----
Cass mematri langkah menuju taman belakang yang dikelilingi pagar tumbuhan setinggi manusia, sesuai dengan pembagian tugas yang diberikan oleh Rolex. Tidak bisa dihitung sudah berapa kali nama Lingga disebutkan, namun sang pemilik nama tetap tidak menunjukkan batang hidungnya.
"Lingga!"
Cass memasuki pintu Gardening Club yang terbuat dari rotan dipenuhi tanaman merambat. Kalau bermain petak umpet, tempat ini jadi tempat yang paling nyaman untuk bersembunyi setidaknya sebelum menyerah karena ingin buang air.
Meski tidak ada tanda-tanda Lingga di sana, langkah masih menggiringnya masuk ke tempat yang saat ini dipenuhi tanaman dan semak belukar, tidak ada lagi bunga indah penuh warna yang ditanam sore hari bersama sunset yang menemani.
Cass jarang memasuki tempat ini sebelumnya, dia masih mengingat betapa kesalnya anak Gardening Club ketika Cass dan timnya tidak sengaja menendang bola masuk dan menghancurkan tanaman mereka. Tidak ada satu pun dari timnya yang ingin bertanggung jawab soal itu, hanya dibalas dengan canda tawa rasanya sudah cukup.
Gadis itu tertawa singkat mengingat masa-masa itu, bukan salahnya menempatkan lapangan di samping taman. Sangat memorable rasanya rindu dan ingin kembali.
"Woy! Lingga! Jangan ngumpet! kita nggak lagi main petak umpet, 'kan, bego?"
Cass mengedarkan pandang berharap Lingga ada di sana. Namun, nihil. Tatapan akhirnya jatuh pada patung berbentuk manusia bersayap dipenuhi lumut, duduk di tengah taman dengan keran air di tangannya. Tidak terasa rupanya Cass bisa bergidik ngeri melihat pemandangan itu.
"Kalo ngumpet di sini nggak takut dipatok ular apa?" Bermonolog tanpa mengalihkan tatap dari patung yang duduk di depannya.
Tap
Tap
Tap
Cass berbalik arah tatkala mendengar derap langkah kaki terdengar dari luar taman. Gadis itu memicingkan mata untuk melihat, yang ada di pikirannya saat ini mungkin hanya Lingga. Dirasa pengelihatan kurang jelas lantaran terhalang pagar tumbuhan lebat setinggi manusia, gadis itu memilih melangkah keluar dari taman lalu berbelok ke tempat sosok itu berada.
Tertegun untuk sesaat setelah melihat lelaki berambut pirang dengan hoodie abu-abu tengah mengobrak-abrik tumpukan plastik hitam di samping incinerator.
"Jack? Ngapain kamu di sini? Bukannya kamu periksa di asrama cowok?" Cass berjalan mendekati Jack yang masih tidak bergeming.
Lagi-lagi lelaki itu hanya mengabaikan kehadiran Cass di sana. Sibuk dengan urusan tumpukan sampah dan plastik hitam yang berada di samping incinerator yang terletak di tengah antara kantin dan taman. Tidak lama kemudian ketika dirasa sudah menemukan barang yang dimaksud, jemarinya merogoh isi plastik tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
HEREAFTER ✓
AdventureCompleted story✓ Setelah upaya bertahan hidup dari maraknya wabah mematikan mayat berjalan-yang mereka sebut walkers. Bangkit mutasi baru yang menciptakan makhluk perangkak yang tinggal di kegelapan. The Night Crawler. Salah satu dari mereka berkhia...