sejauh apapun dia pergi, mau sengambek apapun dia, dia bakalan balik karena dia sayang elo."

_____  _____

"Tapi gaada salahnya juga dilakuin," gumam Junkyu, mengakhiri pemutaran kembali ingatannya saat mengobrol dengan Yoshi. "Sekalian buat nguji apakah Haruto sayang aku apa enggak."

Ya jelas enggak-lah, dodol. Kan udah dibilangin! Suara Jihoon tiba-tiba terngiang di kepala Junkyu setelah Junkyu menyelesaikan monolognya.

"Ish, dasar sirik," desis Junkyu seraya menepuk sendiri pipinya yang kenyal. Berusaha mengenyahkan bayangan Jihoon dari pikirannya.

Babysitter || HaruKyu Treasure [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang